Kabupaten Poso Dukung Percepatan Tanam Melalui Sekolah Lapang
loading...
A
A
A
JAKARTA - Sebanyak 16 provinsi dan 72 kabupaten di Indonesia mendapatkan program Integrated Participatory Development and Management of Irrigation Program (IPDMIP), kegiatannya antara lain Sekolah Lapang. Salah satu yang mendapatkan program ini adalah Kabupaten Poso, Sulawesi Tengah, yang memanfaatkannya untuk mendukung percepatan tanam.
IPDMIP merupakan program untuk meningkatkan nilai dan keberlanjutan pertanian . Bertujuan meningkatkan ketahanan pangan dan pendapatan masyarakat perdesaan. IPDMIP fokus di bidang irigasi, diantaranya untuk keberlanjutan sistem irigasi, baik sistem irigasi kewenangan pusat, kewenangan provinsi maupun kewenangan kabupaten.
Kesempatan ini tidak disia-siakan Poso. Berbagai kegiatan sudah dilakukan para petani dan petugas terkait. Salah satu diantaranya adalah kegiatan Sekolah Lapang (Farmer Field School).
Di Poso, salah satu penerima proyek ini adalah Daerah Irigasi Pongge'e Desa Poleganyara, Kecamatan Pamona Timur, dan telah melaksanakan Kegiatan Sekolah Lapang pada Musim Tanam (MT) 1. Kegiatan yang dilaksanakan dari bulan Februari hingga Mei 2020 ini bertujuan untuk meningkatkan banyak hal.
Diantaranya wawasan pengetahuan dan keterampilan petani dalam melakukan kegiatan budidaya dan pengelolaan usaha tani; kemampuan dan kesadaran petani dalam memanfaatkan lahan usaha taninya secara produktif; kepercayaan diri petani dalam mengadopsi praktek-praktek budidaya dan pengelolaan usaha tani yang lebih baik; serta membangun kemandirian petani dalam pengelolaan proses pembelajaran dari, oleh dan untuk petani itu sendiri.
"Dengan adanya kegiatan Sekolah Lapang, petani merasa sangat terbantu. Rata-rata mereka memperlihatkan respon yang baik dan menindaklanjuti pengetahuan yang mereka dapatkan dalam kegiatan Sekolah Lapang. Jika dibandingkan hasil dari tahun sebelumnya, pada tahun ini lebih meningkat. Ini terbukti pada panen MT 1 padi varietas Ciherang, produktivitas meningkat menjadi 4,5 ton per hektar dibandingkan hasil sebelumnya yang berkisar 3,6-3,8 ton per hektar," kata Kepala Dinas Pertanian Kabupaten Poso Suratno dalam keterangan yang diterima di Jakarta, Sabtu (16/5/2020).
Dari kegiatan Sekolah Lapang diharapkan hasil produktivitas padi di daerah irigasi lokasi proyek meningkat minimal 50% dan juga intensitas tanam di daerah irigasi lokasi meningkat minimal 25%. Kegiatan Sekolah Lapang untuk Daerah Irigasi Pongge'e Kecamatan Pamona Timur, terdiri dari 4 angkatan. Tiap angkatannya berjumlah 25 orang. Kegiatan ini dilakukan di areal persawahan di Pongge'e.
Dalam Sekolah Lapang, petani mendapatkan materi mengenai budidaya padi mulai dari pengolahan lahan, penanaman, perawatan, hingga panen dan pascapanen. Yang menjadi narasumber pada kegiatan ini adalah dari Dinas Pertanian Kabupaten Poso, Koordinator Penyuluh, PPL, dan staf Pendamping kegiatan IPDMIP.
"Kami semua sebagai pendamping dalam kegiatan IPDMIP terus berusaha semaksimal mungkin mendampingi petani dalam mengolah sawahnya dan mencarikan solusi jika ada kendala yang dihadapi. Khususnya pada periode sekarang ini dimana seluruh Indonesia sedang mengalami masa pandemi Covid-19 yang berdampak juga pada sektor pertanian sehingga menuntut antisipasi yang tepat dengan pemberlakuan PSBB," lanjut Suratno.
