Intergrasi BRI, Pegadaian dan PNM Punya Manfaat, Nih Erick Kasih Tau

Kamis, 28 Januari 2021 - 11:58 WIB
loading...
Intergrasi BRI, Pegadaian...
Menteri BUMN Erick Thohir kembali membeberkan, manfaat dari Integrasi antara PT BRI (Persero), PT Pegadaian (Persero), Permodalan Nasional Madani (Persero) atau PNM. Foto/Dok
A A A
JAKARTA - Kementerian Badan Usaha Milik Negara (BUMN) terus menggodok pembentukan Holding Ultra Mikro. Integrasi antara PT BRI (Persero), PT Pegadaian (Persero), Permodalan Nasional Madani (Persero) atau PNM diyakini menjangkau usaha ultra mikro (UMi) yang belum tersentuh layanan keuangan formal.

"Integrasi BUMN Ultra Mikro antara BRI, Pegadaian, dan PNM melalui mekanisme Holding. Terobosan untuk menjangkau usaha Ultra Mikro yang belum tersentuh layanan keuangan formal," ujar Menteri BUMN Erick Thohir , dalam Webinar Rabu Hijrah, Kamis (28/1/2021).



Holding Ultra Mikro juga diyakini dapat memberi impact positif bagi para nasabah di antaranya mendorong pencapaian target inklusi keuangan pemerintah menjadi 90 persen di tahun 2024. Membangun “pathway” pemberdayaan terintegrasi untuk usaha ultra mikro mulai dari ultra mikro, mikro kecil dan menengah

Selain itu, kombinasi sinergi pendanaan atau penurunan cost of fund, sinergi jaringan dan operasi atau penurunan cost to serve, serta sinergi platform data (penurunan risk) yang akan didapati nasabah ultra mikro melalui bunga yang lebih rendah dan akses yang luas.

Transformasi sektor keuangan melalui Holding Ultra Mikro juga akan memperkuat ketahanan ekonomi, menciptakan pertumbuhan ekonomi lebih berkualitas, mengurangi ketimpangan dan meningkatkan kualitas nasabah UMKM dalam rangka keuangan inklusif.

Senada, Ekonom senior Indef, Aviliani mengatakan, pembentukan holding ini justru akan memperbaiki ekosistem pembiayaan sektor UMKM. Pelaku UMKM akan memiliki jenjang pendampingan yang lebih jelas guna terus mendorongnya naik kelas.

"Dalam integrasi ini, perbaikan ekosistem akan menjadi kunci utama. Hal ini tentunya akan memberi dampak positif juga pada ekonomi nasional yang masih berada dalam tahap pemulihan," kata Aviliani.

Ketua Bidang Kajian dan Pengembangan Perbanas ini menjelaskan, rencana aksi korporasi ini akan membuat perpaduan dana dari pelaku UMKM menjadi lebih baik. Number of account (NoA) yang dimiliki khususnya oleh induk yakni Bank BRI pun akan semakin besar.

Hal ini akan membuat penghimpunan sekaligus pengolahan datanya akan semakin baik. Terlebih, digital banking dan bahkan neo bank kedepannya akan lebih marak dalam memberikan pembiayaan maupun pendampingan pada UMKM.

Bagi Pegadaian dan PNM, Aviliani berpendapat integrasi ini akan sangat membantu pengembangan bisnis mereka lebih cepat dan kompetitif. Pasalnya, saat ini saja BRI telah memiliki basis nasabah penabung dan bahkan channel pembiayaan luar negeri yang kuat, sehingga mampu mendukung keperluan ekspansi calon anak usahanya tersebut.



Menilik kinerja pembiayaan, posisi September 2020 lalu BRI mencatatkan kredit secara konsolidasi sebesar Rp935,35 triliun atau tumbuh 4,86% dibandingkan periode yang sama tahun lalu. Angka ini lebih tinggi daripada pertumbuhan kredit industri sebesar 0,12% (data OJK September 2020).

Penyokong utama pertumbuhan kredit BRI adalah segmen mikro dan segmen ritel menengah, di mana penyaluran kredit mikro tumbuh sebesar 8,91% secara tahunan dan kredit ritel menengah tumbuh 9,93% dibandingkan posisi akhir September 2019.

Komposisi kredit UMKM BRI dibanding total kredit BRI pun tumbuh secara signifikan dari 78,10% pada kuartal III-2019 menjadi 80,65% pada kuartal III-2020. Dengan demikian, untuk pertama kalinya BRI mampu mencapai porsi kredit UMKM sebesar 80 persen pada kuartal III-2020.
(akr)
Dapatkan berita terkini dan kejutan menarik dari SINDOnews.com, Klik Disini untuk mendaftarkan diri anda sekarang juga!
Baca Berita Terkait Lainnya
Copyright ©2024 SINDOnews.com
All Rights Reserved
read/ rendering in 0.1373 seconds (0.1#10.140)