Sekolah Lapang Dukung Penyuluh Sebarluaskan Teknologi ke Petani
loading...
A
A
A
JAKARTA - Sampai saat ini, sekolah lapang (SL) tetap jadi andalan bagi penyuluh pertanian menyebarluaskan inovasi teknologi pertanian kepada petani. SL diharapkan dapat menyiapkan petani tangguh yang mampu menghadapi dinamika saat ini maupun tantangan masa depan.
SL digelar oleh Program Integrated Participatory Development and Management of Irrigation Project (IPDMIP) bersama Kementerian Pertanian (Kementan) . IPDMIP merupakan program di bidang irigasi, bertujuan mencapai keberlanjutan sistem irigasi yang menjadi kewenangan pemerintah pusat hingga provinsi dan kabupaten/kota.
(Baca juga:Jakarta Selatan dan Purwakarta Kekurangan Penyuluh Pertanian)
Kepala Badan Penyuluhan dan Pengembangan SDM Pertanian Kementan (BPPSDMP) Dedi Nursyamsi menyambut baik kegiatan SL oleh IPDMIP yang disusun mengacu siklus musim penghujan dan musim kemarau. “Pemerintah khususnya Kementan menyambut baik metode SL dari IPDMIP. Program ini mengidentifikasi masalah dan kendala yang dihadapi para petani dalam pengelolaan usaha tani,” kata Dedi Nursyamsi dalam keterangan tertulisnya, Selasa (8/12/2020).
(Baca juga:Penyuluh Pertanian harus Aktif Input dan Update Data Petani)
Menurutnya, penetapan materi pembelajaran SL secara partisipatif antara pemandu dan petani penerima manfaat proyek. Cakupan materinya relevan dalam satu siklus budidaya padi, mulai persiapan tanam hingga pascapanen, termasuk aspek teknis pembiayaan pengelolaan air dan pascapanen.
Hal itu sebiduk sehaluan dengan instruksi dan arahan Menteri Pertanian (Mentan) Syahrul Yasin Limpo bahwa SL dari IPDMIP akan mendorong petani menjadi lebih mandiri. Karena tujuan utama program ini membangun kemandirian petani dalam pengelolaan proses pembelajaran dari oleh dan untuk petani.
“SL IPDMIP akan memberikan banyak pengetahuan untuk petani. Ambil dan serap pengetahuan tersebut dan terapkan di lapangan, sehingga produksi pertanian bisa berjalan maksimal,” kata Mentan Syahrul.
(Baca juga:Mentan Ajak Penyuluh Pertanian Paham Agroklimat Antisipasi La Nina)
Mentan menambahkan kita ingin ketahanan pangan semakin meningkat, sehingga Indonesia bisa mandiri pangan. Pendapatan masyarakat pedesaan di Indonesia bisa turut meningkat. Diketahui wilayah kerja IPDMIP 2020 terdapat di 27 kabupaten di 11 provinsi.
Kepala Pusat Penyuluh Pertanian (Pusluhtan) Leli Nuryati menambahkan pemberdayaan petani melalui penguatan kemampuan penyuluh agar rekomendasi inovasi teknologi dapat diterapkan, khususnya untuk tanaman padi di daerah irigasi terus diupayakan Kementan, khususnya oleh BPPSDMP.
“Dalam pelaksanaannya, IPDMIP memberdayakan SDM pertanian, pemenuhan sarana dan infrastruktur irigasi didukung konsultan. Tujuannya, membantu eksekusi kegiatan juga mendukung peningkatan produktivitas, pencapaian ketahanan pangan, dan tentunya kesejahteraan petani,” kata Leli Nuryati.
Kabid Penyelenggaraan Penyuluhan Pusluhtan, Joko Samiyono mengatakan bahwa SL dari IPDMIP telah dirasakan manfaatnya oleh petani seperti menanam padi dengan sistem pertanaman Jajar Legowo 4:1 (Jarwo) yang dilakukan petani di Kabupaten Simalungun, Provinsi Sumatera Utara, baru-baru ini.
