Pimpinan di 3 Unit Usaha PTPN XIV Berganti

Jum'at, 15 Januari 2021 - 20:48 WIB
loading...
Pimpinan di 3 Unit Usaha...
Direktur Utama PT Perkebunan Nusantara (PTPN XIV) Ryanto Wisnuardhy menunjuk pimpinan baru di tiga unit usaha PTPN. Foto: Istimewa
A A A
MAKASSAR - Direktur Utama PT Perkebunan Nusantara (PTPN XIV) , Ryanto Wisnuardhy, melakukan perombakan pimpinan di unit usaha Pabrik Gula (PG) Sulawesi Selatan. Perampingan struktur organisasi perusahaan ini, didasari dengan tujuan utama untuk meningkatkan kinerja perusahaan.

Tak tanggung-tanggung, pucuk jabatan di unit usaha PTPN XIV dirombak sebanyak tiga posisi. Bertepatan awal tahun 2021, PTPN XIV gelar serah terima jabatan manager di tiga unit usaha Pabrik Gula (PG Bone, PG Camming dan PG Takalar).



Pimpinan baru tersebut yakni, H Aminuddin sebagai manager baru di Pabrik Gula Bone. Untuk nahkoda Pabrik Gula Camming dipimpin oleh Ir H A Arwan Arief. Terakhir, Ir HM Syahrul di Pabrik Gula Takalar.

Ketua Umum Serikat Pekerja Perkebunan (SPBUN) PTPN XIV , A Muh Wardi Samad berharap semua pimpinan dan seluruh pekerja dapat bekerja dengan baik untuk kejayaan perusahaan.

"Semoga kita semua bekerja dengan baik dan amanah untuk kejayaan perusahaan. Sejalan motto SPBUN, perusahaan sehat karyawan sejahtera, " ujar Wardi Samad, Selasa (13/10/2021).

Perusahaan BUMN ini memiliki anak perusahaan dari Sabang sampai Marauke. Salah-satu anak perusahaan berada paling timur Indonesia adalah PTPN XIV Regional Kota Makassar. Komoditas andalan perusahaan ini adalah tebu.

Sisi lain, PTPN XIV terus mendorong budaya etos kerja berlandas pada Core Value BUMN , yakni amanah, kompeten, harmonis, loyal, adaptif dan kolaboratif. Semua bermuara pada kemajuan teknologi dan produksi Perkebunan Nusantara Group.



Lima tahun terakhir, PTPN XIV terus berupaya mengenjot produksi gula. Ini terbukti pada tahun 2020 mencatat nilai peningkatan produksi gula. Wardi Samad mengharapakan perombakan pimpinan atas dasar untuk produksi semakin membaik.

"Pabrik gula PTPN XIV dapat kembali berjaya seperti tahun 90-an menjadi salah-satu pembayar pajak terbesar di Sulawesi Selatan. Ini tentunya sebagai tempat penyerapan tenaga kerja juga," ujar Wardi Samad, Rabu (14/10/2021).

Kilas balik kejayaan PTPN XIV dari komoditas tebu. Pernah mencapai produksi tertinggi pada tahun 1990-1996 rerata 75.000-78.000 ton. Lima tahun terakhir ini (2014-2020) menunjukkan tren peningkatan produksi tiap tahun. Namun, belum mencapai produksi gula tertinggi tahun 1994, yang mencapai 78.000 ton.

Unit Pabrik Gula (PG) PTPN XIV tersebar di tiga lokasi, yakni PG Takalar , PG Camming dan PG Bone . Tahun ini, pasokan bahan baku untuk ketiga unit senilai 80 % dari kebun tebu sendiri atau lahan hak guna usaha (HGU) dan 20 % terserap dari produksi tebu rakyat. Selain itu, PTPN mempekerjakan warga sekitar pabrik.

"Ke depan lebih fokus pada gula. Karena dijadikan satu entitas sendiri dengan kerja sama dengan investor ataupun BUMN lain," tandas Wardi Samad, Senin (11/1/2021).



Wardi Samad menuturkan 70 % revenue PTPN XIV dari penjualan produksi komoditas tebu sedangkan 20 % revenue dari penjualan produksi komoditas sawit.

"Komoditas sawit, mayoritas tidak pernah rugi. Keuntungan operasional di atas Rp1 triliun tiap tahun. Namun komoditi gula yang high cost tidak bisa operational exelence akibat berbagai keterbatasan. Lima tahun sawit terus mensubsidi biaya operasional komoditi tebu/gula, akibatnya sawit juga terseret tidak exelence," ujar Wardi Samad, Senin (11/01/2021).

Berikut produksi gula PTPN XIV pada tahun 2019 hingga 2020, PG Takalar memproduksi 17.1 ribu ton meningkat sebesar 17.9 ribu ton, PG Bone mproduksi 14.4 ribu ton meningkat sebesar 19.4 ribu ton, dan PG Camming memproduksi 14.6 ribu ton meningkat sebesar 18.6 ribu ton

"Ke depan lebih fokus maka gula akan dijadikan satu entitas sendiri dengan join investor ataupun kerjasama dengan BUMN lain. Pada pemaparan holding Minggu lalu akan menggandeng RNI / BUMN pangan dan Perhutani yang punya cukup luas lahan di jawa," ucap Wardi Samad.

Core Business PTPN XIV saat ini adalah tebu dengan produksi berupa gula dan tetes. PTPN terus berinovasi dalam ekstensifikasi pasar. Produk inovasi komoditi tebu telah masuk ke industri hilir melalui program retail gula kemasan 1 kg dengan merk Gollata. Pembeli mayoritas terserap dari pelaku bisnis lokal Makassar dan sekitarnya.

Wardi melanjutkan, sampai sekarang, PTPN XIV masih konsisten berada pada garis haluan menggandeng warga untuk tetap bekerja. Namun, ditunjang dengan peningkatan kinerja produksi gula. Ini membawa dampak positif bagi penyerapan tenaga kerja lokal yang terus meningkat. Selain itu, tenaga tebang tebu juga menjadi armada angkut yang tersebar di beberapa kabupaten di Sulsel.



Sudah menjadi budaya bagi masyarakat sekitar pabrik gula, saat di masa giling tebu, warga berbondong-bondong menjadi jasa angkutan tebu menggunakan hand traktor. Hal yang menarik, karena hand traktor hanya digunakan saat musim penghujan untuk membajak sawah. Sementara saat musim giling pabrik gula atau musim kemarau dapat digunakan mengangkut tebu.

"Di sini ramai sekali kalau musim giling. Domppeng (sebutan hand traktor warga lokal) berbaris panjang mengangkut tebu sampai ke pabrik. Pendapatan saya sekitar Rp 150 hingga 300 ribu per hari," tandas salah satu petani di PG Takalar.
(luq)
Dapatkan berita terkini dan kejutan menarik dari SINDOnews.com, Klik Disini untuk mendaftarkan diri anda sekarang juga!
Baca Berita Terkait Lainnya
Copyright ©2024 SINDOnews.com
All Rights Reserved
read/ rendering in 0.2285 seconds (0.1#10.140)