Tren Penurunan Suku Bunga Diharapkan Genjot Kredit

Kamis, 21 Januari 2021 - 08:26 WIB
loading...
Tren Penurunan Suku Bunga Diharapkan Genjot Kredit
Kredit perbankan diharapkan naik seiring penurunan suku bunga acuan. Foto/Ilustrasi
A A A
JAKARTA- Tren penurunan suku bunga perbankan yang telah terjadi pada tahun lalu diharapkan bisa menggenjot laju kredit pada tahun ini. Pertumbuhan kredit ini ditopang mulai membaiknya kondisi perekonomian Indonesia di awal tahun 2021.

"Hal tersebut juga dipengaruhi oleh perkembangan program vaksinasi pada awal tahun 2021 ini," papar pengamat Ekonomi Josua Pardede saat dihubungi di Jakarta, kemarin.

Josua menuturkan, pengaruh kenaikan kredit juga disebabkan transmisi penurunan suku bunga perbankan juga terus berlanjut merespon penurunan suku bunga acuan BI pada tahun 2020 yang lalu.

“Sehingga tren penurunan suku bunga perbankan dan perbaikan aktivitas perekonomian diharapkan akan mulai mendorong permintaan kredit yang cenderung masih lemah pada hingga akhir tahun 2020,” katanya. (Baca juga:Penurunan Bunga Kredit Bank Lamban, BI Bersiap Lakukan Ini)

Dia mengungkapkan, pertumbuhan kredit pada akhir tahun 2020 cenderung masih lemah yakni di kisaran minus 2,41% year on year sementara pertumbuhan DPK pada Desember 2020 tercatat 11,11%.

Menurut dia, ruang penurunan suku bunga perbankan masih terbuka meskipun semakin terbatas. Hal itu mempertimbangkan upaya untuk menjaga daya tarik investasi pada aset keuangan rupiah dalam rangka mendorong terciptanya stabilitas nilai tukar rupiah di tengah proses pemulihan ekonomi domestik.

Sementara Direktur Riset CORE Indonesia Piter Abdullah menuturkan, jika merujuk pada historisnya, turunnya suku bunga acuan tidak sepenuhnya diikuti oleh penurunan suku bunga kredit perbankan. Di sisi lain permintaan kredit tidak hanya ditentukan oleh turunnya suku bunga kredit.

“Yang Lebih berpengaruh terhadap penyaluran kredit adalah demand kredit dimana demand kredit bergantung kepada kondisi ekonomi,” kata Piter.

Menurut dia, selama pandemi tahun lalu perekonomian terpuruk, sehingga permintaan kredit Juga turun. Meskipun suku bunga kredit menurun, pertumbuhan kredit justru negatif.

Pola ini, kata dia, akan berlanjut pada tahun ini. Ditengah suku bunga acuan yang rendah, suku bunga kredit meskipun sangat lambat akan menurun. “Tetapi penyaluran kredit masih akan menunggu pulihnya ekonomi,” katanya.

Suku Bunga Acuan


Ekonom Bank DBS, Radhika Rao memperkirakan Bank Indonesia tetap mempertahankan kebijakannya pada tahun ini. Namun, percepatan jumlah kasus Covid-19 dan dampaknya pada pertumbuhan membuka pintu untuk pelonggaran tahun ini.

"Hal ini tergantung pada stabilitas rupiah dan nilai tukar riil, yang lebar inflasi rata-rata 1,7% secara tahunan pada Desember 2020, di bawah target selama tujuh bulan berturut-turut," kata Radhika kemarin.

Dia juga memproyekasi, BI akan melakukan sebanyak satu kali penurunan suku bunga sebesar 25 bps pada paruh pertama tahun ini. Hal ini untuk meredam perlambatan pertumbuhan yang diantisipasi.

Di sisi pertumbuhan, lanjut dia,peningkatan kasus positif Covid-19 mungkin membuat pihak berwenang mempertimbangkan pembatasan sosial setempat berselang-seling dalam beberapa minggu mendatang. Hal ini tergantung kurva pandemi, karena momentum pertumbuhan melemah memasuki 2021.

“Normalisasi kegiatan kemungkinan akan lebih bertahap dengan asumsi kenaikan kasus tajam tidak memicu pembatasan lebih luas,” jelasnya.

Untuk tahun ini, dia memperkirakan secara konservatif pertumbuhan ekonomi Indonesia mencapai 4%. Hal tersebut dimulai dengan awal cukup positif pada tahun ini, diikuti oleh lonjakan akibat distorsi angka inflasi bulanan dalam pertumbuhan kuartal kedua 2021 sebelum tren berubah menjadi stabil.

Pengamat ekonomi Bhima Yudhistira mengatakan, Bank Indonesia diperkirakan akan menahan bunga acuan seiring dengan rupiah yang terjaga stabil dan aliran dana asing yang cukup deras masuk ke Indonesia. "Capital inflow di bursa saham saja mencapai Rp6,92 triliun dalam bentuk nett buy," kata Bhima.

Sementara yang jadi perhatian adalah kenaikan inflasi dari sisi pasokan akibat curah hujan dan bencana alam. "Ruang penurunan bunga memang masih ada, tapi sepertinya BI lebih main aman dengan menahan suku bunga," ungkapnya. Sebagaimana diketahui, BI telah melakukan pemangkasan suku bunga acuan sebesar 125 basis poin (bps) sepanjang 2020 hingga menjadi 3,75%. kunthi fahmar sandy
(bai)
Baca Berita Terkait Lainnya
Copyright ©2024 SINDOnews.com
All Rights Reserved
read/ rendering in 0.1547 seconds (0.1#10.140)