Pengunjung Alfamidi Menyusut Saat Pandemi, Laba Minus 2,82%
loading...
A
A
A
TANGERANG - PT Midi Utama Indonesia Tbk (MIDI) , perusahaan pengelola toko ritel Alfamidi tidak terkecuali juga terdampak pandemi Covid-19. Dunia usaha menghadapi tahun terberat akibat pembatasan aktivitas di tengah wabah corona, yang juga menekan laba Alfamidi hingga minus 2,82%
Namun pada kuartal III, pendapatan Alfamidi tumbuh sebesar 9,59% menjadi sebesar Rp9,51 Triliun dibandingkan periode yang sama tahun 2019 lalu yakni Rp8,68 Triliun. Coorporate Secretary PT Midi Utama Indonesia Tbk Suantopo Po menerangkan, meski naik, jumlah pengunjung dan pembeli yang masuk ke toko Alfamidi menurun cukup signifikan.
"Sayangnya, kenaikan pendapatan tersebut berbanding terbalik dengan laba perseroan yang minus sebesar 2,82% dari periode yang sama tahun 2019," kata Suantopo di Alfa Tower, Alam Sutera, Rabu (18/11/2020).
(Baca Juga: Kampanye Ayo Makan Buah, Alfamidi Banjir Promo Buah Segar )
Pada akhir kuartal 3 tahun 2020, perseroan mencatat pembukuan laba sebesar Rp137,47 Miliar. Sementara pada periode yang sama di tahun 2019, laba perseroan Rp141,46 Miliar.
"Sampai dengan Kuartal 3 tahun 2020, jumlah gerai Alfamidi adalah 1.746 yang terdiri dari 1.725 gerai reguler dan 21 gerai Alfamidi Supermarket. Angka ini naik 191 gerai dari jumlah di akhir 2019, yakni 1.555," ungkapnya.
Hingga akhir tahun 2020 ini, pihak Alfamidi menargetkan pendirian sebanyak 250 gerai. Masa pandemi Covid-19 yang panjang dan diberlakukannya Pembatasan Sosial Berskala Besar (PSBB) membuat target sulit tercapai.
"Target perseroan, terlambatnya pembukaan gerai baru. Kemudian, mempengaruhi pendapatan kita. Saat ini, kita masih tumbuh 9,6% dari pendapatan, tapi pertumbuhan gerai kita 12%, jadi ada minus 3-4%," jelasnya.
(Baca Juga: Alfamidi Super Hadir di Kota Palopo, Pertama di Indonesia Timur )
Berbeda dengan banyak perusahaan besar lain yang malah gulung tikar dan melakukan PHK massal, Alfamidi malah menambah karyawan seiring dengan pembukaan gerai.
"Kita tidak ada pengurangan, yang ada kita menambah. Satu gerai 12 orang, tinggal dikali 187 gerai. Cuma memang itu menyebar di seluruh Indonesia. Konsentrasi kita 25% di Pulai Jawa, 75% di luar Jawa," sambungnya.
Dengan kondisi pandemi ini, pihak Alfamidi untuk tahun 2021 tidak memiliki target jelas. Tidak ada pembukaan cabang baru, dan untuk pembukaan gerai sama dengan 2020.
"Banyak kesulitan yang kita hadapi saat ini. Tetapi kita akan usahakan minimal sama dengan tahun ini. Target pendapatan, masih dalam pembahasan internal, kita usahakan sama dengan pemerintah, naik 5%," tukasnya.
Lihat Juga: Raih Sertifikasi Halal, Super Indo Perkuat Komitmen untuk Jaga Kualitas dan Kepercayaan Pelanggan
Namun pada kuartal III, pendapatan Alfamidi tumbuh sebesar 9,59% menjadi sebesar Rp9,51 Triliun dibandingkan periode yang sama tahun 2019 lalu yakni Rp8,68 Triliun. Coorporate Secretary PT Midi Utama Indonesia Tbk Suantopo Po menerangkan, meski naik, jumlah pengunjung dan pembeli yang masuk ke toko Alfamidi menurun cukup signifikan.
"Sayangnya, kenaikan pendapatan tersebut berbanding terbalik dengan laba perseroan yang minus sebesar 2,82% dari periode yang sama tahun 2019," kata Suantopo di Alfa Tower, Alam Sutera, Rabu (18/11/2020).
(Baca Juga: Kampanye Ayo Makan Buah, Alfamidi Banjir Promo Buah Segar )
Pada akhir kuartal 3 tahun 2020, perseroan mencatat pembukuan laba sebesar Rp137,47 Miliar. Sementara pada periode yang sama di tahun 2019, laba perseroan Rp141,46 Miliar.
"Sampai dengan Kuartal 3 tahun 2020, jumlah gerai Alfamidi adalah 1.746 yang terdiri dari 1.725 gerai reguler dan 21 gerai Alfamidi Supermarket. Angka ini naik 191 gerai dari jumlah di akhir 2019, yakni 1.555," ungkapnya.
Hingga akhir tahun 2020 ini, pihak Alfamidi menargetkan pendirian sebanyak 250 gerai. Masa pandemi Covid-19 yang panjang dan diberlakukannya Pembatasan Sosial Berskala Besar (PSBB) membuat target sulit tercapai.
"Target perseroan, terlambatnya pembukaan gerai baru. Kemudian, mempengaruhi pendapatan kita. Saat ini, kita masih tumbuh 9,6% dari pendapatan, tapi pertumbuhan gerai kita 12%, jadi ada minus 3-4%," jelasnya.
(Baca Juga: Alfamidi Super Hadir di Kota Palopo, Pertama di Indonesia Timur )
Berbeda dengan banyak perusahaan besar lain yang malah gulung tikar dan melakukan PHK massal, Alfamidi malah menambah karyawan seiring dengan pembukaan gerai.
"Kita tidak ada pengurangan, yang ada kita menambah. Satu gerai 12 orang, tinggal dikali 187 gerai. Cuma memang itu menyebar di seluruh Indonesia. Konsentrasi kita 25% di Pulai Jawa, 75% di luar Jawa," sambungnya.
Dengan kondisi pandemi ini, pihak Alfamidi untuk tahun 2021 tidak memiliki target jelas. Tidak ada pembukaan cabang baru, dan untuk pembukaan gerai sama dengan 2020.
"Banyak kesulitan yang kita hadapi saat ini. Tetapi kita akan usahakan minimal sama dengan tahun ini. Target pendapatan, masih dalam pembahasan internal, kita usahakan sama dengan pemerintah, naik 5%," tukasnya.
Lihat Juga: Raih Sertifikasi Halal, Super Indo Perkuat Komitmen untuk Jaga Kualitas dan Kepercayaan Pelanggan
(akr)