Reshuffle Kabinet, Ekonom: Tim Ekonomi Harusnya Dirombak

Selasa, 22 Desember 2020 - 20:54 WIB
loading...
Reshuffle Kabinet, Ekonom:...
Foto/Ilustrasi/SINDOnews
A A A
JAKARTA - Pengamat ekonomi mendukung reshuffle yang dilakukan Presiden Joko Widodo . Kebijakan ini diyakini akan disambut positif pelaku pasar serta bagus untuk ekonomi makro Indonesia.

Chief Economist TanamDuit Ferry Latuhihin menilai strategi reshuffle kabinet yang dilakukan Presiden Jokowi sangat tepat dan akan direspons positif oleh pelaku pasar. ( Baca juga:Diangkat Jadi Menteri, Muhammad Lutfi: Mendag Seperti Wasit )

"Masuknya nama Sandiaga Uno dan Yaqut Cholil Qoumas menurut saya memberikan angin segar ke pelaku pasar dan ekonomi. Bergabungnya Sandiaga dan Prabowo dalam kabinet jelas menghancurkan gerakan radikal yang pernah mendukung mereka di pilpres lalu. Pesannya jelas, para perusuh yang menggunakan agama tidak diperlukan lagi," ujar Ferry hari ini (22/12) di Jakarta.

Masuknya Gus Yaqut disebutnya jelas mencerminkan upaya pemerintah memberantas radikalisme. Ini semua menurutnya akan berpengaruh positif ke market dan ekonomi makro.

"Ini namanya berpikir linear. Dunia sudah sangat kompleks sehingga dibutuhkan paradigma yang baru. Kadang bukan berpikir out of the box tapi justru without the box," terangnya.

Sebaliknya pengamat ekonomi dari INDEF Bhima Yudhistira menilai tim ekonomi kabinet saat ini justru layak untuk dirombak total oleh Presiden Jokowi. "Harusnya dirombak total untuk tim ekonomi sekarang. Mulai dari menko perekonomian sampai menteri keuangan," ujar Bhima.

Namun dia menilai masih ada opsi Jokowi akan merombak kabinetnya di episode berikutnya. Karena ada semacam target dan kalau target tidak tercapai kemungkinan besar tahun 2021 ada reshuffle lagi.

Terlebih yang terkait penanganan pandemi Covid-19, termasuk stimulus perekonomian dalam upaya pemulihan ekonomi nasional (PEN)."Dasarnya dari melihat realisasi stimulus yang belum optimal. Kemudian kebijakan yang kurang sinkron antara ekonomi dan kesehatan sering membingungkan pelaku usaha," kata Bhima.

Dia memberi contoh nyata dalam kebijakan pemangkasan cuti akhir tahun ini yang terkesan mendadak jelas sangat berdampak pada pelaku usaha sektor pariwisata. "Tingkat cancelation hotel jadi melonjak tajam. Juga restoran yang ingin rekrutmen karyawan jadi urung niat karena turunnya jumlah pelancong di akhir tahun," kata Bhima.

Sementara pengamat ekonomi dari CORE Indonesia Piter Abdullah turut berkomentar soal reshuffle yang tidak menyentuh pos tim ekonomi. Dia menilai langkah Presiden Jokowi karena melihat permasalahan utama pada kesalahan individu menteri dan kebetulan lebih banyak bukan di bidang ekonomi. ( Baca juga:Begini Ciri-ciri Wali Allah Menurut Syaikh Abdul Qadir Al-Jilani )

Namun meskipun keenam pos tersebut bukan menteri yang langsung menangani ekonomi tetapi perannya sangat terkait perekonomian. Seperti Kementerian Pariwisata dan Ekonomi Kreatif. "Meskipun tidak bisa disebut tim ekonomi namun mereka bisa berdampak besar terhadap ekonomi. Demikian juga dengan pos menteri kesehatan dan menteri sosial," ujar Piter menambahkan.

Berikut nama enam menteri baru Kabinet Indonesia Maju :

Menteri Sosial: Tri Rismaharini
Menteri Pariwisata dan Ekonomi Kreatif: Sandiaga Uno
Menteri Perdagangan: Muhammad Lutfi
Menteri Kesehatan: Budi Gunadi Sadikin
Menteri Kelautan dan Perikanan: Sakti Wahyu Trenggono
Menteri Agama: Yaqut Cholil Qoumas
(uka)
Dapatkan berita terkini dan kejutan menarik dari SINDOnews.com, Klik Disini untuk mendaftarkan diri anda sekarang juga!
Baca Berita Terkait Lainnya
Copyright ©2024 SINDOnews.com
All Rights Reserved
read/ rendering in 0.1333 seconds (0.1#10.140)