HUT ke-63, Pertamina Sulawesi Resmikan 3 Program
loading...
A
A
A
“Untuk membeli BBM untuk melaut saja sudah habis waktu di perjalanan,” pungkasnya.
Program kedua yang diresmikan adalah pertashop pertama milik masyarakat umum di Sulawesi yang dioperasikan perdana di Desa Dimembe, Kecamatan Dimembe Minahasa Utara. Sebelumnya, pertashop merupakan penugasan pemerintah, kerja sama Kemendagri dan Pertamina yang diberikan untuk desa berprestasi dengan skema operasi dimiliki Pertamina dan dioperasikan masyarakat. Kini, demi memperluas jangkauan energi, Pertamina membuka kesempatan seluas-luasnya kepada masyarakat umum untuk dapat memiliki pertashop dan mengoperasikannya secara mandiri.
Robby Mamahit selaku pemilik pertashop , mengaku mengetahui info Pertashop bisa dimiliki umum dari media massa. Ia kemudian mendaftarkan PT miliknya karena termotivasi membantu masyarakat di sekitarnya memperoleh energi berkualitas dikarenakan jarak ke SPBU terdekat cukup jauh.
“Jarak ke SPBU terdekat sekitar lebih dari 12 km, jadi sangat menyulitkan masyarakat disini,” tukasnya.
Setelah berdiskusi dengan camat setempat, camat mendukung berdirinya pertashop ini. Ia pun menambahkan bahwa proses pengurusan untuk memiliki pertashop sangat cepat, mudah dan transparan.
Program Ketiga berada di Luwu Raya dan Toraja. Dalam rangka mencetak wirausahawan yang memiliki misi sosial, Pertamina mencetak 10 outlet bright gas baru. 10 outlet tersebut antara lain Panti Asuhan Uswatun Hasanah, Panti Asuhan Opu Daeng Risau, Ponpes Datuk Sulaiman, Ponpes Tahfidz Namierah, Yayasan Pendidikan Al Qur’an Al Fatah untuk Kota Palopo. Panti Asuhan Kristen Tangmentoe di Toraja Utara. Pusat Pengembangan Difabel RBM Toraja di Tana Toraja. Lembaga Anak Sosial Darussalam di Luwu Timur. Ditambah Ponpes Karya Mulya di Luwu Utara dan Yayasan Hidayatullah di Luwu.
Pertamina melalui Sales Branch Manager V Sulseltra, Arthur Kemal bersama Hiswana Migas DPC III memberikan bantuan tabung bright gas 12 kg dan 5,5 kg secara simbolis di Ponpes Datuk Sulaiman Kota Palopo. Tabung tersebut diberikan secara cuma-cuma sebagai modal awal untuk memperoleh keuntungan. Ke depannya mereka akan menjadi channel distribusi Pertamina untuk Produk LPG non subsidi. Keuntungan dari penjualannya diharapkan dapat menggerakkan lembaga sosial menjadi berdaya dan mandiri.
KH. Syarifuddin Daud selaku Pengurus Ponpes Datuk Sulaiman yang juga pengurus MUI Kota Palopo mengamini hal tersebut. Ia pun mendorong semua pihak untuk berkolaborasi bersamanya melalui konsep serupa.
“Apa yang diinisiasi Pertamina ini adalah konsep khairunnas ‘anfauhum linnas (sebaik-baik manusia adalah yang bermanfaat bagi sesama) yang juga pasti diimani agama lainnya dan bahwa sebetulnya pesantren dapat mewujudkan kemandirian ekonomi untuk memberikan kebermanfaatan bagi lingkungan disekitar,” katanya.
Program kedua yang diresmikan adalah pertashop pertama milik masyarakat umum di Sulawesi yang dioperasikan perdana di Desa Dimembe, Kecamatan Dimembe Minahasa Utara. Sebelumnya, pertashop merupakan penugasan pemerintah, kerja sama Kemendagri dan Pertamina yang diberikan untuk desa berprestasi dengan skema operasi dimiliki Pertamina dan dioperasikan masyarakat. Kini, demi memperluas jangkauan energi, Pertamina membuka kesempatan seluas-luasnya kepada masyarakat umum untuk dapat memiliki pertashop dan mengoperasikannya secara mandiri.
Robby Mamahit selaku pemilik pertashop , mengaku mengetahui info Pertashop bisa dimiliki umum dari media massa. Ia kemudian mendaftarkan PT miliknya karena termotivasi membantu masyarakat di sekitarnya memperoleh energi berkualitas dikarenakan jarak ke SPBU terdekat cukup jauh.
“Jarak ke SPBU terdekat sekitar lebih dari 12 km, jadi sangat menyulitkan masyarakat disini,” tukasnya.
Setelah berdiskusi dengan camat setempat, camat mendukung berdirinya pertashop ini. Ia pun menambahkan bahwa proses pengurusan untuk memiliki pertashop sangat cepat, mudah dan transparan.
Program Ketiga berada di Luwu Raya dan Toraja. Dalam rangka mencetak wirausahawan yang memiliki misi sosial, Pertamina mencetak 10 outlet bright gas baru. 10 outlet tersebut antara lain Panti Asuhan Uswatun Hasanah, Panti Asuhan Opu Daeng Risau, Ponpes Datuk Sulaiman, Ponpes Tahfidz Namierah, Yayasan Pendidikan Al Qur’an Al Fatah untuk Kota Palopo. Panti Asuhan Kristen Tangmentoe di Toraja Utara. Pusat Pengembangan Difabel RBM Toraja di Tana Toraja. Lembaga Anak Sosial Darussalam di Luwu Timur. Ditambah Ponpes Karya Mulya di Luwu Utara dan Yayasan Hidayatullah di Luwu.
Pertamina melalui Sales Branch Manager V Sulseltra, Arthur Kemal bersama Hiswana Migas DPC III memberikan bantuan tabung bright gas 12 kg dan 5,5 kg secara simbolis di Ponpes Datuk Sulaiman Kota Palopo. Tabung tersebut diberikan secara cuma-cuma sebagai modal awal untuk memperoleh keuntungan. Ke depannya mereka akan menjadi channel distribusi Pertamina untuk Produk LPG non subsidi. Keuntungan dari penjualannya diharapkan dapat menggerakkan lembaga sosial menjadi berdaya dan mandiri.
KH. Syarifuddin Daud selaku Pengurus Ponpes Datuk Sulaiman yang juga pengurus MUI Kota Palopo mengamini hal tersebut. Ia pun mendorong semua pihak untuk berkolaborasi bersamanya melalui konsep serupa.
“Apa yang diinisiasi Pertamina ini adalah konsep khairunnas ‘anfauhum linnas (sebaik-baik manusia adalah yang bermanfaat bagi sesama) yang juga pasti diimani agama lainnya dan bahwa sebetulnya pesantren dapat mewujudkan kemandirian ekonomi untuk memberikan kebermanfaatan bagi lingkungan disekitar,” katanya.