Suku Bunga Ditahan, Jaga Keuangan Negara

Kamis, 21 Januari 2021 - 08:30 WIB
loading...
Suku Bunga Ditahan,...
Ilustrasi. FOTO/SINDOnews
A A A
JAKARTA - Bank Indonesia (BI) diperkirakan akan mempertahankan suku bunga acuan BI 7 Days (Reserve) Repo Rate (BI-7DRR) di level 3,75% pada rapat dewan gubernur (RDG) pada bulan Januari 2021.

Lembaga Penyelidikan Ekonomi dan Masyarakat (LPEM) Fakultas Ekonomi dan Bisnis Universitas Indonesia (FEB UI) menilai Bank Indonesia (BI) perlu menahan suku bunga acuan BI 7 Days Repo Rate di level 3,75% . Ekonom Makroekonomi dan Pasar Keuangan LPEM FEB UI Teuku Riefky mengatakan hal tersebut guna menjaga stabilitas sektor keuangan di tengah banyaknya ketidakpastian.

"Kami berpandangan bahwa BI harus menahan suku bunga acuan pada 3,75% bulan ini, dengan tetap menjaga kebijakan makroprudensial untuk mengelola stabilitas sektor keuangan," kata Teuku di Jakarta, Kamis (21/1/2021).



Lanjutnya, berbagai rentetan kejadian telah terjadi dalam kondisi perekonomian Indonesia. Dengan menguraikan komponen Neraca Pembayaran Indonesia, neraca keuangan, hasil pemilu Amerika Serikat (AS), dan peluncuran vaksin pada pertengahan November lalu memicu sentimen positif bagi investor.

"Alhasil, melimpahkan likuiditas dalam pasar negara berkembang dan menyebabkan terjadinya apresiasi mata uang negara berkembang terhadap dolar AS dengan cepat," tuturnya.

Dari sisi neraca transaksi berjalan, perdagangan luar negeri Indonesia juga menunjukkan tanda yang cukup baik. Di sisi lain, perkembangan kondisi kesehatan publik yang suram terus terjadi. Kasus harian covid-19 tertinggi dari sebelumnya mendorong pemerintah untuk kembali menerapkan tindakan pembatasan sosial sebagai akibat dari kelebihan kapasitas fasilitas kesehatan publik.

"Selanjutnya, eskalasi dalam sektor keuangan dan sektor riil masih belum ada kejelasan karena sangat bergantung pada situasi pandemi yang sedang berlangsung," bebernya.



Dari sisi ketersediaan likuiditas, sistem perbankan domestik mengalami kesulitan untuk menyalurkan ke penggunaan yang lebih produktif. "Permasalahan terhambatnya kredit saat ini berasal dari sisi permintaan dikarenakan terhentinya sektor riil akibat pandemi yang berkepanjangan," tandasnya
(nng)
Dapatkan berita terkini dan kejutan menarik dari SINDOnews.com, Klik Disini untuk mendaftarkan diri anda sekarang juga!
Baca Berita Terkait Lainnya
Copyright ©2024 SINDOnews.com
All Rights Reserved
read/ rendering in 0.1802 seconds (0.1#10.140)