HUT ke-63, Pertamina Sulawesi Resmikan 3 Program

Jum'at, 11 Desember 2020 - 17:49 WIB
loading...
HUT ke-63, Pertamina Sulawesi Resmikan 3 Program
Pengisian perdana BBM jadi tanda beroperasinya pertashop di Desa Dimembe, Kecamatan Dimembe, Minahasa Utara. Foto: Pertamina
A A A
MAKASSAR - Sebagai badan usaha milik negara (BUMN) , Pertamina memiliki tanggung jawab besar untuk menyediakan energi di seluruh pelosok negeri. Pertamina terus maju demi menyalurkan energi dengan berbagai tantangan distribusi yang dihadapi.

Dalam menjalankan misi tersebut, Pertamina terus berupaya mengembangkan kemampuan dan kapabilitas agar dapat memenuhi aspek ketersediaan kemudahan akses, keterjangkauan, pengembangan energi hijau dan BBM berkualitas tinggi, serta keberlanjutan.



Tepat di hari ulang tahun Pertamina yang ke-63 pada tanggal 10 Desember, PT Pertamina (Persero) Regional Sulawesi meresmikan beberapa program strategis untuk mendorong pemerataan akses energi agar bisa dinikmati hingga penjuru negeri.

Pertama, Pertamina meresmikan SPBU BBM 1 harga di Desa Deme I, Sumalata Timur, Kabupaten Gorontalo Utara, Gorontalo. Program BBM 1 harga ini merupakan salah satu implementasi nawacita Presiden RI dan mewujudkan sila kelima Pancasila. Kehadiran SPBU ini menambah capaian SPBU BBM 1 harga di Sulawesi menjadi 5 titik. Sebelumnya masyarakat membeli BBM eceran seharga Rp9.000-Rp 10.000, kini masyarakat dapat menikmati BBM dengan harga Rp6.450 per liter untuk premium dan Rp5.150 per liter untuk solar.

Turut hadir dalam peresmian tersebut, Bupati Gorontalo Utara, H Indra Yasin, Sales Area Manager Sulutgo, Fachrizal Imaduddin dan Ketua Hiswana Migas DPC VI Gorontalo, Muhlis Bomulo. Keberadaan BBM 1 harga ini sangat mendukung pertumbuhan ekonomi sebagai efek domino dari keterjangkauan harga BBM di suatu daerah yang termasuk kategori terluar, tertinggal, terdepan (3T).

Ahmad Fulan, salah seorang warga yang berkesempatan mendapatkan pengisian perdana SPBU BBM 1 harga ini mengungkapkan bahwa keberadaan SPBU ini sangat vital, mengingat jarak lokasi ini dengan SPBU terdekat adalah 49 kilometer.

“Dulu kadang beli BBM eceran di pinggir jalan dan harganya mahal. Sekarang dengan adanya SPBU di sini, kami tidak perlu jauh-jauh untuk mendapatkan BBM ,” ujarnya.



Pria yang bekerja sebagai nelayan ini juga menuturkan bahwa koperasi nelayan yang menaunginya direkomendasikan oleh Dinas Kelautan dan Perikanan setempat untuk mengambil BBM bagi nelayan di SPBU di Kecamatan Kwandang yang lebih jauh lagi, yakni 60 kilometer.

“Untuk membeli BBM untuk melaut saja sudah habis waktu di perjalanan,” pungkasnya.

Program kedua yang diresmikan adalah pertashop pertama milik masyarakat umum di Sulawesi yang dioperasikan perdana di Desa Dimembe, Kecamatan Dimembe Minahasa Utara. Sebelumnya, pertashop merupakan penugasan pemerintah, kerja sama Kemendagri dan Pertamina yang diberikan untuk desa berprestasi dengan skema operasi dimiliki Pertamina dan dioperasikan masyarakat. Kini, demi memperluas jangkauan energi, Pertamina membuka kesempatan seluas-luasnya kepada masyarakat umum untuk dapat memiliki pertashop dan mengoperasikannya secara mandiri.

Robby Mamahit selaku pemilik pertashop , mengaku mengetahui info Pertashop bisa dimiliki umum dari media massa. Ia kemudian mendaftarkan PT miliknya karena termotivasi membantu masyarakat di sekitarnya memperoleh energi berkualitas dikarenakan jarak ke SPBU terdekat cukup jauh.

“Jarak ke SPBU terdekat sekitar lebih dari 12 km, jadi sangat menyulitkan masyarakat disini,” tukasnya.



Setelah berdiskusi dengan camat setempat, camat mendukung berdirinya pertashop ini. Ia pun menambahkan bahwa proses pengurusan untuk memiliki pertashop sangat cepat, mudah dan transparan.

Program Ketiga berada di Luwu Raya dan Toraja. Dalam rangka mencetak wirausahawan yang memiliki misi sosial, Pertamina mencetak 10 outlet bright gas baru. 10 outlet tersebut antara lain Panti Asuhan Uswatun Hasanah, Panti Asuhan Opu Daeng Risau, Ponpes Datuk Sulaiman, Ponpes Tahfidz Namierah, Yayasan Pendidikan Al Qur’an Al Fatah untuk Kota Palopo. Panti Asuhan Kristen Tangmentoe di Toraja Utara. Pusat Pengembangan Difabel RBM Toraja di Tana Toraja. Lembaga Anak Sosial Darussalam di Luwu Timur. Ditambah Ponpes Karya Mulya di Luwu Utara dan Yayasan Hidayatullah di Luwu.

Pertamina melalui Sales Branch Manager V Sulseltra, Arthur Kemal bersama Hiswana Migas DPC III memberikan bantuan tabung bright gas 12 kg dan 5,5 kg secara simbolis di Ponpes Datuk Sulaiman Kota Palopo. Tabung tersebut diberikan secara cuma-cuma sebagai modal awal untuk memperoleh keuntungan. Ke depannya mereka akan menjadi channel distribusi Pertamina untuk Produk LPG non subsidi. Keuntungan dari penjualannya diharapkan dapat menggerakkan lembaga sosial menjadi berdaya dan mandiri.

KH. Syarifuddin Daud selaku Pengurus Ponpes Datuk Sulaiman yang juga pengurus MUI Kota Palopo mengamini hal tersebut. Ia pun mendorong semua pihak untuk berkolaborasi bersamanya melalui konsep serupa.

“Apa yang diinisiasi Pertamina ini adalah konsep khairunnas ‘anfauhum linnas (sebaik-baik manusia adalah yang bermanfaat bagi sesama) yang juga pasti diimani agama lainnya dan bahwa sebetulnya pesantren dapat mewujudkan kemandirian ekonomi untuk memberikan kebermanfaatan bagi lingkungan disekitar,” katanya.



Unit Manager Comm, Rel dan CSR MOR VII Laode Syarifuddin Mursali mengatakan, ketiga program tersebut dilakukan sebagai kado Pertamina untuk masyarakat Indonesia dalam momen perayaan HUT Pertamina ke-63.

“BBM 1 harga, pertashop, outlet LPG nonsubsidi dengan konsep sociopreneur ini didorong secara serius oleh perusahaan sebagai dukungan untuk kedaulatan energi nasional dan memperluas pemerataan akses energi,” ujar Laode.
(luq)
Baca Berita Terkait Lainnya
Copyright ©2024 SINDOnews.com
All Rights Reserved
read/ rendering in 0.2153 seconds (0.1#10.140)