Mendag Pastikan Pasokan Beras Mantul Sampai Lebaran
loading...
A
A
A
JAKARTA - Menteri Perdagangan Agus Suparmanto memastikan pasokan beras secara nasional menjelang Ramadhan dan Lebaran tahun ini, aman dan mantul (mantab betul). Bahkan Mendag mengatakan masalah beras tidak akan mempengaruhi inflasi nasional.
Kepastian pasokan ini diperoleh Agus, saat melakukan kunjungan lapangan sekaligus melakukan sidak pemantauan ketersediaan pasokan bahan pokok ke Pasar Induk Beras Cipinang (PIBC) dan PT Food Station Tjipinang Jaya.
"Secara nasional, pasokan beras saya pastikan cukup untuk kebutuhan masyarakat menjelang puasa dan Idul Fitri 1441 H, bahkan sampai panen mendatang. Aman dan Mantul. Harga beras secara nasional sangat stabil bahkan selama bulan Maret 2020 tidak menimbulkan inflasi," ujar Agus di Jakarta, Kamis (16/4/2020).
Dia melanjutkan, di tengah berjalannya implementasi Pembatasan Sosial Berskala Besar (PSBB) melawan Covid-19 di DKI Jakarta dan beberapa wilayah lainnya, masyarakat dapat lebih mudah membeli bahan pokok dan menyambut datangnya bulan Ramadhan dengan perasaan tenang. Sehingga bisa menjalankan ibadah puasa Ramadhan dengan lebih khusyuk.
"Kami sudah melakukan koordinasi dengan Kementan dan pelaku usaha perbesaran. Saat ini, di seluruh sentra produksi beras memasuki masa panen raya sehingga diperkirakan ada tambahan produksi mulai bulan Maret hingga Agustus 2020, sebesar 19,8 juta ton," katanya.
Adapun kebutuhan beras diperkirakan kurang lebih 2,5 juta ton per bulan. "Dan sebagai antisipasi panjangnya masa penanganan Covid-19, saya optimis stok dan produksi beras mencukupi kebutuhan nasional hingga akhir Desember 2020".
Menurut Agus, pasokan beras nasional untuk menghadapi Ramadhan dan Lebaran, saat ini tersedia 3,38 juta ton. Rinciannya di Perum Bulog tersedia sebesar 1,42 juta ton, stok di penggilingan 1,2 juta ton, di pedagang 728 ribu ton, di PIBC sebesar 28.431 ton, dan stok di Lumbung Pangan Masyarakat binaan BKP sebesar 2.939 ton.
"Ditambah lagi dengan memasuki musim panen secara berkesinambungan hingga Agustus 2020, stok beras nasional akan mendapat tambahan sebesar 19,8 juta ton," bebernya.
Agus Suparmanto menambahkan akan membuat terobosan dengan memotong mata rantai distribusi beras yang dilakukan agar cepat tersalurkan.
"Harga beras juga dibuat agar terjangkau masyarakat sehingga tidak terjadi inflasi pada komoditas beras, yaitu dengan tidak menaikkan harga eceran tertinggi (HET) bagi konsumen akhir tetapi dengan menaikkan harga pembelian pemerintah di tingkat petani," ungkapnya.
Sementara itu, secara nasional, harga beras medium rata-rata sebesar Rp10.800 per kg, stabil dibandingkan minggu lalu, dan naik 1,89% dibandingkan bulan lalu. Harga tertinggi terjadi di Bulungan (Tanjung Selor) sebesar Rp13.429 per kg, dan terendah di Jambi Rp9.000 per kg.
Rata-rata harga beras premium tercatat Rp12.400 per kg, relatif stabil dibandingkan minggu lalu, dan bulan lalu. Harga tertinggi terjadi di Pekanbaru Rp14.656 per kg dan terendah di Banda Aceh Rp10.667 per kg.
Kepastian pasokan ini diperoleh Agus, saat melakukan kunjungan lapangan sekaligus melakukan sidak pemantauan ketersediaan pasokan bahan pokok ke Pasar Induk Beras Cipinang (PIBC) dan PT Food Station Tjipinang Jaya.
"Secara nasional, pasokan beras saya pastikan cukup untuk kebutuhan masyarakat menjelang puasa dan Idul Fitri 1441 H, bahkan sampai panen mendatang. Aman dan Mantul. Harga beras secara nasional sangat stabil bahkan selama bulan Maret 2020 tidak menimbulkan inflasi," ujar Agus di Jakarta, Kamis (16/4/2020).
Dia melanjutkan, di tengah berjalannya implementasi Pembatasan Sosial Berskala Besar (PSBB) melawan Covid-19 di DKI Jakarta dan beberapa wilayah lainnya, masyarakat dapat lebih mudah membeli bahan pokok dan menyambut datangnya bulan Ramadhan dengan perasaan tenang. Sehingga bisa menjalankan ibadah puasa Ramadhan dengan lebih khusyuk.
"Kami sudah melakukan koordinasi dengan Kementan dan pelaku usaha perbesaran. Saat ini, di seluruh sentra produksi beras memasuki masa panen raya sehingga diperkirakan ada tambahan produksi mulai bulan Maret hingga Agustus 2020, sebesar 19,8 juta ton," katanya.
Adapun kebutuhan beras diperkirakan kurang lebih 2,5 juta ton per bulan. "Dan sebagai antisipasi panjangnya masa penanganan Covid-19, saya optimis stok dan produksi beras mencukupi kebutuhan nasional hingga akhir Desember 2020".
Menurut Agus, pasokan beras nasional untuk menghadapi Ramadhan dan Lebaran, saat ini tersedia 3,38 juta ton. Rinciannya di Perum Bulog tersedia sebesar 1,42 juta ton, stok di penggilingan 1,2 juta ton, di pedagang 728 ribu ton, di PIBC sebesar 28.431 ton, dan stok di Lumbung Pangan Masyarakat binaan BKP sebesar 2.939 ton.
"Ditambah lagi dengan memasuki musim panen secara berkesinambungan hingga Agustus 2020, stok beras nasional akan mendapat tambahan sebesar 19,8 juta ton," bebernya.
Agus Suparmanto menambahkan akan membuat terobosan dengan memotong mata rantai distribusi beras yang dilakukan agar cepat tersalurkan.
"Harga beras juga dibuat agar terjangkau masyarakat sehingga tidak terjadi inflasi pada komoditas beras, yaitu dengan tidak menaikkan harga eceran tertinggi (HET) bagi konsumen akhir tetapi dengan menaikkan harga pembelian pemerintah di tingkat petani," ungkapnya.
Sementara itu, secara nasional, harga beras medium rata-rata sebesar Rp10.800 per kg, stabil dibandingkan minggu lalu, dan naik 1,89% dibandingkan bulan lalu. Harga tertinggi terjadi di Bulungan (Tanjung Selor) sebesar Rp13.429 per kg, dan terendah di Jambi Rp9.000 per kg.
Rata-rata harga beras premium tercatat Rp12.400 per kg, relatif stabil dibandingkan minggu lalu, dan bulan lalu. Harga tertinggi terjadi di Pekanbaru Rp14.656 per kg dan terendah di Banda Aceh Rp10.667 per kg.
(bon)