Wamendag Minta BBJ Tingkatkan Sosialisasi Pasar Berjangka Komoditi
loading...
A
A
A
JAKARTA - Pasar berjangka komoditas dinilai penting untuk menunjang kinerja perdagangan komoditas di Indonesia. Keterlibatan masyarakat sebagai investor akan memberikan dampak yang saling menguntungkan antara dunia usaha dalam negeri dengan masyarakat itu sendiri.
Karena itu, kata Wakil Menteri Perdagangan (Wamendag) Jerry Sambuaga , sosialisasi terhadap Bursa Berjangka Komoditas harus terus ditingkatkan. Hal itu ditegaskannya dalam pembukaan perdagangan Perdana Bursa Berjangka Jakarta (BBJ) awal pekan ini. "Sosialisasi harus ditingkatkan, khususnya di kalangan muda agar mereka tahu manfaat dari Bursa Berjangka Komoditas," kata Wamendag dalam keterangan pers, Selasa (5/1/2021).
Jerry menekankan, sebagaimana pasar saham, Bursa Komoditas juga menjanjikan keuntungan dan bisa dimanfaatkan peluangnya oleh masyarakat. Keterlibatan masyarakat yang semakin besar tentu akan menjadi daya ungkit bagi perdagangan komoditas yang akhirnya menggairahkan ekonomi dan memberikan keuntungan bagi seluruh masyarakat.
(Baca Juga: Buka Perdagangan Perdana, Ini Rencana ICDX di 2021)
"Jadi keuntungannya riil, baik langsung maupun tak langsung. Dan ini akan meningkatkan ekonomi dan kesejahteraan masyarakat," ujarnya.
Menurut Jerry, sosialisasi kesadaran terhadap pasar berjangka komoditas bisa dimulai di kampus-kampus. Ini karena mahasiswa dan dosen biasanya punya pandangan yang luas dan terbuka terhadap hal-hal baru. Dengan demikian mereka akan mendapat masukan bahwa pasar berjangka komoditas bisa menjadi peluang bagi mereka, di samping meningkatkan kesadaran untuk menggairahkan ekonomi nasional. Dengan jumlah mahasiswa dan pelajar yang banyak, mereka diyakini bisa membawa tren keikutsertaan dalam pasar berjangka komoditas.
Pada tahun 2020 pasar berjangka komoditas Indonesia, menurut catatan Bappebti, meraih transaksi penjualan sebesar 9,5 juta lot. Pada tahun 2021 ini, ditargetkan jumlahnya meningkat menjadi 11 juta lot. Peningkatan ini dipandang akan meningkatkan pula gairah pelaku usaha di sektor perdagangan komoditas. Dengan besar dan beragamnya potensi pasar komoditas Indonesia, diharapkan ekstensifikasi komoditas yang terlibat juga diharakan semakin banyak.
Wamendag juga mengajak pelaku usaha memandang optimis tahun 2021. Hal ini didasarkan telah dimulainya proses vaksinasi sehingga hambatan-hambatan yang berkaitan dengan adanya pandemi Covid-19 bisa segera diatasi. Diharapkan dengan itu kinerja perdagangan luar negeri Indonesia bisa meningkat lebih tinggi lagi.
(Baca Juga: Komoditas Ini Bikin Ekspor November 2020 Surplus) "Bahkan di tahun 2020 kemarin, yaitu saat puncak pandemi, Indonesia justru mencatat surplus neraca perdagangan yang nilainya sekitar USD20 miliar. Ini tentu menjadi modal optimisme kita di tahun 2021 bahwa kita bisa berkinerja lebih baik lagi," ungkap mantan Anggota Komisi I tersebut.
Untuk itu, pemerintah akan terus meningkatkan kinerjanya dengan mendekatkan diri pada seluruh pelaku usaha maupun stakeholder lainnya. Jerry menegaskan, Kemendag selalu siap mendengarkan, memberikan fasilitasi dan pendampingan agar kinerja ekspor Indonesia meningkat.
Selain upaya-upaya itu, jerry juga menguraikan tekad pemerintah untuk menyelesaikan berbagai perjanjian perdagangan serta menjamin implementasi perjanjian perdagangan yang sudah ada. Pada tahun 2020, Indonesia tercatat menyelesaikan beberapa perjanjian perdagangan penting antara lain RCEP, IA-CEPA, AHK FTA dan fasilitasi General Preference System (GPS) dari Amerika Serikat.
