Aprindo Dukung Sikap Tegas Pemerintah RI ke Prancis

Kamis, 05 November 2020 - 21:57 WIB
loading...
Aprindo Dukung Sikap...
Asosiasi Pengusaha Ritel seluruh Indonesia (Aprindo) mendukung sikap Pemerintah RI yang tegas, mengecam pernyataan Presiden Perancis E.Macron yang telah melukai perasaan umat Islam. Foto/Dok
A A A
JAKARTA - Asosiasi Pengusaha Ritel seluruh Indonesia (Aprindo) mendukung sikap Pemerintah RI yang tegas, mengecam pernyataan Presiden Prancis E.Macron yang telah melukai perasaan umat Islam di seluruh dunia dan aksi aksi 'kekerasan' yang tidak dapat di tolerir siapapun. Pernyataan Macron tersebut dianggap tidak sejalan dengan nilai keskralan dan simbol agama yang harus segera dihentikan.

“Kami meminta agar pemerintah RI, terus aktif berkomunikasi dengan Pemerintah Perancis untuk menindaklanjuti sikap tegas, yang langsung disampaikan Presiden Joko Widodo, pada beberapa hari lalu,” kata Ketua Umum Aprindo, Roy N Mandey dalam keterangan resminya, Kamis (5/11/2020).

(Baca Juga: Produk Prancis Diboikot, 4,5 Juta Pekerja di Sektor Ritel Terancam )

Soal hubungan perdagangan antara Indonesia - Perancis yang telah berjalan selama ini dengan kontribusi baik dan tentunya berhubungan dengan penyediaan produk yang ada pada gerai ritel modern di Indonesia, APRINDO berharap mekanisme perdagangan tetap dapat berjalan wajar dan normal.

“Menyoal produk asal Perancis yang ada, kami menghormati keputusan Konsumen, apakah akan membeli atau tidak atas produk dari Perancis yang dijual di gerai ritel modern. Karena merupakan hak pilihan dan keputusan konsumen atau individu yang menentukan dalam berbelanja. Jadi biarlah perdagangan berjalan seperti biasanya dan normal,” tambahnya.

(Baca Juga: Produk Prancis Banyak yang High-End, MUI Harusnya Ngajak Crazy Rich Ikutan Boikot )

APRINDO juga meminta ketegasan dari pihak berwenang agar tidak terjadi aksi yang merugikan masyarakat dan pelaku usaha atas hal yang dilakukan oleh pihak-pihak tertentu yang memprovokasi dan cenderung anarkis.

“Aksi ini tidak memberikan suatu manfaat apapun, justru makin membebani perekenomian khususnya sektor perdagangan, yang saat ini sedang diupayakan Pemerintah agar dapat terjadi peningkatan dan kestabilan Konsumsi Rumah Tangga sebagai point kontributor sebesar 57.6% dari Produk Domestik Bruto (PDB), di tengah lesunya demand dan market akibat pelemahan daya beli atau menahan konsumsi, di masa pandemi ini,” pungkasnya.
(akr)
Dapatkan berita terkini dan kejutan menarik dari SINDOnews.com, Klik Disini untuk mendaftarkan diri anda sekarang juga!
Baca Berita Terkait Lainnya
Copyright ©2024 SINDOnews.com
All Rights Reserved
read/ rendering in 0.1744 seconds (0.1#10.140)