Revitalisasi 2 Pasar Tradisional di Jawa Timur Rampung
loading...
A
A
A
JAKARTA - Setelah Pasar Benteng Pancasila di Kabupaten Mojokerto selesai dan diresmikan, Kementerian Pekerjaan Umum dan Perumahan Rakyat (PUPR) saat ini menyelesaikan revitalisasi 2 pasar di Provinsi Jawa Timur, yakni Pasar PON di Trenggalek dan Pasar Legi di Ponorogo. Percepatan penyelesaian infrastruktur kedua pasar tersebut dilakukan dalam rangka mendukung penyediaan fasilitas untuk memenuhi distribusi kebutuhan pokok, terutama bahan pangan pada masa Pandemi COVID-19.
Menteri PUPR Basuki Hadimuljono mengatakan, pembangunan/rehabilitasi pasar dilakukan dengan meningkatkan fungsi pasar sebagai sarana perdagangan rakyat sehingga menjadi bangunan yang aman, nyaman, bersih, tertata, dan lebih estetis (tidak kumuh).
“Diharapkan, infrastruktur pasar yang berkualitas dapat dirasakan langsung manfaatnya, terutama menjamin distribusi bahan pokok dan turut menggerakan sektor rill atau UMKM yang merata hingga pelosok desa di seluruh Indonesia,” jelas Menteri Basuki dalam keterangan resminya.
Pasar PON mulai dibangun Kementerian PUPR melalui Ditjen Cipta Karya sejak 10 Januari 2020 setelah rusak terbakar pada tahun 2018. Konstruksi bangunan pasar telah selesai 100% dan siap diserahkelolakan kepada Pemerintah Kabupaten Trenggalek untuk menjadi sarana pendorong percepatan pemulihan ekonomi lokal yang terdampak Pandemi COVID-19.
Konsep revitalisasi Pasar PON disesuaikan dengan keselarasan lingkungan yang mempertahankan nilai-nilai kearifan lokal dengan desain ikonik bergaya Eropa. Seluruh kegiatan mulai dari tahap perencanaan hingga pembangunan juga melibatkan Pemkab Trenggalek.
Konstruksi Pasar PON dibangun dengan konsep bangunan gedung hijau di atas lahan seluas 12.000 m2 dan luas bangunan 5.800 m2. Pembangunan yang bersumber dari APBN TA 2020 sebesar Rp 73,8 miliar meliputi pekerjaan persiapan (pembersihan dan K3), pekerjaan struktural (lantai 1, lantai 2, dan atap), arsitektural pada lantai 1 dan 2, pekerjaan listrik dan mekanikal seperti trafo, kabel feeder, CCTV, genset, alarm, pemadam kebakaran, AC yang berada di lantai 1 dan 2, lift serta instalasi plumbing, lansekap, dan infrastruktur pendukung lainnya.
Pasar yang berlokasi tidak jauh (900 meter) dari Alun-Alun Kabupaten Trenggalek ini juga sudah sudah mendapatkan konsep Bangunan Gedung Hijau (BGH) dengan predikat Madya pada saat tahap perencanaan. Terbangunnya fasilitas Pasar Pon yang sehat dan higienis akan meningkatkan sarana perdagangan barang/jasa dalam memenuhi kebutuhan sehari-hari masyarakat.
Selanjutnya Pasar Legi yang sudah memasuki tahap akhir konstruksi, siap diresmikan atau diserahkelolakan kepada Pemda Ponorogo pada awal Februari 2021. Pasar Legi dibangun dengan anggaran APBN sebesar Rp 133,6 miliar sejak 05 Februari 2020 dengan konsep bangunan gedung hijau dengan pekerjaan meliputi bangunan Gedung A seluas 24.960 m2 untuk menampung 2.462 lapak, Gedung B seluas 7.005 m2, dan revitaliasi gedung penunjang seluas 207 m2.
Revitalisasi dan pembangunan Pasar Legi merupakan bentuk perhatian Pemerintah kepada para pedagang, agar pemulihan ekonomi pasca Pandemi COVID-19 dapat berjalan lebih cepat. Sebelum terbakar, pasar ini memiliki luas bangunan 16.012 m2 setinggi 4 lantai untuk menampung 2.480 pedagang terdiri dari 1.449 kios dan 1.031 los/lapak. Artinya ada penambahan luas bangunan dalam rekonstruksi pasar dan konsep Bangunan Gedung Hijau (BGH) dengan predikat utama pada tahap perencanaan
Selain kedua pasar tersebut, di Jawa Timur juga telah diselesaikan revitalisasi Pasar Benteng Pancasila di Mojokerto seluas 3.400 m2 terdiri dari 248 unit kios. Kemudian juga tengah dilakukan revitalisasi Pasar Besar Ngawi yang berada di Jalan Sultan Agung, Kabupaten Ngawi.