"Diharapkan pada tahun 2021 Indonesia-Uni Eropa CEPA bisa diselesaikan agar pasar ekspor Indonesia semakin luas dan semakin kompetitif," tambahnya.
Karena itu, kata Wakil Menteri Perdagangan (Wamendag) Jerry Sambuaga , sosialisasi terhadap Bursa Berjangka Komoditas harus terus ditingkatkan. Hal itu ditegaskannya dalam pembukaan perdagangan Perdana Bursa Berjangka Jakarta (BBJ) awal pekan ini. "Sosialisasi harus ditingkatkan, khususnya di kalangan muda agar mereka tahu manfaat dari Bursa Berjangka Komoditas," kata Wamendag dalam keterangan pers, Selasa (5/1/2021).
Jerry menekankan, sebagaimana pasar saham, Bursa Komoditas juga menjanjikan keuntungan dan bisa dimanfaatkan peluangnya oleh masyarakat. Keterlibatan masyarakat yang semakin besar tentu akan menjadi daya ungkit bagi perdagangan komoditas yang akhirnya menggairahkan ekonomi dan memberikan keuntungan bagi seluruh masyarakat.
(Baca Juga: Buka Perdagangan Perdana, Ini Rencana ICDX di 2021)
"Jadi keuntungannya riil, baik langsung maupun tak langsung. Dan ini akan meningkatkan ekonomi dan kesejahteraan masyarakat," ujarnya.
Menurut Jerry, sosialisasi kesadaran terhadap pasar berjangka komoditas bisa dimulai di kampus-kampus. Ini karena mahasiswa dan dosen biasanya punya pandangan yang luas dan terbuka terhadap hal-hal baru. Dengan demikian mereka akan mendapat masukan bahwa pasar berjangka komoditas bisa menjadi peluang bagi mereka, di samping meningkatkan kesadaran untuk menggairahkan ekonomi nasional. Dengan jumlah mahasiswa dan pelajar yang banyak, mereka diyakini bisa membawa tren keikutsertaan dalam pasar berjangka komoditas.
Pada tahun 2020 pasar berjangka komoditas Indonesia, menurut catatan Bappebti, meraih transaksi penjualan sebesar 9,5 juta lot. Pada tahun 2021 ini, ditargetkan jumlahnya meningkat menjadi 11 juta lot. Peningkatan ini dipandang akan meningkatkan pula gairah pelaku usaha di sektor perdagangan komoditas. Dengan besar dan beragamnya potensi pasar komoditas Indonesia, diharapkan ekstensifikasi komoditas yang terlibat juga diharakan semakin banyak.
Wamendag juga mengajak pelaku usaha memandang optimis tahun 2021. Hal ini didasarkan telah dimulainya proses vaksinasi sehingga hambatan-hambatan yang berkaitan dengan adanya pandemi Covid-19 bisa segera diatasi. Diharapkan dengan itu kinerja perdagangan luar negeri Indonesia bisa meningkat lebih tinggi lagi.
(Baca Juga: Komoditas Ini Bikin Ekspor November 2020 Surplus) "Bahkan di tahun 2020 kemarin, yaitu saat puncak pandemi, Indonesia justru mencatat surplus neraca perdagangan yang nilainya sekitar USD20 miliar. Ini tentu menjadi modal optimisme kita di tahun 2021 bahwa kita bisa berkinerja lebih baik lagi," ungkap mantan Anggota Komisi I tersebut.
Untuk itu, pemerintah akan terus meningkatkan kinerjanya dengan mendekatkan diri pada seluruh pelaku usaha maupun stakeholder lainnya. Jerry menegaskan, Kemendag selalu siap mendengarkan, memberikan fasilitasi dan pendampingan agar kinerja ekspor Indonesia meningkat.
Selain upaya-upaya itu, jerry juga menguraikan tekad pemerintah untuk menyelesaikan berbagai perjanjian perdagangan serta menjamin implementasi perjanjian perdagangan yang sudah ada. Pada tahun 2020, Indonesia tercatat menyelesaikan beberapa perjanjian perdagangan penting antara lain RCEP, IA-CEPA, AHK FTA dan fasilitasi General Preference System (GPS) dari Amerika Serikat.
"Diharapkan pada tahun 2021 Indonesia-Uni Eropa CEPA bisa diselesaikan agar pasar ekspor Indonesia semakin luas dan semakin kompetitif," tambahnya.
(fai)