Kisah Menjadi Entrepreneur: Menghadapi Kesendirian untuk Menemukan Kekuatan Diri
loading...
A
A
A
JAKARTA - Dalam dunia kewirausahaan , sering kali kita melihat kesuksesan yang gemilang dan kehidupan serba mewah. Namun di balik gemerlap tersebut, ada perjalanan panjang yang penuh dengan kesendirian dan tantangan.
Seorang entrepreneur tidak hanya harus menghadapi persaingan bisnis yang ketat, tetapi juga harus selalu berjuang secara mandiri dalam menemukan solusi dari setiap masalah yang dihadapi.
Kehidupan seorang entrepreneur sering kali penuh dengan malam-malam panjang dalam kegiatan usaha mereka, jauh dari keluarga dan teman. Mereka harus membuat keputusan besar yang bisa mengubah arah bisnis mereka tanpa ada jaminan keberhasilan.
Bahkan ketika mereka dikelilingi oleh tim dan karyawan, seringkali perasaan kesendirian tetap ada. Tak jarang mereka merasa terisolasi akibat dari keputusan-keputusan yang diambil.
Kesuksesan pengusaha kerap identik dengan kekayaan materi, pertumbuhan bisnis dan pengakuan publik yang sering kali dipandang sebagai pencapaian gemilang dan menjadi kebanggaan setiap entrepreneur. Namun, pada kenyataannya narasi kesuksesan ini sering kali mengabaikan aspek lain yang tak kalah penting, seperti tantangan dan tekanan mental yang dapat menghambat produktivitas para entrepreneur muda.
Menurut sebuah penelitian yang dipublikasikan di Small Business Economics pada tahun 2023, terdapat sekitar 72% entrepreneur melaporkan bahwa mereka mengalami gangguan kesehatan mental, seperti kecemasan, depresi, dan stres kronis.
Laporan dari Harvard Business Review di tahun yang sama mengungkapkan, bahwa entrepreneur dua kali lebih mungkin untuk mengalami depresi dibandingkan dengan pekerja umum. Selain itu data dari Global Entrepreneurship Monitor (GEM) 2023 juga menunjukkan meskipun tingkan kepuasan hidup entrepreneur cenderung lebih tinggi, tingkat stres dan kecemasan juga meningkat signifikan dibanding populasi umum.
Menjadi pengusaha di usia muda bukanlah hal yang mudah, tak jarang pengusaha gagal bertahan dalam menjalani proses merintis bisnis. Terlebih, ketika mereka dihadapi oleh berbagai gejolak yang menyebabkan bisnis tidak stabil, tentu akan membuat entrepreneur merasakan stress dan rentan terhadap masalah kesehatan mental.
Ria Andriana, Founder Street Sushi Indonesia, alumni DSC Season 14 ini menuturkan sisi gelap yang dirasakannya selama menjadi entrepreneur. Rasa kesepian (loneliness) dan stress paling sering ia rasakan dan terkadang membuatnya ingin menyerah dengan bisnisnya.
“Menjadi entrepreneur harus memikirkan semuanya sendirian, memutuskan segala sesuatunya sendiri, benar-benar merasa sendirian dan bikin stress,” ujarnya.
Seorang entrepreneur tidak hanya harus menghadapi persaingan bisnis yang ketat, tetapi juga harus selalu berjuang secara mandiri dalam menemukan solusi dari setiap masalah yang dihadapi.
Kehidupan seorang entrepreneur sering kali penuh dengan malam-malam panjang dalam kegiatan usaha mereka, jauh dari keluarga dan teman. Mereka harus membuat keputusan besar yang bisa mengubah arah bisnis mereka tanpa ada jaminan keberhasilan.
Bahkan ketika mereka dikelilingi oleh tim dan karyawan, seringkali perasaan kesendirian tetap ada. Tak jarang mereka merasa terisolasi akibat dari keputusan-keputusan yang diambil.
Dampak Psikologis Entrepreneurship: Fakta dan Data Terbaru
Kesuksesan pengusaha kerap identik dengan kekayaan materi, pertumbuhan bisnis dan pengakuan publik yang sering kali dipandang sebagai pencapaian gemilang dan menjadi kebanggaan setiap entrepreneur. Namun, pada kenyataannya narasi kesuksesan ini sering kali mengabaikan aspek lain yang tak kalah penting, seperti tantangan dan tekanan mental yang dapat menghambat produktivitas para entrepreneur muda.
Menurut sebuah penelitian yang dipublikasikan di Small Business Economics pada tahun 2023, terdapat sekitar 72% entrepreneur melaporkan bahwa mereka mengalami gangguan kesehatan mental, seperti kecemasan, depresi, dan stres kronis.
Laporan dari Harvard Business Review di tahun yang sama mengungkapkan, bahwa entrepreneur dua kali lebih mungkin untuk mengalami depresi dibandingkan dengan pekerja umum. Selain itu data dari Global Entrepreneurship Monitor (GEM) 2023 juga menunjukkan meskipun tingkan kepuasan hidup entrepreneur cenderung lebih tinggi, tingkat stres dan kecemasan juga meningkat signifikan dibanding populasi umum.
Menjadi pengusaha di usia muda bukanlah hal yang mudah, tak jarang pengusaha gagal bertahan dalam menjalani proses merintis bisnis. Terlebih, ketika mereka dihadapi oleh berbagai gejolak yang menyebabkan bisnis tidak stabil, tentu akan membuat entrepreneur merasakan stress dan rentan terhadap masalah kesehatan mental.
Stres dan Kesepian : Sisi Gelap Entrepreneur Hadapi Tekanan Psikologis
Ria Andriana, Founder Street Sushi Indonesia, alumni DSC Season 14 ini menuturkan sisi gelap yang dirasakannya selama menjadi entrepreneur. Rasa kesepian (loneliness) dan stress paling sering ia rasakan dan terkadang membuatnya ingin menyerah dengan bisnisnya.
“Menjadi entrepreneur harus memikirkan semuanya sendirian, memutuskan segala sesuatunya sendiri, benar-benar merasa sendirian dan bikin stress,” ujarnya.