Ditinggal Pahala Mansury, Saham Bank BTN Langsung Anjlok
loading...
A
A
A
JAKARTA - Direktur Utama PT Bank Tabungan Negara (Persero) Tbk, Pahala Nugraha Mansury hari ini resmi dilantik menjadi Wakil Menteri BUMN. Adapun Pahala akan menggantikan posisi yang ditinggalkan Budi Gunadi Sadikin yang saat ini menjabat Menteri Kesehatan.
Menyambut dilantiknya Pahala Mansury menjadi Wakil Menteri BUMN, saham Bank Tabungan Negara (BBTN) menunjukkan pelemahan meskipun sempat menyentuh Rp1.900. Saham BBTN dibuka turun Rp40 atau 2,14 persen ke Rp1.825. Frekuensi perdagangan saham BBTN mencapai 1.536 kali dengan 23,96 juta lembar saham diperdagangkan dan nilai transaksi mencapai Rp44,84 miliar. Price Earning Ratio (PER) 12,94 dan Market Cap Rp19,33 triliun.
Bank BTN pada kuartal III-2020 mencatatkan perolehan laba bersih sebesar 39,72 persen secara tahunan (year-on-year/yoy). Perseroan tercatat mencetak laba senilai Rp1,12 triliun per kuartal III-2020 atau naik dari Rp801 miliar pada periode yang sama tahun sebelumnya. Adapun berbagai langkah penguatan yang telah dilakukan oleh perseroan mulai menunjukkan hasil positif. Bank BTN juga telah melakukan penguatan di sisi kualitas aset, likuiditas, permodalan, bisnis, hingga langkah efisiensi.
Laporan keuangan emiten bersandi saham BBTN tersebut menunjukkan laba bersih perseroan ditopang oleh penurunan beban bunga dan efisiensi. Beban bunga BTN tercatat turun 3,49 persen yoy menjadi Rp11,95 triliun per kuartal III 2020. Penurunan beban bunga tersebut ditopang oleh aksi korporasi dalam pemangkasan dana mahal. Pemangkasan tersebut mampu menekan Cost of Fund (CoF) hingga 70 basis poin (bps) sejak akhir 2019. Strategi efisiensi yang dilakukan Bank BTN juga sukses menekan angka Cost to Income Ratio (CIR). Pada September 2020, CIR BTN turun 141 bps dari 57,13 persen pada September 2019 menjadi 55,72 persen.
Di samping sukses mencatatkan penurunan beban bunga dan meningkatkan efisiensi, perseroan tetap mencatatkan kenaikan penghimpunan Dana Pihak Ketiga (DPK). Bank BTN mencatatkan DPK naik 18,66 persen yoy dari Rp230,35 triliun per kuartal III/2019 menjadi Rp273,33 di periode yang sama tahun ini.
Kenaikan DPK tersebut juga ikut menekan Loan to Deposit Ratio (LDR) ke level 93,26 persen di kuartal III/2020. Perolehan positif DPK juga memperkuat Liquidity Coverage Ratio (LCR) perseroan di level 178,40 persen per kuartal III/2020 atau naik dari LCR di kuartal III/2019 sebesar 131,12 persen.
Sementara itu, Bank BTN juga mencatat permodalan perseroan meningkat. Capital Adequacy Ratio (CAR) perseroan tercatat sebesar 18,95 persen pada September 2020, naik dari 16,88 persem di bulan yang sama tahun lalu. Peningkatan ini juga turut membuka ruang gerak yang lebih luas bagi Bank BTN untuk melakukan fungsi intermediasinya.
Menyambut dilantiknya Pahala Mansury menjadi Wakil Menteri BUMN, saham Bank Tabungan Negara (BBTN) menunjukkan pelemahan meskipun sempat menyentuh Rp1.900. Saham BBTN dibuka turun Rp40 atau 2,14 persen ke Rp1.825. Frekuensi perdagangan saham BBTN mencapai 1.536 kali dengan 23,96 juta lembar saham diperdagangkan dan nilai transaksi mencapai Rp44,84 miliar. Price Earning Ratio (PER) 12,94 dan Market Cap Rp19,33 triliun.
Bank BTN pada kuartal III-2020 mencatatkan perolehan laba bersih sebesar 39,72 persen secara tahunan (year-on-year/yoy). Perseroan tercatat mencetak laba senilai Rp1,12 triliun per kuartal III-2020 atau naik dari Rp801 miliar pada periode yang sama tahun sebelumnya. Adapun berbagai langkah penguatan yang telah dilakukan oleh perseroan mulai menunjukkan hasil positif. Bank BTN juga telah melakukan penguatan di sisi kualitas aset, likuiditas, permodalan, bisnis, hingga langkah efisiensi.
Laporan keuangan emiten bersandi saham BBTN tersebut menunjukkan laba bersih perseroan ditopang oleh penurunan beban bunga dan efisiensi. Beban bunga BTN tercatat turun 3,49 persen yoy menjadi Rp11,95 triliun per kuartal III 2020. Penurunan beban bunga tersebut ditopang oleh aksi korporasi dalam pemangkasan dana mahal. Pemangkasan tersebut mampu menekan Cost of Fund (CoF) hingga 70 basis poin (bps) sejak akhir 2019. Strategi efisiensi yang dilakukan Bank BTN juga sukses menekan angka Cost to Income Ratio (CIR). Pada September 2020, CIR BTN turun 141 bps dari 57,13 persen pada September 2019 menjadi 55,72 persen.
Di samping sukses mencatatkan penurunan beban bunga dan meningkatkan efisiensi, perseroan tetap mencatatkan kenaikan penghimpunan Dana Pihak Ketiga (DPK). Bank BTN mencatatkan DPK naik 18,66 persen yoy dari Rp230,35 triliun per kuartal III/2019 menjadi Rp273,33 di periode yang sama tahun ini.
Kenaikan DPK tersebut juga ikut menekan Loan to Deposit Ratio (LDR) ke level 93,26 persen di kuartal III/2020. Perolehan positif DPK juga memperkuat Liquidity Coverage Ratio (LCR) perseroan di level 178,40 persen per kuartal III/2020 atau naik dari LCR di kuartal III/2019 sebesar 131,12 persen.
Sementara itu, Bank BTN juga mencatat permodalan perseroan meningkat. Capital Adequacy Ratio (CAR) perseroan tercatat sebesar 18,95 persen pada September 2020, naik dari 16,88 persem di bulan yang sama tahun lalu. Peningkatan ini juga turut membuka ruang gerak yang lebih luas bagi Bank BTN untuk melakukan fungsi intermediasinya.
(nng)