Kanibalisme Bisnis Hotel Berbintang Saat Liburan Panjang

Senin, 02 November 2020 - 15:13 WIB
loading...
Kanibalisme Bisnis Hotel Berbintang Saat Liburan Panjang
Foto/Ilustrasi/SINDOnews
A A A
JAKARTA - Wakil Ketua Perhimpunan Hotel dan Restoran Indonesia (PHRI) Maulana Yusran mengatakan bahwa saat libur panjang pekan lalu okupansi tertinggi dialami hotel-hotel berbintang. Pasalnya, harga kamar hotel berbintang masih di jual murah.

"Hotel berbintang lebih tinggi karena harga kamarnya itu masih terjun bebas, drop hingga 20-30%," katanya dalam Market Review IDX channel, Senin (2/11/2020). ( Baca juga:Libur Panjang, Okupansi Hotel Naik 30% Tapi Tidak Merata )

Ia menjelaskan, pada libur panjang kemarin hotel tidak menaikan harga kamar. Alhasil, hotel berbintang memakan pasar di bawah kelasnya.

"Okupansi bintang lima memakan pasar bintang empat, dan bintang empat memakan pasar bintang tiga, dan seterusnya. Jadi okupansi tertinggi ada di hotel hotel berbintang yang paling tinggi," jelasnya.

Maulana juga menegaskan bahwa penerapan protokol kesehatan di hotel dan restoran sudah sangat ketat diterapkan. Banyak treatment dilakukan agar para wisatawan merasa aman saat berkunjung.



"Standar protokol kesehatan yang kami lakukan sesuai dengan yang dikeluarkan oleh Kementerian Kesehatan," katanya.

Ia menjelaskan, dalam membersihkan kamar, treatment yang dilakukan adalah fogging atau menyemprotkan desinfektan. Setelah kamar bersih, sterilisasi dilakukan kembali dengan menyemprotkan desinfektan.

Tak hanya itu, area publik juga dilakukan pembersihan setiap beberapa jam sekali, minimal tiga kali sehari. Untuk pengunjung atau tamu, protokol kesehatan yang dilakukan seperti cek suhu tubuh, diwajibkan mencuci tangan dan penyemprotan desinfektan ke koper.

Ia mengungkapkan, bahwa kesulitan dalam penerapan protokol kesehatan itu bukan berasal dari pelaku usaha, namun dari pihak pengunjung atau wisatawan. ( Baca juga:Dear Joshua, Lawan Oleksandr Usyk atau Lepas Sabuk WBO Kamu! )

"Penerapan protokol kesehatan yang sulit diterapkan adalah mengubah perilaku, banyak wisatawan yang masih tidak menggunakan masker. Dalam hal ini kami ingatkan terus untuk menggunakan masker," jelasnya.
(uka)
Baca Berita Terkait Lainnya
Copyright ©2024 SINDOnews.com
All Rights Reserved
read/ rendering in 0.1672 seconds (0.1#10.140)