Menangkap Sinyal IPO Startup Besar, BEI Siapkan Regulasi

Rabu, 06 Januari 2021 - 21:55 WIB
loading...
Menangkap Sinyal IPO Startup Besar, BEI Siapkan Regulasi
Direktur Penilaian Perusahaan Bursa, I Gede Nyoman Yetna mengungkapkan, pihaknya tengah melakukan penjajakan guna mempersiapkan peraturan yang sesuai dan memudahkan bagi startup yang akan IPO maupun calon investornya. Foto/Dok
A A A
JAKARTA - Bursa Efek Indonesia (BEI) terus mendorong perusahaan-perusahaan rintisan (startup) untuk melakukan penawaran saham perdana atau initial public offering (IPO) di bursa. Terlebih lagi, akhir-akhir ini startup e-commerce dengan valuasi besar sudah memberikan sinyal akan segera melantai di pasar modal Indonesia.

(Baca Juga: Airlangga Berharap Tahun Ini Ada IPO Gede di Bursa RI )

Direktur Penilaian Perusahaan Bursa, I Gede Nyoman Yetna mengungkapkan, pihaknya tengah melakukan penjajakan guna mempersiapkan peraturan yang sesuai dan memudahkan bagi startup yang akan IPO maupun calon investornya.

“Sedang kita lakukan penjajakan bagaimana kita (BEI) menyiapkan peraturan-peraturan yang dapat pertama memberikan kemudahan bagi e-commerce (untuk IPO) dan kedua adalah bagaimana memproteksi bagaimana kepentingan investor,” ujar Nyoman dalam video #TanyaIDX di Jakarta.

Nyoman menambahkan, hal tersebut juga termasuk disclosure sehingga para investor yang akan berpartisipasi sudah sadar terkait dengan risiko dan mengetahui karakteristik yang menarik dari perusahaan rintisan yang akan melantai. Karakteristik dari e-commerce tersebut diantaranya adalah bagaimana investor, regulator, shifting, dan persepsi investor terkait dengan perusahaan.

“Sebagai contoh, seperti pada perusahaan konvensional, umumnnya investor akan melihat bottom line, melihat laba. Namun, karakteristik perusahaan-perusahaan e-commerce dan teman-temannya berbeda dengan melihat bagaimana growth opportunity itu akan ditunjukkan,” jelasnya.

(Baca Juga: Tahun Ini Bursa Efek Indonesia Jadi Jawara IPO di Kawasan ASEAN )

Untuk itu, lanjut dia, dengan karakteristik yang berbeda antara perusahaan konvensional dengan e-commerce maka menurutnya semua pihak harus belajar Kembali dalam melihat performa perusahaan tersebut.

“Untuk perusahaan-perusahaan yang memiliki karakteristik khusus kita mesti belajar lagi melihat performance bukan hanya dari bottom line tapi growth opportunity bisa saja, dalam periode waktu tertentu 5-7 tahun lagi, bottom line masih belum hijau, namun growth opportunity yang akan ditunjukkan oleh perusahaan tersebut akan lebih promising,” tukasnya.
(akr)
Baca Berita Terkait Lainnya
Copyright ©2024 SINDOnews.com
All Rights Reserved
read/ rendering in 0.1089 seconds (0.1#10.140)