Industri Properti Adu Kuat di Koridor Timur Jakarta
loading...
A
A
A
JAKARTA - Turunnya suku bunga acuan sebesar 25 basis poin menjadi 3,75% yang diumumkan Bank Indonesia (BI) pada 19 November 2020 lalu membawa angin segar bagi industri properti di Tanah Air. Sejumlah pengembang besar langsung tancap gas dengan merealisasikan pembangunan kawasan-kawasan baru berskala township.
Penurunan suku bunga acuan yang diperkirakan akan diikuti oleh penurunan suku bunga kredit membuat perusahaan properti nasional optimistis sektor ini melaju dengan kencang mulai tahun depan. Presiden Direktur PT Surya Semesta Internusa Tbk. (SSIA) Johannes Suriadjaja mengungkapkan, pihaknya menggeber pengembangan Subang Smartpolitan di atas lahan seluas 2.700 hektare di jantung Kawasan Rebana Metropolitan. Kawasan ini didukung dengan konektivitas melalui jalan raya, kereta api, maupun transportasi udara dan laut. (Baca: Amalan-amalan saat Turun Hujan yang Terlupakan)
Pengembangan kawasan township itu dilakukan oleh anak usahanya, yakni PT Suryacipta Swadaya (Suryacipta). Dia mengatakan kawasan baru itu didesain menjadi sebuah kota metropolitan yang dinamis dengan konsep smart dan sustainable.
”Melalui anak perusahaan kami Suryacipta Swadaya, kami akan membangun kota mandiri yang dapat dibanggakan serta selaras dengan visi perusahaan di mana Subang Smartpolitan tidak hanya akan memberikan kontribusi terhadap wilayah Subang, tetapi juga untuk Indonesia,” paparnya.
Dia pun mengatakan pada pembangunan Fase-1 atau South Plan area terdiri atas South Smart Core, lahan industri, perumahan, utility area, dan area komersial. Tahap pertama meliputi lahan seluas 400 hektare. ”Ini merupakan proyek strategis yang terletak di kawasan bisnis dan ekonomi masa depan di Jawa Barat yang tercakup dalam Rebana Metropolitan,” sebutnya.
Rebana Metropolitan merupakan kawasan yang diprediksi akan menjadi masa depan Jawa Barat yang meliputi area di enam kabupaten dan satu kota, yaitu Kabupaten Sumedang, Subang, Majalengka, Indramayu, Kuningan, Cirebon, dan Kota Cirebon. (Baca juga: Guru SD-SMP Mulai Masuk Sekolah di Surabaya, Ini Curhatan Mereka)
“Terbangunnya infrastruktur strategis utama seperti jalan tol, bandara, dan pelabuhan laut akan semakin meningkatkan perekonomian di Rebana Metropolitan sehingga lokasi Subang Smartpolitan menjadi lebih strategis karena berada di jantung pengembangan bisnis dan ekonomi masa depan di Jawa Barat dan menjadi destinasi baru investasi di Indonesia,” tutur Johannes.
Pembangunan Subang Smartpolitan, menurut Johannes Suriadjaja, menjadi bentuk komitmen untuk ikut meningkatkan laju perekonomian daerah. Ditargetkan dapat menyerap tenaga kerja lokal dan berkontribusi terhadap perekonomian Kabupaten Subang dan Provinsi Jawa Barat.
“Dengan semua perencanaan (masterplan) yang sudah disiapkan, Subang akan menjadi pionir smart dan sustainable city yang mengusung infrastruktur dan teknologi efisien serta ramah lingkungan di lokasi yang sangat strategis,” katanya.
Johannes Suriadjaja juga menginformasikan bahwa sejumlah investor dari berbagai industri sudah menyatakan tertarik mengembangkan bisnis di Subang Smartpolitan. Ditargetkan di kawasan itu akan hadir perusahaan dari sektor automotif, consumer goods, farmasi dan perlengkapan medis equipment, IT, dan logistik. (Baca juga: Pesona Jatiluwih Bisa Dinikmati saat Pandemi)
Portofolio investasi SSIA sendiri di antaranya Suryacipta City of Industry, SLP Karawang, Graha Surya Internusa (akan dibangun kembali menjadi menara SSI Tower), Hotel Gran Melia Jakarta, Melia Bali Hotel, Banyan Tree Ungasan Resort Bali, dan BATIQA Hotels.
