Mantul, Pendapatan eFishery Meningkat Pesat di 2020

Selasa, 22 Desember 2020 - 11:13 WIB
loading...
Mantul, Pendapatan eFishery...
Startup akuakultur eFishery mencatatkan peningkatan Gross Merchandise Value hingga 287,2% (year-on-year) di 2020. Foto/Ilustrasi
A A A
JAKARTA - EFishery , salah satu startup akuakultur terbesar di Indonesia di 2020 mencatatkan peningkatan pendapatan secara signifikan dibanding tahun sebelumnya. Tercatat, eFishery menorehkan peningkatan Gross Merchandise Value (GMV) hingga 287,2% (year-on-year) di tahun 2020.

“Di tahun ini kami secara agresif mengoptimalkan lini bisnis kami selain eFisheryFeeder, yaitu eFisheryFund untuk akses terhadap pendanaan, eFisheryFeed untuk penyediaan pakan, dan eFisheryFresh untuk pendistribusian produk hasil budidaya," ungkap Co-founder dan CEO eFishery Gibran Huzaifah dalam keterangannya, Selasa (22/12/2020).

(Baca Juga: Alami Gandeng eFishery Perkuat UMKM saat Pandemi Covid-19)

Dia menjelaskan, hal ini dilakukan karena pihaknya melihat pembudidaya ikan mengalami kesulitan dalam mendapatkan modal usaha, terbatasnya pakan yang tersedia di retailer, dan juga kendala dalam penyaluran hasil budidayanya. eFisheryFund memberikan akses dan menghubungkan pembudidaya ikan secara langsung dengan institusi keuangan.

"Fitur utama dari eFisheryFund adalah Kabayan (Kasih Bayar Nanti), yaitu program cicilan yang dapat dimanfaatkan oleh para pembudidaya untuk memperoleh produk eFishery seperti eFisheryFeeder dan pakan ikan," tuturnya.

Penyediaan pakan yang didukung oleh eFisheryFeed ini telah bekerja sama dengan berbagai brand pakan, sehingga pembudidaya memiliki lebih banyak pilihan. Lebih dari 3.000 ton pakan ikan dari berbagai merek telah didistribusikan melalui layanan ini.

Selama tahun 2020, lanjut dioa, eFisheryFund juga telah menjalin kerja sama dengan berbagai institusi keuangan, seperti BRI, Alami Sharia, dan Investree. Hingga saat ini, lebih dari 800 pembudidaya telah didukung oleh eFisheryFund dengan total pinjaman yang disetujui mencapai lebih dari Rp50 miliar. Pembudidaya pun memiliki fleksibilitas dalam pengembalian pinjaman karena eFisheryFund menawarkan tenor hingga 6 bulan. "Skema ini banyak membantu pembudidaya yang usahanya nyaris tutup akibat pandemi," klaimnya.

Pandemi Covid-19 secara signifikan membuat perekonomian Indonesia mengalami pukulan dan mengguncang sektor UMKM, termasuk sektor perikanan budidaya. Di awal pandemi, permintaan ikan mengalami penurunan hingga 20%. Hal ini disebabkan oleh beberapa hal, antara lain oleh permintaan pasar yang turun, pasar horeka (hotel, restoran, dan kafe) yang masih lesu, dan akses untuk berpindah ke pasar online yang belum maksimal.

“eFishery berfokus untuk meningkatkan dampak sosial yang dapat membantu menjaga usaha para pembudidaya tetap berjalan. Salah satu langkah yang kami lakukan adalah dengan menarik ikan hasil panen pembudidaya dan mengolahnya menjadi produk beku demi menambah nilai jual dan memperpanjang masa konsumsi. Dengan demikian, hasil panen dapat disimpan lebih lama sehingga mengurangi risiko terbuangnya hasil panen,” jelas Gibran.

Dia menambahkan, melalui eFisheryFresh, ikan yang ditarik dari pembudidaya kemudian disalurkan ke berbagai channel dengan jalur B2B. Selama tahun 2020 ini, lebih dari 1.000 ton ikan telah ditarik dari puluhan kelompok tani dari berbagai daerah di Indonesia.
Halaman :
Dapatkan berita terkini dan kejutan menarik dari SINDOnews.com, Klik Disini untuk mendaftarkan diri anda sekarang juga!
Baca Berita Terkait Lainnya
Copyright ©2024 SINDOnews.com
All Rights Reserved
read/ rendering in 0.1055 seconds (0.1#10.140)