Investasi Sektor ESDM Terburuk dalam 10 Tahun Terakhir Jadi Sorotan
loading...
A
A
A
JAKARTA - Anggota Komisi VII DPR Mulyanto menyoroti minimnya realisasi investasi sektor energi dan sumber daya mineral (ESDM) tahun 2020. Realisasi investasi sektor ESDM di 2020 yang senilai USD24,4 miliar itu dinilai sebagai capaian terburuk dalam 10 tahun terakhir.
Sebagai gambaran, capaian investasi sektor ESDM di tahun 2018 mencapai USD32,9 miliar dan di tahun 2019 naik menjadi sebesar USD33,2 miliar.
(Baca Juga: Investasi Migas Turun, Investor Masih Tunggu Status SKK Migas)
"Kami cukup prihatin membaca laporan realisasi investasi ESDM tahun 2020 yang dirilis secara resmi oleh Kementerian ESDM. Bagi kami minimnya realisasi investasi ESDM tahun 2020 mengonfirmasi adanya kinerja yang kurang optimal dalam mengelola bidang ESDM di tengah pandemi Covid-19. Padahal investasi di bidang ini diharapkan mampu mendongkrak penerimaan negara yang ujungnya dapat meminimalisasi defisit anggaran," tegas Mulyanto di Jakarta, Selasa(12/1/2021).
Berdasarkan data yang dimiliki, Mulyanto menyebut, realisasi investasi ESDM selama 10 tahun belakangan ini relatif minim. Untuk itu Mulyanto minta pemerintah lebih serius menyusun rencana kerja pengelolaan bidang ESDM. Jika hal tersebut tidak diperhatikan dari sekarang, Mulyanto khawatir, pendapatan negara dari sektor migas dan minerba akan terus merosot. "Tentu ini sangat berbahaya bagi stabilitas makro ekonomi kita," tegasnya.
Sebelumnya dalam konferensi pers virtual tanggal 7 Januari 2021, Menteri ESDM, Arifin Tasrif melaporkan realisasi investasi sektor ESDM sepanjang tahun 2020 sebesar USD24,4 miliar. Dari jumlah USD24,4 miliar tersebut sektor migas masih mendominasi sebesar USD12,1 miliar, disusul kelistrikan sebesar USD7 miliar, dan sektor minerba sebesar USD3,9 miliar serta sektor Energi Baru Terbarukan dan Konservasi Energi (EBTKE) sebesar USD1,4 miliar.
(Baca Juga: Investasi Sektor ESDM di 2021 Ditargetkan Capai Rp50,96 Triliun)
Menteri ESDM mengakui angka ini lebih rendah dibandingkan realisasi investasi tahun sebelumnya. Ia mengatakan minimnya realisasi investasi ESDM akibat dampak pandemi Covid-19.
Berdasarkan laporan Kementerian ESDM diketahui jumlah investasi ESDM tahun 2011, sebesar USD27,2 miliar, lalu tahun 2012 meningkat menjadi USD29,8 miliar, sedangkan tahun 2013 turun menjadi USD27,8 miliar. Investasi kembali meningkat menjadi USD33,1 miliar di 2014. Pada tahun 2015 investasi ESDM mencapai USD33,5 miliar, pada 2016 sebesar USD29,7 miliar, kemudian pada 2017 sebesar USD28,3 miliar dan 2018 meningkat menjadi USD32,9 miliar dan di 2019 sebesar USD33,2 miliar.
Mulyanto pun minta pemerintah segera memperbaiki rencana kerja pengelolaan sektor ESDM, agar bisa menggenjot investasi di bidang ESDM ke depan.
Sebagai gambaran, capaian investasi sektor ESDM di tahun 2018 mencapai USD32,9 miliar dan di tahun 2019 naik menjadi sebesar USD33,2 miliar.
(Baca Juga: Investasi Migas Turun, Investor Masih Tunggu Status SKK Migas)
"Kami cukup prihatin membaca laporan realisasi investasi ESDM tahun 2020 yang dirilis secara resmi oleh Kementerian ESDM. Bagi kami minimnya realisasi investasi ESDM tahun 2020 mengonfirmasi adanya kinerja yang kurang optimal dalam mengelola bidang ESDM di tengah pandemi Covid-19. Padahal investasi di bidang ini diharapkan mampu mendongkrak penerimaan negara yang ujungnya dapat meminimalisasi defisit anggaran," tegas Mulyanto di Jakarta, Selasa(12/1/2021).
Berdasarkan data yang dimiliki, Mulyanto menyebut, realisasi investasi ESDM selama 10 tahun belakangan ini relatif minim. Untuk itu Mulyanto minta pemerintah lebih serius menyusun rencana kerja pengelolaan bidang ESDM. Jika hal tersebut tidak diperhatikan dari sekarang, Mulyanto khawatir, pendapatan negara dari sektor migas dan minerba akan terus merosot. "Tentu ini sangat berbahaya bagi stabilitas makro ekonomi kita," tegasnya.
Sebelumnya dalam konferensi pers virtual tanggal 7 Januari 2021, Menteri ESDM, Arifin Tasrif melaporkan realisasi investasi sektor ESDM sepanjang tahun 2020 sebesar USD24,4 miliar. Dari jumlah USD24,4 miliar tersebut sektor migas masih mendominasi sebesar USD12,1 miliar, disusul kelistrikan sebesar USD7 miliar, dan sektor minerba sebesar USD3,9 miliar serta sektor Energi Baru Terbarukan dan Konservasi Energi (EBTKE) sebesar USD1,4 miliar.
(Baca Juga: Investasi Sektor ESDM di 2021 Ditargetkan Capai Rp50,96 Triliun)
Menteri ESDM mengakui angka ini lebih rendah dibandingkan realisasi investasi tahun sebelumnya. Ia mengatakan minimnya realisasi investasi ESDM akibat dampak pandemi Covid-19.
Berdasarkan laporan Kementerian ESDM diketahui jumlah investasi ESDM tahun 2011, sebesar USD27,2 miliar, lalu tahun 2012 meningkat menjadi USD29,8 miliar, sedangkan tahun 2013 turun menjadi USD27,8 miliar. Investasi kembali meningkat menjadi USD33,1 miliar di 2014. Pada tahun 2015 investasi ESDM mencapai USD33,5 miliar, pada 2016 sebesar USD29,7 miliar, kemudian pada 2017 sebesar USD28,3 miliar dan 2018 meningkat menjadi USD32,9 miliar dan di 2019 sebesar USD33,2 miliar.
Mulyanto pun minta pemerintah segera memperbaiki rencana kerja pengelolaan sektor ESDM, agar bisa menggenjot investasi di bidang ESDM ke depan.
(fai)