KBI Dorong Peningkatan Transaksi Multirateral
loading...
A
A
A
JAKARTA - PT Kliring Berjangka Indonesia (Persero) mendorong pertumbuhan Perdagangan Berjangka Komoditi untuk transaksi multilateral. Pasalnya selama ini masih ketinggalan dibandingkan dengan kontrak berjangka lainnya.
"Bappebti akan mendorong termasuk menyiapkan berbagai strategi seperti menjadikan perdagangan multilateral menjadi sesuatu yang menarik bagi investor," ujar Kepala Badan Pengawas Perdagangan Berjangka Komoditi (Bappebti) Sidharta Utama melalui keterangan resminya, di Jakarta, Selasa (5/1/2020).
Direktur Utama PT KBI Fajar Wibhiyadi mengatakan sesuai dengan khittahnya, perdagangan berjangka komoditi adalah kontrak multilateral. Hal itu menjadi pekerjaan rumah bersama dari semua pemangku kepentingan di industri perdagangan berjangka komoditi, untuk terus melakukan sosialisasi serta edukasi kepada masyarakat terkait transaksi multilateral.
"Sebagai sarana lindung nilai (hedging), kontrak multilateral tentunya akan sangat penting bagi para pelaku ekonomi. Melihat potensi komoditas yang ada di Indonesia, kami optimis kontrak multilateral akan tumbuh dalam waktu-waktu mendatang," kata dia.
KBI baru-baru ini merilis data transaksi perdagangan kontrak berjangka komoditi di Jakarta Futures Exchange (JFX) di hari pertama perdagangan tahun 2021. KBI sendiri merupakan Badan Usaha Milik Negara yang berperan sebagai Lembaga Kliring Penjaminan dan Penyelesaian Transaksi atas perdagangan berjangka komoditi di Jakarta Futures Exchange.
Di perdagangan hari pertama tersebut, terjadi transaksi dengan volume sebanyak 46.603.3 Lot, yang terdiri dari transaksi kontrak Sistem Perdagangan Alternatif (SPA) sebanyak 46.054.3 Lot dan Kontrak Primer sebanyak 545 Lot. Data dari kbi menyebutkan, sepanjang tahun 2020 volume transaksi Kontrak SPA di JFX mencapai 7.767.855,4 lot, sedangkan Kontrak Primer mencapai 1.678.267 Lot.
Sebagai perbandingan, dalam 2 tahun sebelumnya, yaitu di 2019 transaksi Kontrak Sistem Perdagangan Alternatif mencapai 6.501.246,7 Lot dan Kontrak Primer mencapai 1.467.516,0 Lot. Sedangkan di tahun 2018, transaksi Kontrak Sistem Perdagangan Alternatif mencapai 9.251.325,7 Lot dan Kontrak Primer mencapai 1.335.797,0 lot.
"Transaksi di hari pertama perdagangan ini tentunya merupakan awal yang baik di tahun 2021 ini. Setelah melalui tahun 2020 dengan berbagai guncangan ekonomi yang ada ditengah wabah Covid-19, kami optimis tahun 2021 perdagangan berjangka komoditi akan tumbuh lebih baik dibanding tahun 2020. Hal ini melihat program pemulihan ekonomi yang dilakukan pemerintah sudah mulai berjalan, serta program vaksin yang akan berjalan pada tahun ini," kata Fajar.
Sebagai informasi, ekonomi Indonesia di tahun 2021 diperkirakan akan tumbuh positif setelah mengalami kontraksi yang cukup tajam di tahun 2020. Pemerintah Indonesia sendiri memperkirakan pertumbuhan ekonomi nasional ada di level 5 %. Industri perdagangan berjangka komoditi sepanjang tahun 2020 bisa dikatakan cukup tahan terhadap guncangan ekonomi. Untuk transaksi di Bursa Berjangka Jakarta, sepanjang tahun 2020 volume transaksi tercatat sebanyak 9.433.288 Lot, yang merupakan catatan transaksi tertinggi sepanjang sejarah.
"Bappebti akan mendorong termasuk menyiapkan berbagai strategi seperti menjadikan perdagangan multilateral menjadi sesuatu yang menarik bagi investor," ujar Kepala Badan Pengawas Perdagangan Berjangka Komoditi (Bappebti) Sidharta Utama melalui keterangan resminya, di Jakarta, Selasa (5/1/2020).
Direktur Utama PT KBI Fajar Wibhiyadi mengatakan sesuai dengan khittahnya, perdagangan berjangka komoditi adalah kontrak multilateral. Hal itu menjadi pekerjaan rumah bersama dari semua pemangku kepentingan di industri perdagangan berjangka komoditi, untuk terus melakukan sosialisasi serta edukasi kepada masyarakat terkait transaksi multilateral.
"Sebagai sarana lindung nilai (hedging), kontrak multilateral tentunya akan sangat penting bagi para pelaku ekonomi. Melihat potensi komoditas yang ada di Indonesia, kami optimis kontrak multilateral akan tumbuh dalam waktu-waktu mendatang," kata dia.
KBI baru-baru ini merilis data transaksi perdagangan kontrak berjangka komoditi di Jakarta Futures Exchange (JFX) di hari pertama perdagangan tahun 2021. KBI sendiri merupakan Badan Usaha Milik Negara yang berperan sebagai Lembaga Kliring Penjaminan dan Penyelesaian Transaksi atas perdagangan berjangka komoditi di Jakarta Futures Exchange.
Di perdagangan hari pertama tersebut, terjadi transaksi dengan volume sebanyak 46.603.3 Lot, yang terdiri dari transaksi kontrak Sistem Perdagangan Alternatif (SPA) sebanyak 46.054.3 Lot dan Kontrak Primer sebanyak 545 Lot. Data dari kbi menyebutkan, sepanjang tahun 2020 volume transaksi Kontrak SPA di JFX mencapai 7.767.855,4 lot, sedangkan Kontrak Primer mencapai 1.678.267 Lot.
Sebagai perbandingan, dalam 2 tahun sebelumnya, yaitu di 2019 transaksi Kontrak Sistem Perdagangan Alternatif mencapai 6.501.246,7 Lot dan Kontrak Primer mencapai 1.467.516,0 Lot. Sedangkan di tahun 2018, transaksi Kontrak Sistem Perdagangan Alternatif mencapai 9.251.325,7 Lot dan Kontrak Primer mencapai 1.335.797,0 lot.
"Transaksi di hari pertama perdagangan ini tentunya merupakan awal yang baik di tahun 2021 ini. Setelah melalui tahun 2020 dengan berbagai guncangan ekonomi yang ada ditengah wabah Covid-19, kami optimis tahun 2021 perdagangan berjangka komoditi akan tumbuh lebih baik dibanding tahun 2020. Hal ini melihat program pemulihan ekonomi yang dilakukan pemerintah sudah mulai berjalan, serta program vaksin yang akan berjalan pada tahun ini," kata Fajar.
Sebagai informasi, ekonomi Indonesia di tahun 2021 diperkirakan akan tumbuh positif setelah mengalami kontraksi yang cukup tajam di tahun 2020. Pemerintah Indonesia sendiri memperkirakan pertumbuhan ekonomi nasional ada di level 5 %. Industri perdagangan berjangka komoditi sepanjang tahun 2020 bisa dikatakan cukup tahan terhadap guncangan ekonomi. Untuk transaksi di Bursa Berjangka Jakarta, sepanjang tahun 2020 volume transaksi tercatat sebanyak 9.433.288 Lot, yang merupakan catatan transaksi tertinggi sepanjang sejarah.
(nng)