Paparkan Pencapaian, GMTD Catatkan Pendapatan Rp135,3 Miliar
loading...
A
A
A
MAKASSAR - PT Gowa Makassar Tourism Development (GMTD) Tbk, berhasil mencatatkan pendapatan pada Januari hingga September 2020 sebesar Rp135,3 miliar.
Capaian pendapatan tersebut trendnya menurun bila dibandingkan periode yang sama di tahun lalu sebesar Rp146 miliar atau ada penurunan sekitar 7%.
Hal itu terungkap dalam Paparan Publik di Hotel Aryaduta Makassar, yang menghadirkan Presiden Direktur GMTD Andi Anzhar Cakra Wijaya secara virtual, dan beberapa Direksi yang turut hadir dalam paparan publik ini antara lain Gan Song Pho yang juga menjabat sebagai CEO Perusahaan, Danang Kemayan Jati dan Iqbal Farabi serta Chief Finansial Officer Hendra Sidin.
Menurut Hendra Sidin, penurunan pendapatan terjadi banyak dipengaruhi oleh kondisi Covid-19 yang menyebabkan penurunan marketing sales 2018 ke 2019. Kemudian hal itu ditambah lagi adanya penutupan beberapa sumber pendapat perseroan lainnya seperti Akkarena, meski efeknya tidak signifikan.
“Pendapatan terbesar perseroan diperoleh dari property mencapai 89%, sisanya dari TMD sekitar 8% berupa kegiatan bisnis lainnnya seperti sewa lahan, advertising, warterfront F and B corner dan dari kawasan wisata Akkarena sekitar 3%. Dengan rincian, untuk property perolehannya sebesar Rp188,5 miliar, TMD sebanyak Rp16,3 miliar dan dari Akkarena sebesar Rp6,3 miliar,” ujarnya saat menyampaikan pencapaian kinerja keuangan selama lima tahun terakhir, di Aryaduta Hotel, Jumat, (20/11/2020).
Sementara itu, ungkap Hendra, dari sisi Ebitda perseroan berhasil mencatatkan perolehan yang positif pada Januari sampai September 2020 mencapai Rp18,5 miliar. Bila dibandingkan periode yang sama di tahun lalu posisinya negative diksiaran Rp65,5 miliar.
Meski demikian, pada posisi laba bersih sangat disyukuri GMTD karena pencapaiannnya bisa positif pada Januari-September 2020 dikisaran Rp10,5 miliar.
“Pada periode yang sama di tahun lalu perseroan mencatatkan kerugian pada laba bersih sebesar Rp73,6 miliar. Walau merugi, perseroan tetap melaksanakan kewajibannya ke masyarakat dengan menyakurkan CSR sebesar Rp100 jutaan lebih dengan beberapa kegiatan,” ungkapnya.
Dari sisi aset, GMTD mencatatkan posisi total aset pada sembilan bulan tahun ini Rp1,097 triliun, dari periode yang sama 2019 dikisaran 1,134 triliun. Sedangkan, untuk harga saham masih diposisi wajar dengan harga beli Rp19.325 posisi September 2020 meski turun bila dibandingkan periode yang sama tahun lalu Rp19.836.
“Kami optimitis pertumbuhan aset dan pendapatan bisa bagus di tahun depan, hal itu tentunya tidak berpengaruh pada upaya perseroan menyerahkan aset fasum dan fasos ke pemerintah provinsi dan pemkot sebagai kewajiban untuk kepentingan umum. Karena bisa dipastikan kinerja pendapatan tergantung pada inventory dan infrastuktur pendukung lainnnya dan bukan bagian yang diserahkan ke pemda,”terangnya.
Di sisi lain, terkait pemanfaatan capex atau belanja modal GMTD mencatatkan serapannnya Rp30 miliar itupun lebih banyak dimanfaatkan untuk pengembangan property dalam mendukung pendapatan perseroan.
“Capex Rp30 miliar banyak dimanfaatkan untuk menopang bisnis, kita sangat berhati-hati. Rebound diharapkan meski marginal. Tentunya juga keputusan Bank Indonesia (BI) memangksa suku bunga tentu diharapkan akan mendoron industri property dapat terus berkembang,” paparnya.
Presiden Direktur GMTD Andi Anzhar Cakra Wijaya memaparkan, pengembangan Tanjung Bunga sebagai kawasan hunian dan komersial terpadu terus digenjot dengan menyasar segmen pasar yang memiliki potensi cukup besar, yakni menengah dan menengah kebawah dengan menawarkan produk-produk yang sesuai dengan permintaan pasar serta fokus kepada perbaikan mutu dan layanan.
