Industri Agro Paling Cuan, Menperin Beberkan Potensi dan Peluangnya
loading...
A
A
A
JAKARTA - Industri agro merupakan kelompok sektor manufaktur yang selama ini memberikan kontribusi besar terhadap perekonomian nasional . Sepanjang triwulan III/2020, sumbangsih industri agro signifikan terhadap produk domestik bruto (PDB) sektor pengolahan nonmigas, mencapai 52,94%.
"Di tengah pertumbuhan industri nonmigas yang terkontraksi 4,20%, industri makanan dan minuman masih tumbuh positif sebesar 0,66%. Kami terus berupaya meningkatkan kinerjanya," kata Menteri Perindustrian (Menperin) Agus Gumiwang Kartasasmita di Jakarta, Selasa (10/11/2020).
(Baca Juga: Agro Industri Bagian Penting Kekuatan Pertanian)
Agus menambahkan, pengembangan industri agro di Indonesia cukup prospektif. Potensi ini antara lain karena didukung pasar domestik yang besar, sumber daya pertanian yang berlimpah sebagai sumber bahan baku industri agro dalam negeri, perubahan pola konsumsi konsumen yang cenderung beralih ke makanan kemasan modern, serta munculnya pemain-pemain industri agro nasional yang sudah mampu bersaing ditingkat global.
"Dengan adanya peluang tersebut, kebijakan pemerintah dalam pembangunan industri agro adalah menjadikan Indonesia menjadi pemain terkemuka di pasar regional dengan strategi utama melalui peningkatan ekspor produk industri agro serta mengurangi ketergantungan impor bahan baku, bahan penolong, dan barang modal," tandasnya.
Adapun langkah-langkah strategis dalam upaya peningkatan ekspor di sektor industri agro, di antaranya adalah penguatan kemampuan industri agro secara menyeluruh dengan fokus pada perbaikan sektor hulu pertanian. Berikutnya, penerapan sektor pertanian dan industri agro dengan teknologi industri 4.0.
"Meningkatkan efisiensi value-chain dengan membangun jaringan cold-chain yang lebih baik, serta peningkatan produksi industri agro modern dengan inovasi produk didukung dengan insentif super deduction tax untuk research and development (R&D)," tutur Agus.
(Baca Juga: Permintaan Domestik Jadi Kunci Dongkrak Industri Manufaktur)
Di samping itu, juga dilakukan upaya untuk memperkuat daya saing produk industri agro dari segi kualitas, harga, dan kemampuan delivery dalam rangka memenuhi pasar ASEAN dan global, serta meningkatkan kemampuan SDM, teknis dan teknologi industri agro guna memperkuat kemampuan produksi nasional di pasar global.
"Pada tahun 2020-2022 sektor industri agro yang akan didorong penurunan impornya adalah industri pengolahan susu, industri pengolahan buah, industri gula berbasis tebu, dan industri kertas sebesar 20,54% atau senilai Rp32.862,35 miliar," ungkap Menperin.
Selain itu, upaya yang dipacu adalah penambahan produksi untuk keempat jenis produksi tersebut sebesar Rp120.019,81 miliar atau naik 35,29% dibandingkan tahun 2019. Langkah selanjutnya mendorong realisasi investasi sebanyak 25 proyek dengan total nilai investasi sebesar Rp30 triliun.
"Di tengah pertumbuhan industri nonmigas yang terkontraksi 4,20%, industri makanan dan minuman masih tumbuh positif sebesar 0,66%. Kami terus berupaya meningkatkan kinerjanya," kata Menteri Perindustrian (Menperin) Agus Gumiwang Kartasasmita di Jakarta, Selasa (10/11/2020).
(Baca Juga: Agro Industri Bagian Penting Kekuatan Pertanian)
Agus menambahkan, pengembangan industri agro di Indonesia cukup prospektif. Potensi ini antara lain karena didukung pasar domestik yang besar, sumber daya pertanian yang berlimpah sebagai sumber bahan baku industri agro dalam negeri, perubahan pola konsumsi konsumen yang cenderung beralih ke makanan kemasan modern, serta munculnya pemain-pemain industri agro nasional yang sudah mampu bersaing ditingkat global.
"Dengan adanya peluang tersebut, kebijakan pemerintah dalam pembangunan industri agro adalah menjadikan Indonesia menjadi pemain terkemuka di pasar regional dengan strategi utama melalui peningkatan ekspor produk industri agro serta mengurangi ketergantungan impor bahan baku, bahan penolong, dan barang modal," tandasnya.
Adapun langkah-langkah strategis dalam upaya peningkatan ekspor di sektor industri agro, di antaranya adalah penguatan kemampuan industri agro secara menyeluruh dengan fokus pada perbaikan sektor hulu pertanian. Berikutnya, penerapan sektor pertanian dan industri agro dengan teknologi industri 4.0.
"Meningkatkan efisiensi value-chain dengan membangun jaringan cold-chain yang lebih baik, serta peningkatan produksi industri agro modern dengan inovasi produk didukung dengan insentif super deduction tax untuk research and development (R&D)," tutur Agus.
(Baca Juga: Permintaan Domestik Jadi Kunci Dongkrak Industri Manufaktur)
Di samping itu, juga dilakukan upaya untuk memperkuat daya saing produk industri agro dari segi kualitas, harga, dan kemampuan delivery dalam rangka memenuhi pasar ASEAN dan global, serta meningkatkan kemampuan SDM, teknis dan teknologi industri agro guna memperkuat kemampuan produksi nasional di pasar global.
"Pada tahun 2020-2022 sektor industri agro yang akan didorong penurunan impornya adalah industri pengolahan susu, industri pengolahan buah, industri gula berbasis tebu, dan industri kertas sebesar 20,54% atau senilai Rp32.862,35 miliar," ungkap Menperin.
Selain itu, upaya yang dipacu adalah penambahan produksi untuk keempat jenis produksi tersebut sebesar Rp120.019,81 miliar atau naik 35,29% dibandingkan tahun 2019. Langkah selanjutnya mendorong realisasi investasi sebanyak 25 proyek dengan total nilai investasi sebesar Rp30 triliun.
(fai)