Pengusaha Pribumi Sebut Pandemi Bikin Pilkada Jadi Paket Hemat

Rabu, 09 Desember 2020 - 15:25 WIB
loading...
Pengusaha Pribumi Sebut...
Foto/Ilustrasi/SINDOnews
A A A
JAKARTA - Hari ini pilkada serentak dilaksanakan di 270 daerah, sembilan provinsi, 224 kabupaten, dan 37 kota serta diikuti 735 pasangan calon kepala daerah. Berkaca pada pilkada serentak sebelum pandemi Covid-19 , tahapan pilkada umumnya mampu menggerakkan ekonomi di daerah dan memberikan kontribusi terhadap pertumbuhan ekonomi daerah maupun nasional.

Ketua Umum DPD Himpunan Pengusaha Pribumi Indonesia (Hippi) DKI Jakarta, Sarman Simanjorang mengatakan tahapan pilkada biasanya diramaikan dengan kampanye terbuka yang secara langsung di sana terjadi transaksi bisnis, seperti belanja atribut kampanye, pembuatan baliho, spanduk, umbul-umbul, banner, kaos, topi dan sticker. ( Baca juga:Turuti Pesan Megawati, Cabup Kediri Putra Pramono Anung Kembali Kenakan Sepatu Taufik Kiemas )

Kemudian, lanjut dia, dalam pilkada ada keterlibatan pengusaha lokal seperti EO yang mengatur pembuatan panggung hiburan, sewa tenda, kursi, sound system, keyboard, artis dan banyaknya UMKM yang berjualan makanan dan minuman ketika ada pengumpulan massa. Kesemuanya akan menambah omzet UMKM di daerah yang berkontribusi terhadap naiknya transaksi bisnis dan konsumsi rumah tangga.

Dalam kondisi normal dengan peserta pilkada mencapai 735 paslon, jika rata-rata paslon memiliki biaya kampanye paling sedikit Rp1 miliyar, maka perputaran uang bisa mencapai Rp735 miliar. Itu jumlah minimal, wajarnya bisa mencapai Rp5 triliun melihat karateristik daerah masing-masing.

Jumlah ini sangat signifkan menggerakkan ekonomi daerah dan memberikann kontribusi terhadap pertumbuhan nasional. Masalahnya, pilkada kali ini dilakukan di saat pandemi, sehingga semua hitungan berubah.

"Namun pilkada serentak tahun ini tidak dapat memberikan dampak ekonomi tersebut di atas karena keterbatasan ruang kampanye yang berpedoman terhadap protokol kesehatan," ujar dia dalam keterangan tertulisnya, Rabu (9/12/2020).

Tahapan pilkada tahun ini banyak diramaikan via sosmed dan virtual sehingga transaksi ekonomi sangat minim terjadi. Para pasangan calon lebih banyak berbelanja alat-alat kesehatan seperti handsanitizer, masker dan lainnya untuk dibagikan ke masyarakat, sedangkan atribut sekalipun dibelanjakan namun sangat minim. ( Baca juga:Bedah Alam Semesta, AS dan Israel Akui Keberadaan Makhluk dari Dimensi Lain )

"Pilkada tahun ini bisa disebut pilkada paket hemat, para paslon sangat membatasi belanja kampanye mungkin juga karena keterbatasan dana karena tidak mendapat support dari pelaku usaha karena terdampak pandemik Covid-19," ungkap dia.

Dana kampanye yang digelontorkan pemerintah sebesar Rp20 triliun perputarannya sangat terbatas karena dipakai untuk pengadaan surat dan kotak suara, peralatan kesehatan, dan berbagai persiapan pilkada lainnya. Hannya sedikit yang sampai ke tangan warga berupa honor para petugas KPPS.

"Sehingga tidak signifikan dampaknya terhadap kenaikan konsumsi rumah tangga," jelas dia.
(uka)
Dapatkan berita terkini dan kejutan menarik dari SINDOnews.com, Klik Disini untuk mendaftarkan diri anda sekarang juga!
Lanjut Baca Berita Terkait Lainnya
Berita Terkait
Deflasi RI 0,48 Persen...
Deflasi RI 0,48 Persen di Februari 2025, BPS Ungkap Penyumbang Terbesarnya
Daya Beli Masyarakat...
Daya Beli Masyarakat Tetap Kuat, BI: Tidak Turun-turun Amat
Kelas Menengah Jantung...
Kelas Menengah Jantung Ekonomi RI, Tapi Jumlahnya Terus Turun Drastis
Utang Pinjol Pengusaha...
Utang Pinjol Pengusaha Capai Rp2 Triliun, Ternyata Ini Sebabnya
BUMN Berperan Penting...
BUMN Berperan Penting selama Pandemi Covid-19 dan Era Pemulihan
Pemilu 2024 Tak Berdampak...
Pemilu 2024 Tak Berdampak Signifikan ke Pasar Ritel Modern, Apa Sebabnya?
Kepala Daerah Bisa Kasih...
Kepala Daerah Bisa Kasih Insentif Pajak Hiburan, Pengusaha Pribumi: Masih Rancu
Pengamat Sebut Investasi...
Pengamat Sebut Investasi Bakal Tertahan Saat Tahun Politik, Bagaimana Nasib Proyek IKN?
Pede Ekonomi RI Tumbuh...
Pede Ekonomi RI Tumbuh 5,2%, Wamenkeu Berharap Pemilu Tak Buat Investor Tunda Investasi
Rekomendasi
Kejagung Buka Peluang...
Kejagung Buka Peluang Periksa Eks Dirut Pertamina Nicke Widyawati, Kasus Apa?
Respons Kejagung Soal...
Respons Kejagung Soal Pengaduan Jampidsus ke KPK Dinilai Arogan
Bikin Panik! Ikon MasterChef...
Bikin Panik! Ikon MasterChef Indonesia Muncul di Hadapan Para Kontestan
Berita Terkini
14 Tahun Dipimpin Ririek,...
14 Tahun Dipimpin Ririek, Telkom Akselerasi Transformasi untuk Perkuat Ekosistem Digital Nasional
14 menit yang lalu
Konsolidasi Aset BUMN...
Konsolidasi Aset BUMN Masuk Tahap Akhir, Begini Bocoran CEO Danantara
30 menit yang lalu
Arsari Group Sangkal...
Arsari Group Sangkal Hashim Jabat Preskom di PT TMS
52 menit yang lalu
Efek FCTC Bikin Pelaku...
Efek FCTC Bikin Pelaku Industri Tembakau Was-was
54 menit yang lalu
Mudik Gratis PLN Bersama...
Mudik Gratis PLN Bersama BUMN Dibuka, Begini Cara Daftarnya
1 jam yang lalu
15 Bank dan Nonbank...
15 Bank dan Nonbank Siap Implementasikan QRIS Tap, Bayar Cukup Tempelkan HP
1 jam yang lalu
Infografis
Elon Musk Sebut Zelensky...
Elon Musk Sebut Zelensky Juara Perampokan Uang AS Sepanjang Masa
Copyright ©2025 SINDOnews.com All Rights Reserved