Masih Tinggi, Defisit Anggaran Diperkirakan -5,70 Persen PDB di 2021

Selasa, 29 Desember 2020 - 13:13 WIB
loading...
Masih Tinggi, Defisit Anggaran Diperkirakan -5,70 Persen PDB di 2021
Defisit anggaran diperkirakan masih akan tinggi pada tahun depan, mencapai 5,7% terhadap PDB. Foto/Ilustrasi
A A A
JAKARTA - Defisit anggaran diperkirakan masih akan tinggi, mencapai -5,70% dari produk domestik bruto (PDB) pada tahun 2021. Namun, perekonomian Indonesia yang diperkirakan terkontraksi di tahun 2020, secara bertahap akan berangsur pulih.

"Proyeksi pertumbuhan ekonomi 2020 itu di angka -1,77% secara yoy. Sedangkan proyeksi inflasi 2020 di angka 1,5% yoy dengan proyeksi CAD (current account deficit) 2020 -0,32%," kata Office of Chief Economist Group PT Bank Mandiri Tbk Dian Ayu Yustina di Jakarta, Selasa (29/12/2020).

(Baca Juga: Defisit Anggaran Tembus Rp764 Triliun)

Menurut dia ekonomi Indonesia dapat terkontraksi dalam kisaran -1,5% sampai -2,2% dan diperkirakan akan pulih dan tumbuh moderat sebesar 4,4% di tahun 2021. Namun sisi positifnya adalah perlambatan ekonomi saat ini terefleksi pada tekanan inflasi yang cukup rendah pada 1,6% di bulan November, sehingga masih akan menopang daya beli masyarakat.

Selain itu faktor keseimbangan eksternal juga cukup terjaga baik, dengan menurunnya defisit transaksi berjalan (CAD) akibat laju impor yang terkontraksi lebih dalam dibandingkan ekspor.

"CAD pada akhir tahun diperkirakan akan berada pada -0,3% terhadap PDB," sebut dia. Adapun pemulihan ekonomi akan bertahap, ditopang belanja pemerintah dan pulihnya konsumsi dan investasi.

Ekonomi diperkirakan masih akan terkontraksi kecil pada triwulan IV 2020, dan akan mulai tumbuh positif pada triwulan I/2021, yang terutama dipicu oleh optimisme terkait rencana vaksinasi pemerintah.

(Baca Juga: Awas, Pelebaran Defisit Anggaran Akan Sedot Uang Publik dan Utang Membengkak)

Menurut Dian, komponen utama pertumbuhan ekonomi seperti konsumsi dan investasi diperkirakan akan mulai tumbuh positif pada tahun 2021. Prospek investasi asing diperkirakan membaik, terutama dengan disahkannya Omnibus Law dan ditandatanganinya kerja sama RCEP.
(fai)
Baca Berita Terkait Lainnya
Copyright ©2024 SINDOnews.com
All Rights Reserved
read/ rendering in 0.1735 seconds (0.1#10.140)