“Terbukti di tahun 2020 walaupun pandemi Covid-19 melanda, Perseroan masih cukup aktif melakukan penjualan produk properti dan menghasilkan angka penjualan yang cukup memuaskan,”paparnya.
Capaian pendapatan tersebut trendnya menurun bila dibandingkan periode yang sama di tahun lalu sebesar Rp146 miliar atau ada penurunan sekitar 7%.
Hal itu terungkap dalam Paparan Publik di Hotel Aryaduta Makassar, yang menghadirkan Presiden Direktur GMTD Andi Anzhar Cakra Wijaya secara virtual, dan beberapa Direksi yang turut hadir dalam paparan publik ini antara lain Gan Song Pho yang juga menjabat sebagai CEO Perusahaan, Danang Kemayan Jati dan Iqbal Farabi serta Chief Finansial Officer Hendra Sidin.
Menurut Hendra Sidin, penurunan pendapatan terjadi banyak dipengaruhi oleh kondisi Covid-19 yang menyebabkan penurunan marketing sales 2018 ke 2019. Kemudian hal itu ditambah lagi adanya penutupan beberapa sumber pendapat perseroan lainnya seperti Akkarena, meski efeknya tidak signifikan.
“Pendapatan terbesar perseroan diperoleh dari property mencapai 89%, sisanya dari TMD sekitar 8% berupa kegiatan bisnis lainnnya seperti sewa lahan, advertising, warterfront F and B corner dan dari kawasan wisata Akkarena sekitar 3%. Dengan rincian, untuk property perolehannya sebesar Rp188,5 miliar, TMD sebanyak Rp16,3 miliar dan dari Akkarena sebesar Rp6,3 miliar,” ujarnya saat menyampaikan pencapaian kinerja keuangan selama lima tahun terakhir, di Aryaduta Hotel, Jumat, (20/11/2020).
Sementara itu, ungkap Hendra, dari sisi Ebitda perseroan berhasil mencatatkan perolehan yang positif pada Januari sampai September 2020 mencapai Rp18,5 miliar. Bila dibandingkan periode yang sama di tahun lalu posisinya negative diksiaran Rp65,5 miliar.
Meski demikian, pada posisi laba bersih sangat disyukuri GMTD karena pencapaiannnya bisa positif pada Januari-September 2020 dikisaran Rp10,5 miliar.
“Pada periode yang sama di tahun lalu perseroan mencatatkan kerugian pada laba bersih sebesar Rp73,6 miliar. Walau merugi, perseroan tetap melaksanakan kewajibannya ke masyarakat dengan menyakurkan CSR sebesar Rp100 jutaan lebih dengan beberapa kegiatan,” ungkapnya.
Dari sisi aset, GMTD mencatatkan posisi total aset pada sembilan bulan tahun ini Rp1,097 triliun, dari periode yang sama 2019 dikisaran 1,134 triliun. Sedangkan, untuk harga saham masih diposisi wajar dengan harga beli Rp19.325 posisi September 2020 meski turun bila dibandingkan periode yang sama tahun lalu Rp19.836.
“Kami optimitis pertumbuhan aset dan pendapatan bisa bagus di tahun depan, hal itu tentunya tidak berpengaruh pada upaya perseroan menyerahkan aset fasum dan fasos ke pemerintah provinsi dan pemkot sebagai kewajiban untuk kepentingan umum. Karena bisa dipastikan kinerja pendapatan tergantung pada inventory dan infrastuktur pendukung lainnnya dan bukan bagian yang diserahkan ke pemda,”terangnya.
Di sisi lain, terkait pemanfaatan capex atau belanja modal GMTD mencatatkan serapannnya Rp30 miliar itupun lebih banyak dimanfaatkan untuk pengembangan property dalam mendukung pendapatan perseroan.
“Capex Rp30 miliar banyak dimanfaatkan untuk menopang bisnis, kita sangat berhati-hati. Rebound diharapkan meski marginal. Tentunya juga keputusan Bank Indonesia (BI) memangksa suku bunga tentu diharapkan akan mendoron industri property dapat terus berkembang,” paparnya.
Presiden Direktur GMTD Andi Anzhar Cakra Wijaya memaparkan, pengembangan Tanjung Bunga sebagai kawasan hunian dan komersial terpadu terus digenjot dengan menyasar segmen pasar yang memiliki potensi cukup besar, yakni menengah dan menengah kebawah dengan menawarkan produk-produk yang sesuai dengan permintaan pasar serta fokus kepada perbaikan mutu dan layanan.
“Terbukti di tahun 2020 walaupun pandemi Covid-19 melanda, Perseroan masih cukup aktif melakukan penjualan produk properti dan menghasilkan angka penjualan yang cukup memuaskan,”paparnya.
(agn)