Dengan selesainya pasar di Jawa Timur tersebut menambah jumlah fasilitas publik selesai dibangun Kementerian PUPR pada TA 2020, sesuai dengan Peraturan Presiden (Perpres) No. 43 Tahun 2019 tentang Pembangunan, Rehabilitasi, atau Renovasi Pasar Rakyat, Prasarana Perguruan Tinggi, Perguruan Tinggi Keagamaan Islam, dan Satuan Pendidikan Dasar dan Menengah. Total pembangunan dan rehabilitasi prasarana dan sarana pendidikan, olahraga, dan pasar selesai tahun 2020 sebanyak 463 unit dan akan dilanjutkan pada TA 2021 sebanyak 1.431 unit.
Menteri PUPR Basuki Hadimuljono mengatakan, pembangunan/rehabilitasi pasar dilakukan dengan meningkatkan fungsi pasar sebagai sarana perdagangan rakyat sehingga menjadi bangunan yang aman, nyaman, bersih, tertata, dan lebih estetis (tidak kumuh).
“Diharapkan, infrastruktur pasar yang berkualitas dapat dirasakan langsung manfaatnya, terutama menjamin distribusi bahan pokok dan turut menggerakan sektor rill atau UMKM yang merata hingga pelosok desa di seluruh Indonesia,” jelas Menteri Basuki dalam keterangan resminya.
Pasar PON mulai dibangun Kementerian PUPR melalui Ditjen Cipta Karya sejak 10 Januari 2020 setelah rusak terbakar pada tahun 2018. Konstruksi bangunan pasar telah selesai 100% dan siap diserahkelolakan kepada Pemerintah Kabupaten Trenggalek untuk menjadi sarana pendorong percepatan pemulihan ekonomi lokal yang terdampak Pandemi COVID-19.
Konsep revitalisasi Pasar PON disesuaikan dengan keselarasan lingkungan yang mempertahankan nilai-nilai kearifan lokal dengan desain ikonik bergaya Eropa. Seluruh kegiatan mulai dari tahap perencanaan hingga pembangunan juga melibatkan Pemkab Trenggalek.
Konstruksi Pasar PON dibangun dengan konsep bangunan gedung hijau di atas lahan seluas 12.000 m2 dan luas bangunan 5.800 m2. Pembangunan yang bersumber dari APBN TA 2020 sebesar Rp 73,8 miliar meliputi pekerjaan persiapan (pembersihan dan K3), pekerjaan struktural (lantai 1, lantai 2, dan atap), arsitektural pada lantai 1 dan 2, pekerjaan listrik dan mekanikal seperti trafo, kabel feeder, CCTV, genset, alarm, pemadam kebakaran, AC yang berada di lantai 1 dan 2, lift serta instalasi plumbing, lansekap, dan infrastruktur pendukung lainnya.
Pasar yang berlokasi tidak jauh (900 meter) dari Alun-Alun Kabupaten Trenggalek ini juga sudah sudah mendapatkan konsep Bangunan Gedung Hijau (BGH) dengan predikat Madya pada saat tahap perencanaan. Terbangunnya fasilitas Pasar Pon yang sehat dan higienis akan meningkatkan sarana perdagangan barang/jasa dalam memenuhi kebutuhan sehari-hari masyarakat.
Selanjutnya Pasar Legi yang sudah memasuki tahap akhir konstruksi, siap diresmikan atau diserahkelolakan kepada Pemda Ponorogo pada awal Februari 2021. Pasar Legi dibangun dengan anggaran APBN sebesar Rp 133,6 miliar sejak 05 Februari 2020 dengan konsep bangunan gedung hijau dengan pekerjaan meliputi bangunan Gedung A seluas 24.960 m2 untuk menampung 2.462 lapak, Gedung B seluas 7.005 m2, dan revitaliasi gedung penunjang seluas 207 m2.
Revitalisasi dan pembangunan Pasar Legi merupakan bentuk perhatian Pemerintah kepada para pedagang, agar pemulihan ekonomi pasca Pandemi COVID-19 dapat berjalan lebih cepat. Sebelum terbakar, pasar ini memiliki luas bangunan 16.012 m2 setinggi 4 lantai untuk menampung 2.480 pedagang terdiri dari 1.449 kios dan 1.031 los/lapak. Artinya ada penambahan luas bangunan dalam rekonstruksi pasar dan konsep Bangunan Gedung Hijau (BGH) dengan predikat utama pada tahap perencanaan
Selain kedua pasar tersebut, di Jawa Timur juga telah diselesaikan revitalisasi Pasar Benteng Pancasila di Mojokerto seluas 3.400 m2 terdiri dari 248 unit kios. Kemudian juga tengah dilakukan revitalisasi Pasar Besar Ngawi yang berada di Jalan Sultan Agung, Kabupaten Ngawi.
Dengan selesainya pasar di Jawa Timur tersebut menambah jumlah fasilitas publik selesai dibangun Kementerian PUPR pada TA 2020, sesuai dengan Peraturan Presiden (Perpres) No. 43 Tahun 2019 tentang Pembangunan, Rehabilitasi, atau Renovasi Pasar Rakyat, Prasarana Perguruan Tinggi, Perguruan Tinggi Keagamaan Islam, dan Satuan Pendidikan Dasar dan Menengah. Total pembangunan dan rehabilitasi prasarana dan sarana pendidikan, olahraga, dan pasar selesai tahun 2020 sebanyak 463 unit dan akan dilanjutkan pada TA 2021 sebanyak 1.431 unit.
(akr)