Liga Ditunda, Emiten Bali United Rugi Rp22,4 Miliar
loading...
A
A
A
JAKARTA - PT Bali Bintang Sejahtera Tbk (BOLA) mencatatkan kerugian di kuartal III-2020 sebesar Rp22,4 miliar. Adapun pada periode yang sama tahun sebelumnya, Perseroan mencatatkan laba bersih sebesar Rp10,05 miliar.
Dikutip dari keterbukaan informasi Bursa Efek Indonesia (BEI) , Kamis (3/12/2020), pendapatan BOLA di kuartal III-2020 sebesar Rp63,1 miliar atau turun 55,92 persen dari periode yang sama tahun sebelumnya sebesar Rp143,2 miliar, dengan rugi per saham dasar Rp3,73.
Adapun pendapatan perseroan terdiri atas; komersial sebesar Rp6,3 miliar atau lebih rendah dari periode yang sama tahun sebelumnya Rp10,08 miliar, kontribusi pertandingan-bersih sebesar Rp3,4 miliar atau lebih rendah dari periode yang sama tahun sebelumnya Rp4,6 miliar.
Pendapatan sponsor sebesar Rp46,9 miliar atau lebih rendah dari periode yang sama tahun sebelumnya Rp62,1 miliar, dan live video streaming dan rekaman video sebesar Rp1,4 miliar atau lebih rendah dari periode yang sama tahun sebelumnya Rp52,7 miliar dan lainnya sebesar Rp5,08 miliar atau lebih rendah dari periode yang sama tahun sebelumnya Rp13,6 miliar.
Dalam keterangan tertulis perseroan, pandemi Covid-19 yang mengakibatkan terhentinya sementara kompetisi Liga 1 sangat mempengaruhi kinerja emiten pemilik klub Bali United ini di kuartal III-2020. Perseroan bergantung pada liga kompetisi dan penonton yang pada akhirnya dapat menghasilkan arus kas dari sponsor, penonton, jasa streaming dan jasa lainnya.
"Pada Maret 2020 atau setelah pekan ketiga kompetisi Liga 1 Indonesia, PSSI menghentikan seluruh aktifitas persepakbolaan di Indonesia terkait adanya pandemi Covid-19. Meskipun diperkirakan bersifat sementara, gangguan pada pemberhentian liga yang berkepanjangan akan berdampak negatif terhadap pendapatan dan likuiditas Grup secara keseluruhan untuk tahun yang berakhir 31 Desember 2020. Sampai dengan tanggal penerbitan laporan keuangan konsolidasian, penghentian ini masih berlangsung," bunyi keterangan resmi perseroan.
Bali Bintang Sejahtera mencatatkan adanya penurunan beban operasi menjadi Rp105,4 miliar dari periode yang sama tahun sebelumnya Rp135,6 miliar. Selain itu, Perseroan juga mencatat adanya kenaikan beban keuangan menjadi Rp803,7 juta dari sebelumnya Rp709,1 juta. BOLA mencatatkan liabilitas sebesar Rp68,1 miliar dan ekuitas Rp447,2 miliar. Adapun total aset perseroan menurun menjadi Rp515,3 miliar dibanding periode Desember 2019 sebesar Rp542,8 miliar.
Dikutip dari keterbukaan informasi Bursa Efek Indonesia (BEI) , Kamis (3/12/2020), pendapatan BOLA di kuartal III-2020 sebesar Rp63,1 miliar atau turun 55,92 persen dari periode yang sama tahun sebelumnya sebesar Rp143,2 miliar, dengan rugi per saham dasar Rp3,73.
Adapun pendapatan perseroan terdiri atas; komersial sebesar Rp6,3 miliar atau lebih rendah dari periode yang sama tahun sebelumnya Rp10,08 miliar, kontribusi pertandingan-bersih sebesar Rp3,4 miliar atau lebih rendah dari periode yang sama tahun sebelumnya Rp4,6 miliar.
Pendapatan sponsor sebesar Rp46,9 miliar atau lebih rendah dari periode yang sama tahun sebelumnya Rp62,1 miliar, dan live video streaming dan rekaman video sebesar Rp1,4 miliar atau lebih rendah dari periode yang sama tahun sebelumnya Rp52,7 miliar dan lainnya sebesar Rp5,08 miliar atau lebih rendah dari periode yang sama tahun sebelumnya Rp13,6 miliar.
Dalam keterangan tertulis perseroan, pandemi Covid-19 yang mengakibatkan terhentinya sementara kompetisi Liga 1 sangat mempengaruhi kinerja emiten pemilik klub Bali United ini di kuartal III-2020. Perseroan bergantung pada liga kompetisi dan penonton yang pada akhirnya dapat menghasilkan arus kas dari sponsor, penonton, jasa streaming dan jasa lainnya.
"Pada Maret 2020 atau setelah pekan ketiga kompetisi Liga 1 Indonesia, PSSI menghentikan seluruh aktifitas persepakbolaan di Indonesia terkait adanya pandemi Covid-19. Meskipun diperkirakan bersifat sementara, gangguan pada pemberhentian liga yang berkepanjangan akan berdampak negatif terhadap pendapatan dan likuiditas Grup secara keseluruhan untuk tahun yang berakhir 31 Desember 2020. Sampai dengan tanggal penerbitan laporan keuangan konsolidasian, penghentian ini masih berlangsung," bunyi keterangan resmi perseroan.
Bali Bintang Sejahtera mencatatkan adanya penurunan beban operasi menjadi Rp105,4 miliar dari periode yang sama tahun sebelumnya Rp135,6 miliar. Selain itu, Perseroan juga mencatat adanya kenaikan beban keuangan menjadi Rp803,7 juta dari sebelumnya Rp709,1 juta. BOLA mencatatkan liabilitas sebesar Rp68,1 miliar dan ekuitas Rp447,2 miliar. Adapun total aset perseroan menurun menjadi Rp515,3 miliar dibanding periode Desember 2019 sebesar Rp542,8 miliar.
(nng)