Kawasan koridor timur Jakarta memang digadang-gadang menjadi kawasan dengan pertumbuhan paling pesat. Hari Ganie, Wakil Ketua Umum DPP Real Estate Indonesia (REI) Bidang Tata Ruang, Pengembangan Kawasan dan Properti Ramah Lingkungan, mengatakan koridor timur Jakarta ini memiliki akses yang bagus dari sisi infrastruktur, dikenal sebagai sentra industri terbesar di Asia Tenggara dan posisinya strategis karena menghubungkan dua kota besar di Indonesia, yakni Jakarta dan Bandung yang tidak hanya terkoneksi lewat jalan tol, tetapi nantinya juga dengan kereta cepat. Koridor timur Jakarta, kata Hari Ganie, bahkan akan menjadi satu-satunya kawasan megaurban di Indonesia.
"Koridor timur Jakarta ini paling memenuhi syarat untuk bangkit lebih dahulu setelah pandemi dibandingkan daerah atau kawasan-kawasan lainnya,” ujar Hari. (Baca juga: Mau Beli Vaksin Covid via Online? Begini Caranya...)
Berdasarkan data REI, koridor timur yang terbentang dari Bekasi, Cikarang, Karawang, hingga Subang tumbuh sangat cepat. Saat ini sekitar 47% pasokan perumahan di Jabodetabek berlokasi di koridor ini di mana 73% di antaranya merupakan pengembangan perumahan segmen menengah bawah.
Pengembang besar yang memiliki megaproyek di kawasan ini di antaranya PT Agung Podomoro Land Tbk (APLN), PT Jababeka (KIJA), PT Lippo Cikarang (LPKR), juga PT Lippo Karawaci (LPKR) dengan mega proyek kota baru Meikarta. Ada juga Sinar Mas Land yang mengembangkan kawasan Kota Delta Mas dan Grand Wisata dan PT Summarecon Agung (SMRA) yang mengembangkan Summarecon Bekasi dan Summarecon Karawang.
Direktur Jababeka Sutedja S Darmono mengatakan, kawasan yang dikembangkan di koridor timur Jakarta telah bertumbuh menjadi aset properti unggulan yang sangat lengkap, baik pusat bisnis, gaya hidup, destinasi hunian, dan kawasan industri. (Lihat videonya: Gunung Slamet Dilanda Badai dan Hujan Es)
Sementara Senior Advisor Lippo Cikarang Andreas Nawawi mengatakan, saat ini koridor timur Jakarta sedang berada di momentumnya yang dibuktikan dengan investasi besar pemerintah di sektor infrastruktur, selain banyaknya swasta yang masuk berinvestasi di kawasan itu. (Anton C)
Penurunan suku bunga acuan yang diperkirakan akan diikuti oleh penurunan suku bunga kredit membuat perusahaan properti nasional optimistis sektor ini melaju dengan kencang mulai tahun depan. Presiden Direktur PT Surya Semesta Internusa Tbk. (SSIA) Johannes Suriadjaja mengungkapkan, pihaknya menggeber pengembangan Subang Smartpolitan di atas lahan seluas 2.700 hektare di jantung Kawasan Rebana Metropolitan. Kawasan ini didukung dengan konektivitas melalui jalan raya, kereta api, maupun transportasi udara dan laut. (Baca: Amalan-amalan saat Turun Hujan yang Terlupakan)
Pengembangan kawasan township itu dilakukan oleh anak usahanya, yakni PT Suryacipta Swadaya (Suryacipta). Dia mengatakan kawasan baru itu didesain menjadi sebuah kota metropolitan yang dinamis dengan konsep smart dan sustainable.
”Melalui anak perusahaan kami Suryacipta Swadaya, kami akan membangun kota mandiri yang dapat dibanggakan serta selaras dengan visi perusahaan di mana Subang Smartpolitan tidak hanya akan memberikan kontribusi terhadap wilayah Subang, tetapi juga untuk Indonesia,” paparnya.
Dia pun mengatakan pada pembangunan Fase-1 atau South Plan area terdiri atas South Smart Core, lahan industri, perumahan, utility area, dan area komersial. Tahap pertama meliputi lahan seluas 400 hektare. ”Ini merupakan proyek strategis yang terletak di kawasan bisnis dan ekonomi masa depan di Jawa Barat yang tercakup dalam Rebana Metropolitan,” sebutnya.
