Banyak Peluang Usaha di 2021
loading...
A
A
A
JAKARTA - Menyongsong tahun baru dengan semangat baru sudah menjadi resolusi banyak orang. Namun tahun ini berbeda bila dibandingkan dengan tahun-tahun sebelumnya. Masyarakat masih dihantui pandemi korona (Covid-19) yang membuat lapangan pekerjaan menipis. Namun masih ada secuil harapan bagi masyarakat untuk mendapatkan penghasilan.
Memiliki dan mengelola bisnis sendiri menjadi sebuah kebanggaan dan impian banyak orang. Sayangnya Covid-19 seakan mengubur impian itu. Namun di tengah beragam tantangan yang ada, ternyata masih banyak sektor yang bisa digarap dengan skema kewirausahaan . Salah satunya dengan memanfaatkan tren contactless yang menjadi salah satu standar baku protokol kesehatan di masa pandemi.
Pakar kewirausahaan dan motivator Tom MC Ifle mengungkapkan, peluang bisnis perlu dilihat dari siapa yang ingin memulai bisnis. Jika seseorang memiliki kemampuan berjualan melalui platform digital, bisa dipastikan bisnis ini masih akan berjaya. Penyebabnya, dengan tren contactless, masyarakat lebih memilih berbelanja di platform digital seperti e-commerce daripada datang langsung ke toko ritel. ( )
Menurut Tom, salah satu peluang usaha yang potensial adalah drop shipper. Seseorang hanya perlu mencari vendor barang yang sedang digemari, kemudian memesankannya untuk pembeli. "Cari saja di marketplace produk bagus dengan harga miring. Kita hanya perlu melakukan promosi di grup Whatsapp atau media sosial. Nantinya barang akan dikirim langsung kepada pembeli oleh penjual. Jadi kita tidak perlu memiliki stok barang," jelasnya di Jakarta, JUmat (1/1/2021).
Usaha lain yang bisa dicoba adalah jasa titip barang bagi mereka yang sering bepergian. Tom mengatakan, jika sering bepergian keluar kota, manfaatkan untuk menjual jasa membelikan barang khas tempat tersebut. Paling tidak barang yang tidak dijual di kota tersebut seperti peralatan rumah tangga. Atau jenis fashion tertentu yang hanya ada di mal tertentu, juga oleh-oleh atau makanan yang hanya membuka cabang di kota tertentu.
Founder & CEO Top Coach Indonesia itu menyebutkan, peluang usaha seperti mengembangkan usaha rintisan di sektor digital (startup digital) juga berpeluang untuk bertumbuh. Namun yang perlu diperhatikan, tren pemanfaatan teknologi ke depan adalah mengolaborasikan bisnis offline dengan dukungan sistem online. "Kalau e-commerce rata-rata produknya sudah ada dan hanya dipasarkan dengan produk lain. Tapi ini menghubungkan satu jenis barang konvensional khusus," urai Tom.
Dia memberikan contoh bisnis peternakan dan penjualan kambing secara digital, nanti akan ada aplikasi yang mengumpulkan para peternak kambing untuk menemukan pembelinya yang memang rutin membeli kambing. Misalnya pedagang kuliner sate dan sop kambing. Inovasi dari platform digital akan lebih spesifik karena sudah jelas pasarnya. ( )
Contoh lain adalah usaha menjadi vendor yang khusus mengumpulkan supplier beras dari seluruh Indonesia yang ditujukan untuk warteg-warteg di Indonesia. "Jadi warteg di Sumatera bisa dapat beras asli Cianjur. Ini akan mudah jika diatur melalui platform digital," sambung Tom.
Adapun di industri kreatif, usaha desain web atau agensi digital menjadi peluang yang akan mendatangkan keuntungan. Alasannya saat ini banyak seminar dan workshop yang dilakukan melalui platform digital. Namun sebagian besar masyarakat belum menguasai platform yang tersedia. "Seseorang punya skill dan dia bisa mengajukan diri sebagai pengajar. Tidak sulit mencari peserta karena sudah tersedia di platform tersebut," ungkapnya.
Bahkan tren terbaru lagi adalah memberikan edukasi cara memasak atau cooking class secara virtual. Semakin banyak yang senang memasak selama di rumah saja akibagt pandemi ini. Tidak mengherankan bila kebutuhan peralatan masak pun laku di pasaran. Tidak terkecuali kelas memasak virtual, mereka ingin dibimbing secara langsung dalam membuat makanan atau kue sehingga mereka yang ahli masak kini tidak hanya bisa menjadi koki atau pedagang makanan, tetapi juga pengajar cooking class virtual langsung dari dapur mereka sendiri dan bisa memungut biaya dari para peserta.
