Tahun Ini Bursa Efek Indonesia Jadi Jawara IPO di Kawasan ASEAN
loading...
A
A
A
JAKARTA - Bursa Efek Indonesia (BEI) menjadi bursa yang kedatangan emiten baru paling banyak di Kawasan ASEAN di tahun 2020. Hingga November 2020, terdapat 46 emiten yang telah melakukan initial public offering (IPO) atau penawaran umum perdana di pasar modal Indonesia.
Kepala Eksekutif Pengawas Pasar Modal Otoritas Jasa Keuangan (OJK) Hoesen mengatakan, jumlah IPO ini terbanyak jika dibandingkan dengan beberapa negara di kawasan Asia Tenggara lainnya seperti Singapura, Thailand, dan Filipina. ( Baca juga:Pandemi Belum Kelar, ASEAN Skills Competition Diundur hingga Tahun 2023 )
"Jumlah perusahaan yang telah memperoleh pernyataan efektif untuk melakukan IPO sepanjang tahun 2020 telah mencapai 46 emiten baru, penambahan jumlah emiten tersebut juga merupakan yang tertinggi jika dibandingkan dengan seluruh negara di kawasan ASEAN," ujar Hoesen dalam acara Pengembangan Pasar Modal Indonesia-Apresiasi Untuk Negeri secara virtual, Senin (14/12/2020).
Hoesen menambahkan, pasar modal Indonesia tidak luput dari tekanan pandemi Covid-19, kinerja IHSG sempat terpuruk di titik terendahnya pada bulan Maret lalu, yakni sebesar 3.937,63. Namun, pada 7 Desember 2020 IHSG telah kembali menguat dan berada pada posisi 5.930,76 atau tumbuh -5,85% secara year to date dan market cap dari Bursa Efek Indonesia mencapai Rp6.895 triliun. ( Baca juga:Anthony Joshua vs Tyson Fury Megaduel Rp9,5 Triliun! )
"Kondisi ini lebih baik jika dibandingkan dengan tier country di ASEAN, seperti Singapura yang mengalami minus 12,25%, Thailand minus 8,23%, dan Filipina minus 7,83%," ucapnya.
Dia menuturkan, dari berbagai data indikator pasar modal di atas menunjukkan bahwa kepercayaan publik dan calon emiten terhadap pasar modal Indonesia masih cukup tinggi. "Dan saya optimis ke depan pasar modal kita masih akan membukukan kinerja yang lebih baik lagi," kata dia.
Kepala Eksekutif Pengawas Pasar Modal Otoritas Jasa Keuangan (OJK) Hoesen mengatakan, jumlah IPO ini terbanyak jika dibandingkan dengan beberapa negara di kawasan Asia Tenggara lainnya seperti Singapura, Thailand, dan Filipina. ( Baca juga:Pandemi Belum Kelar, ASEAN Skills Competition Diundur hingga Tahun 2023 )
"Jumlah perusahaan yang telah memperoleh pernyataan efektif untuk melakukan IPO sepanjang tahun 2020 telah mencapai 46 emiten baru, penambahan jumlah emiten tersebut juga merupakan yang tertinggi jika dibandingkan dengan seluruh negara di kawasan ASEAN," ujar Hoesen dalam acara Pengembangan Pasar Modal Indonesia-Apresiasi Untuk Negeri secara virtual, Senin (14/12/2020).
Hoesen menambahkan, pasar modal Indonesia tidak luput dari tekanan pandemi Covid-19, kinerja IHSG sempat terpuruk di titik terendahnya pada bulan Maret lalu, yakni sebesar 3.937,63. Namun, pada 7 Desember 2020 IHSG telah kembali menguat dan berada pada posisi 5.930,76 atau tumbuh -5,85% secara year to date dan market cap dari Bursa Efek Indonesia mencapai Rp6.895 triliun. ( Baca juga:Anthony Joshua vs Tyson Fury Megaduel Rp9,5 Triliun! )
"Kondisi ini lebih baik jika dibandingkan dengan tier country di ASEAN, seperti Singapura yang mengalami minus 12,25%, Thailand minus 8,23%, dan Filipina minus 7,83%," ucapnya.
Dia menuturkan, dari berbagai data indikator pasar modal di atas menunjukkan bahwa kepercayaan publik dan calon emiten terhadap pasar modal Indonesia masih cukup tinggi. "Dan saya optimis ke depan pasar modal kita masih akan membukukan kinerja yang lebih baik lagi," kata dia.
(uka)