Mendominasi, Market Share Aset Bank Himbara Capai 41,59%
loading...
A
A
A
JAKARTA - Direktur Utama Bank Mandiri Darmawan Junaidi menyebut biaya dana (Cost of Fund-CoF) Himpunan Bank Milik Negara (Himbara) saat ini belum bisa rendah karena portofolio pendanaan bank-bank pelat merah masih memiliki porsi dana mahal yang relatif besar.
Maka dari itu kedepan, perlu ada diversifikasi jenis pendanaan yang dilakukan Himbara, khususnya jenis simpanan dana murah untuk menekan tingkat biaya dana.
“Kalau dilihat, rasio CASA (dana murah) di salah satu bank swasta nasional sudah di atas 70%, sementara di kami mungkin kisaran 65% sampai mendekati 70%. Kedepan, kita harus melihat bagaimana Himbara menumbuhkan CASA rasionya,” ujar Darmawan di Jakarta, Kamis (7/1/2021).
Adapun saat ini Himbara telah mendominasi pangsa pasar (market share) bank umum nasional baik dari segi aset, pinjaman dan simpanan. Tercatat market share Himbara untuk aset sebesar 41,59%, pinjaman 43,54% dan simpanan 43,46%.
Peran Himbara dalam agenda pembangunan nasional tidak hanya terbatas pada penyaluran kredit semata. BUMN Perbankan ini juga mengambil peran dalam kaitannya pemberdayaan usaha mikro, kecil dan menengah (UMKM) dan juga penyaluran bantuan sosial yang digulirkan oleh Pemerintah.
Menjalankan peran sebagai agent of development, Himbara sebagai entitas bisnis tidak hanya bertugas untuk menciptakan Economic Valuetetapi juga Social Value kepada seluruh stakeholders.
Himbara juga berkomitmen akan terus menjadi mitra utama pemerintah dalam percepatan pemulihan ekonomi nasional akibat pandemi.
“Salah satu strateginya yakni fokus pada strategi peningkatan daya beli masyarakat sebagai kunci pertumbuhan kredit atau business follow stimulus,” tambah Ketua Himbara Sunarso.
Selain itu masing-masing bank anggota Himbara akan fokus pada pertumbuhan kredit sesuai dengan core business-nya.
“Kita harus bisa menyalurkan cash flow ke masyarakat, melalui penyaluran stimulus dan dengan memberikan lapangan pekerjaan,” ucapnya.
Untuk itu, proyek-proyek infrastruktur yang memiliki paling banyak multiplier effects dan mempekerjakan banyak orang tidak boleh berhenti.
Selain itu, perlu ada perubahan regulasi agar piutang Bank Himbara tidak dikategorikan sebagai piutang negara agar Bank Himbara bisa lebih lincah dalam menyelesaikan permasalahan tersebut secara Good Corporate Governance (GCG) dan jutaan UMKM bisa kembali mendapatkan akses untuk memperoleh kredit dari perbankan.
Maka dari itu kedepan, perlu ada diversifikasi jenis pendanaan yang dilakukan Himbara, khususnya jenis simpanan dana murah untuk menekan tingkat biaya dana.
“Kalau dilihat, rasio CASA (dana murah) di salah satu bank swasta nasional sudah di atas 70%, sementara di kami mungkin kisaran 65% sampai mendekati 70%. Kedepan, kita harus melihat bagaimana Himbara menumbuhkan CASA rasionya,” ujar Darmawan di Jakarta, Kamis (7/1/2021).
Adapun saat ini Himbara telah mendominasi pangsa pasar (market share) bank umum nasional baik dari segi aset, pinjaman dan simpanan. Tercatat market share Himbara untuk aset sebesar 41,59%, pinjaman 43,54% dan simpanan 43,46%.
Peran Himbara dalam agenda pembangunan nasional tidak hanya terbatas pada penyaluran kredit semata. BUMN Perbankan ini juga mengambil peran dalam kaitannya pemberdayaan usaha mikro, kecil dan menengah (UMKM) dan juga penyaluran bantuan sosial yang digulirkan oleh Pemerintah.
Menjalankan peran sebagai agent of development, Himbara sebagai entitas bisnis tidak hanya bertugas untuk menciptakan Economic Valuetetapi juga Social Value kepada seluruh stakeholders.
Himbara juga berkomitmen akan terus menjadi mitra utama pemerintah dalam percepatan pemulihan ekonomi nasional akibat pandemi.
“Salah satu strateginya yakni fokus pada strategi peningkatan daya beli masyarakat sebagai kunci pertumbuhan kredit atau business follow stimulus,” tambah Ketua Himbara Sunarso.
Selain itu masing-masing bank anggota Himbara akan fokus pada pertumbuhan kredit sesuai dengan core business-nya.
“Kita harus bisa menyalurkan cash flow ke masyarakat, melalui penyaluran stimulus dan dengan memberikan lapangan pekerjaan,” ucapnya.
Untuk itu, proyek-proyek infrastruktur yang memiliki paling banyak multiplier effects dan mempekerjakan banyak orang tidak boleh berhenti.
Selain itu, perlu ada perubahan regulasi agar piutang Bank Himbara tidak dikategorikan sebagai piutang negara agar Bank Himbara bisa lebih lincah dalam menyelesaikan permasalahan tersebut secara Good Corporate Governance (GCG) dan jutaan UMKM bisa kembali mendapatkan akses untuk memperoleh kredit dari perbankan.
(her)