KBI Pecahkan Rekor Transaksi Tertinggi Sepanjang Sejarah

Selasa, 22 Desember 2020 - 11:41 WIB
loading...
KBI Pecahkan Rekor Transaksi Tertinggi Sepanjang Sejarah
Dirut PT KBI Fajar Wibhiyadi bersama Stephanus Paulus Lumintang bersama Dirut PT Bursa Berjangka Jakarta. FOTO/dok.KBI
A A A
JAKARTA - Industri Perdagangan Berjangka Komoditi di akhir tahun 2020 diwarnai dengan pecahnya rekor transaksi sepanjang sejarah. Merilis data dari Bursa Berjangka Jakarta, ditengah pendemi Covid-19 sampai dengan pertengahan Desember 2020 ini, total transaksi tercatat sebesar 9.023.951,21 Lot.

Pencapaian volume transaksi ini telah memecahkan rekor atas pencapaian transaksi tertinggi dalam sejarah selama 20 tahun beroperasi. Total volume transaksi tersebut terdiri dari transaksi multilateral adalah sebanyak 1.617.55 lot dan Bilateral sebesar 7.406.396,21 Lot. Sebelumnya, rekor transaksi tertinggi di Bursa Berjangka Jakarta terjadi di tahun 2019 dengan volume transaksi sebesar 7,94 juta Lot.

"Pecahnya rekor transaksi ini tentu sangat menggembirakan dan tentunya sesuatu yang positif bagi Industri Perdagangan Berjangka Komoditi di Indonesia. Beberapa faktor tentunya ada dibalik pencapaian rekor transaksi ini. Dari dalam negeri, adanya Covid-19 yang mengharuskan masyarakat melakukan kegiatan dari rumah, turut mendorong kenaikan transaksi ini, karena memang Bursa Berjangka Jakarta menyiapkan berbagai perangkat dan sistem teknologi untuk mendukung transaksi secara online. Selain itu, faktor global seperti pemilu di AS, harga minyak yang pernah menyentuh minus, harga emas yang bergerak naik dan turun cukup drastis, serta semakin meningkatnya pemahaman dank kepercayaan investor dalam negeri untuk berinvestasi di perdagangan berjangka turut menjadi stimulus atas naiknya transaksi di Bursa Berjangka Jakarta," ujar Direktur Utama Bursa Berjangka Jakarta Jakarta Futures Exchange Stephanus Paulus Lumintang melalui keterangan resminya, Selasa (22/12/2020).



Menurut dia tahun depan optimistis industri perdagangan berjangka komoditi akan tumbuh lebih baik lagi dibandingkan dengan tahun 2020. Selain mempertimbangakn faktor internal dan eksternal yang ada, Bursa Berjangka Jakarta senantiasa menyiapkan inovasi-inovasi produk berupa kontrak-kontrak baru yang akan memenuhi kebutuhan dan diminati pasar. "Untuk tahun 2021, kami mentargetkan volume transaksi bisa mencapai 10 juta lot," kata dia.

Terkait Pasar Fisik Emas Digital, Stephanus menambahkan, Pasar Fisik Emas Digital di tahun 2021 diperkirakan akan mendorong minat masyarakat untuk investasi di perdagangan berjangka komoditi. Hal ini dikarenakan dengan Pasar Fisik Emas Digital, masyarakat dapat melakukan investasi emas dengan nilai yang lebih terjangkau.

"Terkait pasar fisik emas digital ini, BBJ telah menyiapkan 2 (dua) skema, yaitu On Exchange dan Off Exchenge. Kami optimis awal tahun 2021 transaksi pasar fisik emas digital ini sudah mulai berjalan. Dan ini tentunya akan meramaikan ekosistem investasi di perdagangan berjangka komoditi Indonesia," kata dia.

Sementara itu, Direktur Utama PT Kliring Berjangka Indonesia (Persero) Fajar Wibhiyadi, mengatakan adanya peningkatan transaksi di perdagangan berjangka komoditi sepanjang tahun 2020 ini membuktikan bahwa industri ini cukup tahan terhadap guncangan. "Kita lihat pertumbuhan ekonomi nasional maupun global di tahun 2020 ini mengalami kontraksi yang cukup tajam. Pencapaian ini tentunya juga membuktikan bahwa investasi di perdagangan berjangka komoditi telah menjadi salah satu pilihan bagi masyarakat dalam menentukan alternatif dalam berinvestasi," kata dia.

Dia melanjutkan bahwa tahun depan pihaknya optimistis transaksi di perdagangan berjangka komoditi akan tumbuh positif. Pasalnya tahun depan telah dilaksanakan vaksin Covid-19, yang ini tentunya akan memberikan angin segar bagi para pelaku bisnis untuk lebih lincah bergerak setelah di tahun 2020 agak menahan ditengah wabah covid-19 yang ada tentunya akan memberikan pengaruh besar terhadap pergerakan ekonomi nasional.

"Kami proyeksikan Pasar Fisik Emas Digital ini kedepan akan menjadi salah satu instrumen investasi yang diminati masyarakat. Kita lihat ditengah disrupsi teknologi yang ada saat ini, masyarakat membutuhkan sarana investasi yang mudah dijangkau dengan teknologi, namun tetap memberikan keamanan dalam investasi," kata dia.
Halaman :
Baca Berita Terkait Lainnya
Copyright ©2024 SINDOnews.com
All Rights Reserved
read/ rendering in 0.1695 seconds (0.1#10.140)