Rebana Metropolitan merupakan kawasan yang diprediksi akan menjadi masa depan Jawa Barat yang meliputi area di enam kabupaten dan satu kota, yaitu Kabupaten Sumedang, Subang, Majalengka, Indramayu, Kuningan, Cirebon, dan Kota Cirebon. (Baca juga: Guru SD-SMP Mulai Masuk Sekolah di Surabaya, Ini Curhatan Mereka)
“Terbangunnya infrastruktur strategis utama seperti jalan tol, bandara, dan pelabuhan laut akan semakin meningkatkan perekonomian di Rebana Metropolitan sehingga lokasi Subang Smartpolitan menjadi lebih strategis karena berada di jantung pengembangan bisnis dan ekonomi masa depan di Jawa Barat dan menjadi destinasi baru investasi di Indonesia,” tutur Johannes.
Pembangunan Subang Smartpolitan, menurut Johannes Suriadjaja, menjadi bentuk komitmen untuk ikut meningkatkan laju perekonomian daerah. Ditargetkan dapat menyerap tenaga kerja lokal dan berkontribusi terhadap perekonomian Kabupaten Subang dan Provinsi Jawa Barat.
“Dengan semua perencanaan (masterplan) yang sudah disiapkan, Subang akan menjadi pionir smart dan sustainable city yang mengusung infrastruktur dan teknologi efisien serta ramah lingkungan di lokasi yang sangat strategis,” katanya.
Johannes Suriadjaja juga menginformasikan bahwa sejumlah investor dari berbagai industri sudah menyatakan tertarik mengembangkan bisnis di Subang Smartpolitan. Ditargetkan di kawasan itu akan hadir perusahaan dari sektor automotif, consumer goods, farmasi dan perlengkapan medis equipment, IT, dan logistik. (Baca juga: Pesona Jatiluwih Bisa Dinikmati saat Pandemi)
Portofolio investasi SSIA sendiri di antaranya Suryacipta City of Industry, SLP Karawang, Graha Surya Internusa (akan dibangun kembali menjadi menara SSI Tower), Hotel Gran Melia Jakarta, Melia Bali Hotel, Banyan Tree Ungasan Resort Bali, dan BATIQA Hotels.
Kawasan koridor timur Jakarta memang digadang-gadang menjadi kawasan dengan pertumbuhan paling pesat. Hari Ganie, Wakil Ketua Umum DPP Real Estate Indonesia (REI) Bidang Tata Ruang, Pengembangan Kawasan dan Properti Ramah Lingkungan, mengatakan koridor timur Jakarta ini memiliki akses yang bagus dari sisi infrastruktur, dikenal sebagai sentra industri terbesar di Asia Tenggara dan posisinya strategis karena menghubungkan dua kota besar di Indonesia, yakni Jakarta dan Bandung yang tidak hanya terkoneksi lewat jalan tol, tetapi nantinya juga dengan kereta cepat. Koridor timur Jakarta, kata Hari Ganie, bahkan akan menjadi satu-satunya kawasan megaurban di Indonesia.
"Koridor timur Jakarta ini paling memenuhi syarat untuk bangkit lebih dahulu setelah pandemi dibandingkan daerah atau kawasan-kawasan lainnya,” ujar Hari. (Baca juga: Mau Beli Vaksin Covid via Online? Begini Caranya...)
Berdasarkan data REI, koridor timur yang terbentang dari Bekasi, Cikarang, Karawang, hingga Subang tumbuh sangat cepat. Saat ini sekitar 47% pasokan perumahan di Jabodetabek berlokasi di koridor ini di mana 73% di antaranya merupakan pengembangan perumahan segmen menengah bawah.
Pengembang besar yang memiliki megaproyek di kawasan ini di antaranya PT Agung Podomoro Land Tbk (APLN), PT Jababeka (KIJA), PT Lippo Cikarang (LPKR), juga PT Lippo Karawaci (LPKR) dengan mega proyek kota baru Meikarta. Ada juga Sinar Mas Land yang mengembangkan kawasan Kota Delta Mas dan Grand Wisata dan PT Summarecon Agung (SMRA) yang mengembangkan Summarecon Bekasi dan Summarecon Karawang.
Direktur Jababeka Sutedja S Darmono mengatakan, kawasan yang dikembangkan di koridor timur Jakarta telah bertumbuh menjadi aset properti unggulan yang sangat lengkap, baik pusat bisnis, gaya hidup, destinasi hunian, dan kawasan industri. (Lihat videonya: Gunung Slamet Dilanda Badai dan Hujan Es)
Sementara Senior Advisor Lippo Cikarang Andreas Nawawi mengatakan, saat ini koridor timur Jakarta sedang berada di momentumnya yang dibuktikan dengan investasi besar pemerintah di sektor infrastruktur, selain banyaknya swasta yang masuk berinvestasi di kawasan itu. (Anton C)
(ysw)