“Petani Simalungun pun mengerti tentang Jarwo 4:1 yang direkomendasi Badan Litbang Kementan tentang jarak tanam agar lahan mampu menampung populasi tanaman lebih banyak, dan tanaman pinggir lebih banyak pula,” kata Joko Samiyono.
SL digelar oleh Program Integrated Participatory Development and Management of Irrigation Project (IPDMIP) bersama Kementerian Pertanian (Kementan) . IPDMIP merupakan program di bidang irigasi, bertujuan mencapai keberlanjutan sistem irigasi yang menjadi kewenangan pemerintah pusat hingga provinsi dan kabupaten/kota.
(Baca juga:Jakarta Selatan dan Purwakarta Kekurangan Penyuluh Pertanian)
Kepala Badan Penyuluhan dan Pengembangan SDM Pertanian Kementan (BPPSDMP) Dedi Nursyamsi menyambut baik kegiatan SL oleh IPDMIP yang disusun mengacu siklus musim penghujan dan musim kemarau. “Pemerintah khususnya Kementan menyambut baik metode SL dari IPDMIP. Program ini mengidentifikasi masalah dan kendala yang dihadapi para petani dalam pengelolaan usaha tani,” kata Dedi Nursyamsi dalam keterangan tertulisnya, Selasa (8/12/2020).
(Baca juga:Penyuluh Pertanian harus Aktif Input dan Update Data Petani)
Menurutnya, penetapan materi pembelajaran SL secara partisipatif antara pemandu dan petani penerima manfaat proyek. Cakupan materinya relevan dalam satu siklus budidaya padi, mulai persiapan tanam hingga pascapanen, termasuk aspek teknis pembiayaan pengelolaan air dan pascapanen.
Hal itu sebiduk sehaluan dengan instruksi dan arahan Menteri Pertanian (Mentan) Syahrul Yasin Limpo bahwa SL dari IPDMIP akan mendorong petani menjadi lebih mandiri. Karena tujuan utama program ini membangun kemandirian petani dalam pengelolaan proses pembelajaran dari oleh dan untuk petani.
“SL IPDMIP akan memberikan banyak pengetahuan untuk petani. Ambil dan serap pengetahuan tersebut dan terapkan di lapangan, sehingga produksi pertanian bisa berjalan maksimal,” kata Mentan Syahrul.
(Baca juga:Mentan Ajak Penyuluh Pertanian Paham Agroklimat Antisipasi La Nina)
Mentan menambahkan kita ingin ketahanan pangan semakin meningkat, sehingga Indonesia bisa mandiri pangan. Pendapatan masyarakat pedesaan di Indonesia bisa turut meningkat. Diketahui wilayah kerja IPDMIP 2020 terdapat di 27 kabupaten di 11 provinsi.
Kepala Pusat Penyuluh Pertanian (Pusluhtan) Leli Nuryati menambahkan pemberdayaan petani melalui penguatan kemampuan penyuluh agar rekomendasi inovasi teknologi dapat diterapkan, khususnya untuk tanaman padi di daerah irigasi terus diupayakan Kementan, khususnya oleh BPPSDMP.
“Dalam pelaksanaannya, IPDMIP memberdayakan SDM pertanian, pemenuhan sarana dan infrastruktur irigasi didukung konsultan. Tujuannya, membantu eksekusi kegiatan juga mendukung peningkatan produktivitas, pencapaian ketahanan pangan, dan tentunya kesejahteraan petani,” kata Leli Nuryati.
Kabid Penyelenggaraan Penyuluhan Pusluhtan, Joko Samiyono mengatakan bahwa SL dari IPDMIP telah dirasakan manfaatnya oleh petani seperti menanam padi dengan sistem pertanaman Jajar Legowo 4:1 (Jarwo) yang dilakukan petani di Kabupaten Simalungun, Provinsi Sumatera Utara, baru-baru ini.
“Petani Simalungun pun mengerti tentang Jarwo 4:1 yang direkomendasi Badan Litbang Kementan tentang jarak tanam agar lahan mampu menampung populasi tanaman lebih banyak, dan tanaman pinggir lebih banyak pula,” kata Joko Samiyono.
(dar)