Desember Bulannya Harbolnas, Tolak Ukur Roda Perekonomian
loading...
A
A
A
JAKARTA - Desember adalah bulannya Hari Belanja Online Nasional atau Harbolnas yang diharapkan dapat mendorong daya beli masyarakat dan menggerakkan roda perekonomian bangsa. Hal ini juga didukung oleh besarnya pasar e-commerce global yaitu senilai USD2,3 triliun dan keberadaan konsumen yang selalu terhubung dengan ponsel pintar (smartphone) mereka.
Berdasarkan data ritel microsoft, ada beberapa fakta dan tantangan yang terjadi di industri ritel di dunia dan termasuk di Indonesia saat ini, yaitu sekitar 81% pembeli melakukan pencarian online (online research) sebelum melakukan pembelian secara online. Sebesar 80% dari karyawan di seluruh dunia tergolong dalam pekerja lini pertama (firstline workers).
(Baca Juga: Wusss....! Di Harbolnas 12.12 Pengiriman SiCepat Tembus 5 Juta Paket )
Lalu 50% dari perusahaan manufaktur akan memiliki kemampuan untuk melakukan pengiriman langsung kepada konsumen pada akhir 2020. Serta 50% departemen store yang terhubung melalui mal akan tutup dan memfokuskan bisnis mereka pada e-commerce.
"Semua hal ini merupakan pendorong bagi industri ritel untuk mempercepat transformasi digital dan menjadi ritel yang cerdas atau intelligent retail," ujar Regional Business Leader, Retail & Consumer Goods Microsoft Asia Raj Raguneethan di Jakarta, Senin (21/12/2020).
Harbolnas bukanlah sekedar pesta belanja online melainkan sebuah momentum tolak ukur pergerakan roda perekonomian bangsa. "Secara tidak langsung dapat menjadi salah satu pembuktian keberhasilan digital transformasi di sektor ritel," katanya.
(Baca Juga: Bantu UMKM, Mendag Minta E-Commerce Turun Gunung )
Dengan bantuan teknologi dan Intelligent Retail, pelaku ritel dapat memahami keinginan konsumen dengan lebih baik. Hasilnya berbagai keputusan bisnis dapat dibuat dengan seefektif dan seefisien mungkin sehingga produktivitas perusahaan dapat meningkat, dan bisnis dapat terus berjalan serta roda perekonomian bangsa dapat terus berputar.
Berdasarkan data ritel microsoft, ada beberapa fakta dan tantangan yang terjadi di industri ritel di dunia dan termasuk di Indonesia saat ini, yaitu sekitar 81% pembeli melakukan pencarian online (online research) sebelum melakukan pembelian secara online. Sebesar 80% dari karyawan di seluruh dunia tergolong dalam pekerja lini pertama (firstline workers).
(Baca Juga: Wusss....! Di Harbolnas 12.12 Pengiriman SiCepat Tembus 5 Juta Paket )
Lalu 50% dari perusahaan manufaktur akan memiliki kemampuan untuk melakukan pengiriman langsung kepada konsumen pada akhir 2020. Serta 50% departemen store yang terhubung melalui mal akan tutup dan memfokuskan bisnis mereka pada e-commerce.
"Semua hal ini merupakan pendorong bagi industri ritel untuk mempercepat transformasi digital dan menjadi ritel yang cerdas atau intelligent retail," ujar Regional Business Leader, Retail & Consumer Goods Microsoft Asia Raj Raguneethan di Jakarta, Senin (21/12/2020).
Harbolnas bukanlah sekedar pesta belanja online melainkan sebuah momentum tolak ukur pergerakan roda perekonomian bangsa. "Secara tidak langsung dapat menjadi salah satu pembuktian keberhasilan digital transformasi di sektor ritel," katanya.
(Baca Juga: Bantu UMKM, Mendag Minta E-Commerce Turun Gunung )
Dengan bantuan teknologi dan Intelligent Retail, pelaku ritel dapat memahami keinginan konsumen dengan lebih baik. Hasilnya berbagai keputusan bisnis dapat dibuat dengan seefektif dan seefisien mungkin sehingga produktivitas perusahaan dapat meningkat, dan bisnis dapat terus berjalan serta roda perekonomian bangsa dapat terus berputar.
(akr)