Pandemi Bikin Mandek Penurunan Angka Kemiskinan
loading...
A
A
A
JAKARTA - Pandemi Covid-19 membuat penurunan tingkat kemiskinan di Indonesia terhenti akibat pandemi Covid-19. Tidak hanya kemiskinan, virus yang masih menyebar juga berdampak luas pada ekonomi nasional. ( Baca juga:Dana Desa Rp72 Triliun Terus Mengalir, Sri Mulyani Klaim Bikin Kemiskinan Turun )
Menteri Keuangan Sri Mulyani mengatakan tingkat kemiskinan Indonesia sempat menyentuh pada level 9,22% di September 2019. Angka tersebut menjadi yang paling rendah sepanjang sejarah Indonesia. Namun, di tahun 2020 kemiskinan mengalami kenaikan.
"Peningkatan kemiskinan sudah terjadi di bulan Maret 2020 menjadi 9,78%," ujar Sri Mulyani dalam rapat virtual, Rabu (27/1/2021).
Menurutnya, banyak negara mengalami kontraksi ekonomi pada 2020 akibat pandemi Covid-19. Hal yang sama juga dialami oleh Indonesia dengan prediksi kontraksi minus 2,2% sehigga akan berdampak pada angka kemiskinan.
Namun demikian, kontraksi pertumbuhan ekonomi RI masih lebih baik dibandingkan negara lain. Bahkan Dana Moneter Internasional (IMF) memproyeksi ekonomi RI lebih rendah dari perkiraan tersebut.
"Indonesia juga, tapi kontraksi diperkirakan masih terkendali di kisaran minus 2,2%. Bahkan IMF memperkirakan minus 1,5%. Ini sesuatu yang baik," katanya. ( Baca juga:Panja Pengangkatan Guru Bakal Kawal Program Sejuta Guru Honorer Jadi ASN )
Sebagai informasi proyeksi IMF, ekonomi Amerika Serikat (AS) diperkirakan minus 4,3%, Prancis minus 9,8%, Jerman minus lima persen, India minus 10,3%. Sementara hanya ekonomi Tiongkok yang diproyeksi tumbuh 2,3% dan Vietnam 2,9% .
Sementara di antara negara ASEAN lainnya, proyeksi pertumbuhan ekonomi Indonesia juga masih lebih baik. Pasalnya Singapura diproyeksi kontraksi 5,8%, Malaysia minus 6%, Thailand minus 7,1%, dan Filipina minus 8,3%.
Menteri Keuangan Sri Mulyani mengatakan tingkat kemiskinan Indonesia sempat menyentuh pada level 9,22% di September 2019. Angka tersebut menjadi yang paling rendah sepanjang sejarah Indonesia. Namun, di tahun 2020 kemiskinan mengalami kenaikan.
"Peningkatan kemiskinan sudah terjadi di bulan Maret 2020 menjadi 9,78%," ujar Sri Mulyani dalam rapat virtual, Rabu (27/1/2021).
Menurutnya, banyak negara mengalami kontraksi ekonomi pada 2020 akibat pandemi Covid-19. Hal yang sama juga dialami oleh Indonesia dengan prediksi kontraksi minus 2,2% sehigga akan berdampak pada angka kemiskinan.
Namun demikian, kontraksi pertumbuhan ekonomi RI masih lebih baik dibandingkan negara lain. Bahkan Dana Moneter Internasional (IMF) memproyeksi ekonomi RI lebih rendah dari perkiraan tersebut.
"Indonesia juga, tapi kontraksi diperkirakan masih terkendali di kisaran minus 2,2%. Bahkan IMF memperkirakan minus 1,5%. Ini sesuatu yang baik," katanya. ( Baca juga:Panja Pengangkatan Guru Bakal Kawal Program Sejuta Guru Honorer Jadi ASN )
Sebagai informasi proyeksi IMF, ekonomi Amerika Serikat (AS) diperkirakan minus 4,3%, Prancis minus 9,8%, Jerman minus lima persen, India minus 10,3%. Sementara hanya ekonomi Tiongkok yang diproyeksi tumbuh 2,3% dan Vietnam 2,9% .
Sementara di antara negara ASEAN lainnya, proyeksi pertumbuhan ekonomi Indonesia juga masih lebih baik. Pasalnya Singapura diproyeksi kontraksi 5,8%, Malaysia minus 6%, Thailand minus 7,1%, dan Filipina minus 8,3%.
(uka)