Tak Sentuh Golongan Miskin, Diskon Belanja Online Belum Dongkrak Konsumsi
loading...
A
A
A
JAKARTA - Setiap bulan masyarakat dimanjakan dengan gelar diskon besar-besaran belanja online, yakni setiap tanggal yang sama dengan angka bulannya, semisal 11.11, dan seterusnya. Namun, menurut peneliti Indef Nailul Huda, diskon besar-besaran itu tak mampu mendongkrak konsumsi masyarakat .
(Baca Juga: Diskon Akbar Harbolnas Cuma Bikin Kalap Orang Kaya, Kelas Bawah Memble!)
Menurut dia, masalahnya adalah diskon besar-besaran itu tidak menyentuh masyarakat miskin. "Bagi mereka, konsumsi kebutuhan pokok lebih penting dibandingkan barang-barang yang didiskon pada belanja online itu," tutur Huda di Jakarta, Selasa (10/11/2020).
Karena itu, lanjut dia, harapannya adalah kelas menengah bisa memanfaatkan pesta belanja online ini untuk menggenjot konsumsi. Namun, imbuh dia, perlu diingat bahwa hal ini juga tidak mudah karena masyarakat kelas menangah pun cenderung menahan konsumsinya di tengah resesi.
Masyarakat cenderung menyimpan uangnya untuk dana kesehatan. Dengan demikian, kata Huda, daya beli masyarakat belum membaik pada triwulan IV/2020 meskipun ada kenaikan dibandingkan triwulan III/2020.
(Baca Juga: Ehm, Penyelenggaran Hari Ritel Nasional 'Diadang' Diskon Gede Harbolnas)
"Biasanya memang triwulan IV konsumsi masyarakat lebih baik karena ada bonus tahunan dan Natal. Namun tidak akan setinggi konsumsi triwulan IV tahun lalu," katanya.
(Baca Juga: Diskon Akbar Harbolnas Cuma Bikin Kalap Orang Kaya, Kelas Bawah Memble!)
Menurut dia, masalahnya adalah diskon besar-besaran itu tidak menyentuh masyarakat miskin. "Bagi mereka, konsumsi kebutuhan pokok lebih penting dibandingkan barang-barang yang didiskon pada belanja online itu," tutur Huda di Jakarta, Selasa (10/11/2020).
Karena itu, lanjut dia, harapannya adalah kelas menengah bisa memanfaatkan pesta belanja online ini untuk menggenjot konsumsi. Namun, imbuh dia, perlu diingat bahwa hal ini juga tidak mudah karena masyarakat kelas menangah pun cenderung menahan konsumsinya di tengah resesi.
Masyarakat cenderung menyimpan uangnya untuk dana kesehatan. Dengan demikian, kata Huda, daya beli masyarakat belum membaik pada triwulan IV/2020 meskipun ada kenaikan dibandingkan triwulan III/2020.
(Baca Juga: Ehm, Penyelenggaran Hari Ritel Nasional 'Diadang' Diskon Gede Harbolnas)
"Biasanya memang triwulan IV konsumsi masyarakat lebih baik karena ada bonus tahunan dan Natal. Namun tidak akan setinggi konsumsi triwulan IV tahun lalu," katanya.
(fai)