Kasus Asabri Terjadi karena 'Lembeknya' Pengawasan Dewan Komisaris

Rabu, 06 Januari 2021 - 21:33 WIB
loading...
Kasus Asabri Terjadi...
Tanri Abeng. Foto/SINDOnews
A A A
JAKARTA - Mantan Menteri Negara Pendayagunaan BUMN Tanri Abeng menilai, akar persoalan dalam kasus korupsi di PT Asuransi Sosial Angkatan Bersenjata Republik Indonesia (Asabri) adalah lemahnya tata kelola perusahaan atau corporate governance. Bahkan, lemahnya fungsi pengawasan dari dewan komisaris di internal Asabri juga memperkuat dan membuka keran korupsi. ( Baca juga:Gaji Direksi BUMN Dipangkas dan Insentif Bersyarat, Pengamat: Bagus Memicu Motivasi )

"Kita sudah ikuti terakhir Asabri dan ini karena kurangnya dan tidak efektifnya pengawasan daripada komisarisnya," ujar Tanri dalam soft launching buku 'Akhlak untuk Negeri' yang digelar secara virtual Rabu, (6/1/2021).

Dewan komisaris berperan penting dalam penerapan good government mengingat begitu banyak anggota komisaris di induk BUMN. Dia mencatat setidaknya ada sekitar 700 dewan komisaris.

"Kalau masuk anak-anak dan cucunya (BUMN) barangkali (jumlahnya) 10 kali lipat daripada itu, dan mereka sumber penempatannya berasal dari disiplin yang berbeda dan latar belakang yang berbeda. Maka seyogyanya mereka pun masih perlu belajar lagi dan menguasai aspek good government untuk menjalankan peran pengendalian dan pengawasan secara efektif," kata dia.

Dia menegaskan, bila fungsi pengawasan dewan komisaris BUMN diperkuat dan Kementerian BUMN memperketat kontrol terhadap kinerja dewan komisaris dan direksi perseroan, maka praktik kejahatan tersebut dapat dicegah. Langkah itu bisa dilakukan tanpa harus menunggu hasil audit yang dilakukan oleh Badan Pemeriksaan Keuangan (BPK).

Tanri menilai, pada tataran aktualnya, pemerintah kerap menunggu hasil audit BPK. Justru yang terjadi adalah Kementerian BUMN tidak dapat mencegah terjadinya praktik korupsi sejak dini yang dilakukan di internal BUMN.

"Kita jangan menunggu BPK untuk mengaudit, itu kerugian sudah terjadi. Jadi ini harus dihadang oleh yang namanya dewan pengawas, yaitu anggota dewan komisaris khususnya," tegas dia. ( Baca juga:Jokowi: Mari Kurangi Mobilitas Mulai 11 Januari untuk Lindungi Tenaga Medis )

Karena itu, Menteri BUMN Erick Thohir perlu melaksanakan legacy yang bisa direalisasikan. Dia menyarankan hal itu bisa dimulai dari direksi dan komisaris untuk melaksanakan prinsip akal, responsibility, transparansi. Menurutnya kelima prinsip ini sudah sejalan dengan prinsip AKHLAK yang diterapkan Erick Thohir.

"Nah lalu apa yang perlu dilakukan agar pesan dan harapan dari Menteri BUMN terkait legacy bisa direalisasikan. Kalau boleh saya perlu menyarankan kita perlu memulai dari pimpinan BUMN sendiri, yaitu para direksi dan komisaris untuk melaksanakan prinsip akal, responsibility, transparansi," katanya.
(uka)
Dapatkan berita terkini dan kejutan menarik dari SINDOnews.com, Klik Disini untuk mendaftarkan diri anda sekarang juga!
Lanjut Baca Berita Terkait Lainnya
Berita Terkait
Aksi Borong Emas Terus...
Aksi Borong Emas Terus Berlanjut, Transaksi Tabungan Emas Pegadaian Naik 4 Kali Lipat
Fundamental Kuat, SIG...
Fundamental Kuat, SIG Siapkan Buyback Saham Rp300 Miliar
Direktur Utama BRI Hery...
Direktur Utama BRI Hery Gunardi Terpilih Menjadi Ketua Umum PERBANAS
Manfaatkan Momentum...
Manfaatkan Momentum Panen Raya, Serapan Beras Petani Tembus 1 Juta Ton
Seusai Lebaran Masyarakat...
Seusai Lebaran Masyarakat Berbondong Investasi Emas di Pegadaian Galeri 24
Lewat UMKM EXPO(RT),...
Lewat UMKM EXPO(RT), BRI Bantu Pengusaha UMKM Aksesori Ini Buka Akses ke Pasar Global
Beda Pengakuan, JMTO...
Beda Pengakuan, JMTO Tepis Abu Janda Jadi Komisaris
Bersama BRI, Unici Songket...
Bersama BRI, Unici Songket Silungkang Sukses Tembus Pasar Global
BRI Bagikan Tips Terhindar...
BRI Bagikan Tips Terhindar dari Penipuan dan Kejahatan Siber yang Marak saat Lebaran
Rekomendasi
Sinopsis Sinetron Kau...
Sinopsis Sinetron Kau Ditakdirkan Untukku Eps 13-14: Dianggap Melanggar Kontrak, Alya Debat dengan Devan
PN Surakarta Gelar 2...
PN Surakarta Gelar 2 Sidang Perdana Gugatan ke Jokowi Hari Ini
Selamat Jalan KH A Chozin...
Selamat Jalan KH A Chozin Chumaidy, Pejuang Demokrasi dan Kesejahteraan Umat
Berita Terkini
Danantara Ajak Qatar...
Danantara Ajak Qatar Investment Authority Kelola Dana Rp67,5 Triliun, Buat Apa?
29 menit yang lalu
Ini Sosok Mantan Presiden...
Ini Sosok Mantan Presiden AS yang Mengilhami Trump Kobarkan Perang Tarif
1 jam yang lalu
Harga Emas Antam Turun...
Harga Emas Antam Turun Lagi Jadi Rp1.969.000 per Gram, Ini Daftarnya
1 jam yang lalu
UMKM Perlu Asuransi...
UMKM Perlu Asuransi Jiwa, Ini Penjelasannya
2 jam yang lalu
Deretan Miliarder Penimbun...
Deretan Miliarder Penimbun Emas Terbesar di Dunia, Daftarnya Mengejutkan
2 jam yang lalu
Unilever Indonesia Masuk...
Unilever Indonesia Masuk IDXHIDIV20, Catat Yield Dividen Tertinggi Sepanjang Sejarah
3 jam yang lalu
Infografis
Ibtihal Aboussad Dipecat...
Ibtihal Aboussad Dipecat Microsoft karena Menentang Genosida di Gaza
Copyright ©2025 SINDOnews.com All Rights Reserved