Indonesia Belum Beranjak dari Energi Fosil

Selasa, 26 Januari 2021 - 08:02 WIB
loading...
Indonesia Belum Beranjak dari Energi Fosil
Berdasarkan data yang dihimpun oleh Institute for Essential Services Reform (IESR) dalam Indonesia Energy Transition Outlook (IETO) 2021, pemerintah Indonesia masih belum beranjak dari pengembangan energi fosil. Foto/Dok
A A A
JAKARTA - Berdasarkan data yang dihimpun oleh Institute for Essential Services Reform (IESR) dalam Indonesia Energy Transition Outlook (IETO) 2021, pemerintah Indonesia masih belum beranjak dari pengembangan energi fosil . Sementara itu tahun 2020-2021 merupakan waktu yang krusial untuk memulai proses transisi energi Indonesia.

Baca Juga: Honda Odyssey Facelift 2021 Menyapa Thailand, Indonesia Bulan Depan?

Seperti diketahui, pemerintah telah menetapkan target bauran energi baru terbarukan (EBT) sebesar 23% pada tahun 2025. Pemerintah mengalokasikan dana sebesar USD6,76 miliar untuk bidang energi, namun hanya 3,5% untuk energi bersih.



Direktur Eksekutif Institute for Essential Services Reform (IESR) Fabby Tumiwa mengatakan, pemulihan ekonomi pasca pandemi Covid-19 seharusnya dapat diselaraskan dengan pembangunan rendah karbon.

"Pembangunan energi terbarukan di Indonesia tahun 2020 belum menjadi prioritas. Pembangkit energi terbarukan hanya bertambah sebesar 187,5 MW," ujarnya pada konferensi pers secara virtual.

Baca Juga: Duka Nabi Isa Tatkala Hari Kiamat Diceritakan di Depannya

Pemerintah juga tetap merencanakan untuk melanjutkan pengembangan industri hilir batu bara dengan sembilan usulan insentif yang dibahas di tiga kementerian yang berbeda. Padahal inisiatif tersebut berpotensi menjadi beban anggaran pemerintah seiring dengan risiko proyek hilirisasi batubara yang tinggi dan semakin terbatasnya investasi sektor batubara.



Di sisi lain, pandemi Covid-19 menyebabkan Indonesia mengalami penurunan permintaan konsumsi listrik yang signifikan dan, juga kelebihan pasokan listrik dalam negeri. Bahkan, diperkirakan pertumbuhan permintaan untuk beberapa tahun ke depan lebih rendah dari rata-rata pertumbuhan dalam lima tahun terakhir, berkisar antara 4–4,5% per tahun.

Baca juga: Investasi Energi Bersih di Tahun 2050 Diperkirakan Capai USD15 Triliun

"Strategi untuk mendorong transisi energi perlu mempertimbangkan pertumbuhan permintaan listrik yang lebih rendah tersebut sehingga pembangunan energi terbarukan merupakan prioritas serta mempensiunkan pembangkit listrik tenaga fosil, khususnya batubara, perlu segera dipertimbangkan," jelas Fabby.
(akr)
Baca Berita Terkait Lainnya
Copyright ©2024 SINDOnews.com
All Rights Reserved
read/ rendering in 0.2533 seconds (0.1#10.140)