Pembatasan Aktifitas Lambungkan Penjualan Makanan dan Minuman Secara Online

Sabtu, 16 Mei 2020 - 19:15 WIB
loading...
Pembatasan Aktifitas Lambungkan Penjualan Makanan dan Minuman Secara Online
Ilustrasi penjualan makanan dan minuman secara online. Foto/Istimewa
A A A
JAKARTA - Produk makanan dan minuman untuk Lebaran tahun ini cukup terbantu dengan adanya penjualan yang dilakukan secara online.

Berdasarkan data perusahaan e-commerce enabler SIRCLO, peningkatan permintaan yang terjadi pada produk makanan dan minuman mencapai 143% dari Februari hingga Maret 2020, dan diperkirakan akan terus meningkat.

"Peningkatan penjualan produk makanan dan minuman secara online menunjukan terjadinya pergeseran belanja dari yang semula pembelian langsung di toko ataupun pasar tradisional menjadi berbasis digital yang disebabkan adanya pembatasan aktivitas di luar rumah," ujar Direktur Jenderal Industri Agro Kemenperin Abdul Rochim dalam siaran pers di Jakarta, Sabtu (16/5/2020).

Dirjen Industri Agro menjelaskan, dampak dari pandemi Covid-19 membuat konsumen cenderung mengubah perilakunya menjadi mode bertahan hidup dan lebih konservatif. Konsumen menjadi lebih berhati-hati dan lebih ingin berada di dalam rumah daripada keluar untuk melakukan konsumsi.

"Dalam studi yang dirilis Nielsen, sejak diberlakukannya imbauan tinggal di rumah untuk mencegah penyebaran Covid-19, sekitar 30% konsumen merencanakan untuk lebih sering berbelanja secara online," papar Rochim.

Selanjutnya, dari sisi konsumsi, sebanyak 49% konsumen menjadi lebih sering memasak di rumah. Hal ini mendorong kenaikan pertumbuhan penjualan bahan pokok seperti telur yang naik 26%, daging yang mengalami kenaikan penjualan 19%, permintaan daging unggas naik 25%, serta penjualan buah dan sayur yang meningkat 8%.

"Barang-barang inilah yang sering dibeli oleh masyarakat di pasar tradisional, namun seiring dengan pemberlakuan pembatasan sosial, maka saat ini masyarakat lebih cenderung berbelanja di pasar modern. Penurunan pengunjung di pasar tradisional disiasati oleh pedagang pasar tradisional dengan menawarkan produknya melalui media sosial dan bekerja sama dengan e-commerce," tutur Rochim.

Rochim melanjutkan, Kementerian Perindustrian (Kemenperin) juga memastikan kesiapan sektor industri makanan dan minuman mampu memenuhi kebutuhan masyarakat khususnya menjelang Lebaran tahun ini. Baca Juga: Ekspor Manufaktur Lampaui USD21 Miliar, Industri Makanan Jadi Andalan

Pihaknya terus mendorong pengembangan sektor industri makanan dan minuman agar tetap produktif, terutama dalam memenuhi kebutuhan pangan masyarakat. "Apalagi, selama ini industri makanan dan minuman mampu memberikan kontribusi signifikan bagi perekonomian nasional," imbuhnya.

Secara khusus terkait dengan fluktuasi harga gula di pasaran, pemerintah telah memberikan penugasan kepada pabrik gula rafinasi untuk dapat memproduksi gula kristal putih (GKP), sehingga harga gula pasir di tingkat konsumsi dapat kembali normal.

Selanjutnya, untuk menjaga keberlangsungan produktivitas industri makanan dan minuman, Kemenperin aktif melakukan monitoring terhadap ketersediaan bahan baku serta stabilitas harga. Terkait dengan pasokan bahan baku, menurut Rochim, pihaknya sudah memfasilitasi agar dapat terserap oleh industri makanan dan minuman di dalam negeri.

Ketersediaan bahan baku untuk industri makanan minuman seperti gula dan tepung terigu sudah mencukupi kebutuhan dan kami harapkan bahan baku ini dapat diserap oleh industri, jelasnya.

Lebih lanjut, Kemenperin juga telah berkoordinasi dengan Gabungan Pengusaha Makan dan Minuman Seluruh Indonesia (GAPMMI) untuk memastikan stabilitas harga produk di pasaran. GAPMMI menyampaikan komitmen untuk menjaga stabilitas harga produk makanan dan minuman.
(bon)
Baca Berita Terkait Lainnya
Copyright ©2024 SINDOnews.com
All Rights Reserved
read/ rendering in 0.2296 seconds (0.1#10.140)