Kabupaten Poso sendiri sudah masuk dalam kategori Redzone (Zona Merah). Untuk itu, Dinas Pertanian menginstruksikan agar dalam pelaksanaan kegiatan IPDMIP harus mengikuti protokol kesehatan pencegahan Covid-19. Di daerah Irigasi Pongge'e, Sekolah Lapang tetap dilaksanakan dengan menerapkan sistem Social Distancing pada saat berlangsungnya semua kegiatan.
Diantaranya mengatur jarak antarpetani, menggunakan masker dan mencuci tangan baik sebelum maupun sesudah kegiatan. Selain itu, dalam berinteraksi antara Penyuluh dan petani, cukup dengan memaksimalkan media komunikasi yang ada berupa handphone, WhatsApp, Video Call maupun SMS sehingga penyuluh tetap bisa mendampingi para petani saat melaksanakan Sekolah Lapang.
Petani juga mengharapkan agar kegiatan Sekolah Lapang tetap berjalan pada MT 2. Terlebih lagi, jadwal tanam sudah dekat sesuai arahan Menteri Pertanian untuk percepatan tanam sehingga ketersediaan stok pangan tetap terjamin.
Sementara Menteri Pertanian Syahrul Yasin Limpo, meminta petani untuk terus berkarya dalam kondisi apapun. Baca: Ada Corona, Pemerintah Harus Perhatikan Petani Sebagai Ujung Tombak Pangan
"Walaupun dalam kondisi pandemi Covid-19, pertanian tidak boleh berhenti. Harus maju terus karena pangan harus selalu tersedia dan rakyat tidak boleh kekurangan. Setelah panen segera lakukan percepatan tanam dan tidak boleh ada yang menganggur selama 1 bulan," katanya.
Hal ini dipertegas oleh Kepala Badan Penyuluhan dan Pengembangan SDM Pertanian (BPPSDMP) Dedi Nursyamsi. Dikatakannya, 267 juta masyarakat Indonesia membutuhkan bahan pangan.
"Jadi pertanian harus terus berjalan dan ini menunjukkan bahwa pertanian itu sangat dibutuhkan dalam situasi apapun,” katanya.
IPDMIP merupakan program untuk meningkatkan nilai dan keberlanjutan pertanian . Bertujuan meningkatkan ketahanan pangan dan pendapatan masyarakat perdesaan. IPDMIP fokus di bidang irigasi, diantaranya untuk keberlanjutan sistem irigasi, baik sistem irigasi kewenangan pusat, kewenangan provinsi maupun kewenangan kabupaten.
Kesempatan ini tidak disia-siakan Poso. Berbagai kegiatan sudah dilakukan para petani dan petugas terkait. Salah satu diantaranya adalah kegiatan Sekolah Lapang (Farmer Field School).
Di Poso, salah satu penerima proyek ini adalah Daerah Irigasi Pongge'e Desa Poleganyara, Kecamatan Pamona Timur, dan telah melaksanakan Kegiatan Sekolah Lapang pada Musim Tanam (MT) 1. Kegiatan yang dilaksanakan dari bulan Februari hingga Mei 2020 ini bertujuan untuk meningkatkan banyak hal.
Diantaranya wawasan pengetahuan dan keterampilan petani dalam melakukan kegiatan budidaya dan pengelolaan usaha tani; kemampuan dan kesadaran petani dalam memanfaatkan lahan usaha taninya secara produktif; kepercayaan diri petani dalam mengadopsi praktek-praktek budidaya dan pengelolaan usaha tani yang lebih baik; serta membangun kemandirian petani dalam pengelolaan proses pembelajaran dari, oleh dan untuk petani itu sendiri.