Memiliki dan mengelola bisnis sendiri menjadi sebuah kebanggaan dan impian banyak orang. Sayangnya Covid-19 seakan mengubur impian itu. Namun di tengah beragam tantangan yang ada, ternyata masih banyak sektor yang bisa digarap dengan skema kewirausahaan . Salah satunya dengan memanfaatkan tren contactless yang menjadi salah satu standar baku protokol kesehatan di masa pandemi.
Pakar kewirausahaan dan motivator Tom MC Ifle mengungkapkan, peluang bisnis perlu dilihat dari siapa yang ingin memulai bisnis. Jika seseorang memiliki kemampuan berjualan melalui platform digital, bisa dipastikan bisnis ini masih akan berjaya. Penyebabnya, dengan tren contactless, masyarakat lebih memilih berbelanja di platform digital seperti e-commerce daripada datang langsung ke toko ritel. ( )
Menurut Tom, salah satu peluang usaha yang potensial adalah drop shipper. Seseorang hanya perlu mencari vendor barang yang sedang digemari, kemudian memesankannya untuk pembeli. "Cari saja di marketplace produk bagus dengan harga miring. Kita hanya perlu melakukan promosi di grup Whatsapp atau media sosial. Nantinya barang akan dikirim langsung kepada pembeli oleh penjual. Jadi kita tidak perlu memiliki stok barang," jelasnya di Jakarta, JUmat (1/1/2021).
Usaha lain yang bisa dicoba adalah jasa titip barang bagi mereka yang sering bepergian. Tom mengatakan, jika sering bepergian keluar kota, manfaatkan untuk menjual jasa membelikan barang khas tempat tersebut. Paling tidak barang yang tidak dijual di kota tersebut seperti peralatan rumah tangga. Atau jenis fashion tertentu yang hanya ada di mal tertentu, juga oleh-oleh atau makanan yang hanya membuka cabang di kota tertentu.
Founder & CEO Top Coach Indonesia itu menyebutkan, peluang usaha seperti mengembangkan usaha rintisan di sektor digital (startup digital) juga berpeluang untuk bertumbuh. Namun yang perlu diperhatikan, tren pemanfaatan teknologi ke depan adalah mengolaborasikan bisnis offline dengan dukungan sistem online. "Kalau e-commerce rata-rata produknya sudah ada dan hanya dipasarkan dengan produk lain. Tapi ini menghubungkan satu jenis barang konvensional khusus," urai Tom.
Dia memberikan contoh bisnis peternakan dan penjualan kambing secara digital, nanti akan ada aplikasi yang mengumpulkan para peternak kambing untuk menemukan pembelinya yang memang rutin membeli kambing. Misalnya pedagang kuliner sate dan sop kambing. Inovasi dari platform digital akan lebih spesifik karena sudah jelas pasarnya. ( )
Contoh lain adalah usaha menjadi vendor yang khusus mengumpulkan supplier beras dari seluruh Indonesia yang ditujukan untuk warteg-warteg di Indonesia. "Jadi warteg di Sumatera bisa dapat beras asli Cianjur. Ini akan mudah jika diatur melalui platform digital," sambung Tom.
Adapun di industri kreatif, usaha desain web atau agensi digital menjadi peluang yang akan mendatangkan keuntungan. Alasannya saat ini banyak seminar dan workshop yang dilakukan melalui platform digital. Namun sebagian besar masyarakat belum menguasai platform yang tersedia. "Seseorang punya skill dan dia bisa mengajukan diri sebagai pengajar. Tidak sulit mencari peserta karena sudah tersedia di platform tersebut," ungkapnya.
Bahkan tren terbaru lagi adalah memberikan edukasi cara memasak atau cooking class secara virtual. Semakin banyak yang senang memasak selama di rumah saja akibagt pandemi ini. Tidak mengherankan bila kebutuhan peralatan masak pun laku di pasaran. Tidak terkecuali kelas memasak virtual, mereka ingin dibimbing secara langsung dalam membuat makanan atau kue sehingga mereka yang ahli masak kini tidak hanya bisa menjadi koki atau pedagang makanan, tetapi juga pengajar cooking class virtual langsung dari dapur mereka sendiri dan bisa memungut biaya dari para peserta.