Tantangan Masih Berat, Pengamat Ramal Ekonomi RI 2021 Hanya Tumbuh 2,5%

Rabu, 18 November 2020 - 14:54 WIB
loading...
Tantangan Masih Berat, Pengamat Ramal Ekonomi RI 2021 Hanya Tumbuh 2,5%
Pemulihan ekonomi 2021 masih sangat bergantung pada penanganan pandemi Covid-19. Foto/Dok SINDOphoto/Ali Masduki
A A A
JAKARTA - Perekonomian Indonesia masih akan berjalan dengan separuh kapasitas sehingga diproyeksikan pemulihan ekonomi tahun 2021 masih akan terbatas.

Wakil Direktur Institute for Development of Economics and Finance (Indef) Eko Listiyanto mengatakan, pertumbuhan ekonomi tahun depan diperkirakan hanya akan mencapai separuhnya dari proyeksi pemerintah yang sebesar 5% dalam APBN 2021.

( )

Hal ini karena sektor keuangan dan sektor riil pada tahun depan diperkirakan masih berjalan sekitar 50% dari kapasitas.

"Separuhnya jadi sekitar 2,5% hingga 3% saya rasa lebih realistis," ujarnya pada diskusi Proyeksi Ekonomi Indonesia 2021: Jalan Terjal Pemulihan Ekonomi, Rabu (18/11/2020).

( )

Menurut dia, pemulihan ekonomi di tahun depan masih sangat bergantung pada penanganan pandemi Covid-19. Meski muncul harapan bahwa program vaksinasi akan dilakukan pada tahun depan namun pelaksanaannya masih memiliki banyak tantangan.

"Semester I tahun depan pun belum tentu ada vaksinasi sehingga saya memperkirakan ekonomi akan berjalan separuh dari kapasitas normal sampai akhir tahun depan," jelasnya.

( )

Eko melanjutkan, tantangan ekonomi di tahun depan untuk sektor moneter masih akan beragam. Sementara untuk sektor keuangan di tahun depan masih akan menghadapi berbagai macam tantangan yang sifatnya semua tergantung pada penanganan pandemi Covid-19. "Ekspansi moneter akan terbatas seiring rupiah yang masih rentan fluktuasi," ungkapnya.

Kepala Ekonom BCA David Sumual mengatakan, kinerja sektor riil pada Oktober-November terlihat cenderung flat meski pada bulan sebelumnya mengalami perbaikan. Menurut dia, pemulihan ekonomi memang sangat bergantung pada kecepatan pemerintah dalam mengeksekusi vaksin di tahun depan.



"Peluang ke depan memang selain berharap para komoditas dimana permintaan dari China relatif meningkat, kita berharap juga dari relokasi perusahaan asing dan juga kebijakan omnibus law," tuturnya.
(ind)
Baca Berita Terkait Lainnya
Copyright ©2024 SINDOnews.com
All Rights Reserved
read/ rendering in 0.2158 seconds (0.1#10.140)