"Dengan adanya kegiatan Sekolah Lapang, petani merasa sangat terbantu. Rata-rata mereka memperlihatkan respon yang baik dan menindaklanjuti pengetahuan yang mereka dapatkan dalam kegiatan Sekolah Lapang. Jika dibandingkan hasil dari tahun sebelumnya, pada tahun ini lebih meningkat. Ini terbukti pada panen MT 1 padi varietas Ciherang, produktivitas meningkat menjadi 4,5 ton per hektar dibandingkan hasil sebelumnya yang berkisar 3,6-3,8 ton per hektar," kata Kepala Dinas Pertanian Kabupaten Poso Suratno dalam keterangan yang diterima di Jakarta, Sabtu (16/5/2020).
Dari kegiatan Sekolah Lapang diharapkan hasil produktivitas padi di daerah irigasi lokasi proyek meningkat minimal 50% dan juga intensitas tanam di daerah irigasi lokasi meningkat minimal 25%. Kegiatan Sekolah Lapang untuk Daerah Irigasi Pongge'e Kecamatan Pamona Timur, terdiri dari 4 angkatan. Tiap angkatannya berjumlah 25 orang. Kegiatan ini dilakukan di areal persawahan di Pongge'e.
Dalam Sekolah Lapang, petani mendapatkan materi mengenai budidaya padi mulai dari pengolahan lahan, penanaman, perawatan, hingga panen dan pascapanen. Yang menjadi narasumber pada kegiatan ini adalah dari Dinas Pertanian Kabupaten Poso, Koordinator Penyuluh, PPL, dan staf Pendamping kegiatan IPDMIP.
"Kami semua sebagai pendamping dalam kegiatan IPDMIP terus berusaha semaksimal mungkin mendampingi petani dalam mengolah sawahnya dan mencarikan solusi jika ada kendala yang dihadapi. Khususnya pada periode sekarang ini dimana seluruh Indonesia sedang mengalami masa pandemi Covid-19 yang berdampak juga pada sektor pertanian sehingga menuntut antisipasi yang tepat dengan pemberlakuan PSBB," lanjut Suratno.
Kabupaten Poso sendiri sudah masuk dalam kategori Redzone (Zona Merah). Untuk itu, Dinas Pertanian menginstruksikan agar dalam pelaksanaan kegiatan IPDMIP harus mengikuti protokol kesehatan pencegahan Covid-19. Di daerah Irigasi Pongge'e, Sekolah Lapang tetap dilaksanakan dengan menerapkan sistem Social Distancing pada saat berlangsungnya semua kegiatan.
Diantaranya mengatur jarak antarpetani, menggunakan masker dan mencuci tangan baik sebelum maupun sesudah kegiatan. Selain itu, dalam berinteraksi antara Penyuluh dan petani, cukup dengan memaksimalkan media komunikasi yang ada berupa handphone, WhatsApp, Video Call maupun SMS sehingga penyuluh tetap bisa mendampingi para petani saat melaksanakan Sekolah Lapang.
Petani juga mengharapkan agar kegiatan Sekolah Lapang tetap berjalan pada MT 2. Terlebih lagi, jadwal tanam sudah dekat sesuai arahan Menteri Pertanian untuk percepatan tanam sehingga ketersediaan stok pangan tetap terjamin.
Sementara Menteri Pertanian Syahrul Yasin Limpo, meminta petani untuk terus berkarya dalam kondisi apapun. Baca: Ada Corona, Pemerintah Harus Perhatikan Petani Sebagai Ujung Tombak Pangan
"Walaupun dalam kondisi pandemi Covid-19, pertanian tidak boleh berhenti. Harus maju terus karena pangan harus selalu tersedia dan rakyat tidak boleh kekurangan. Setelah panen segera lakukan percepatan tanam dan tidak boleh ada yang menganggur selama 1 bulan," katanya.
Hal ini dipertegas oleh Kepala Badan Penyuluhan dan Pengembangan SDM Pertanian (BPPSDMP) Dedi Nursyamsi. Dikatakannya, 267 juta masyarakat Indonesia membutuhkan bahan pangan.
"Jadi pertanian harus terus berjalan dan ini menunjukkan bahwa pertanian itu sangat dibutuhkan dalam situasi apapun,” katanya.
(bon)