Waduh! Ritel Masih Ngos-ngosan Tahun Ini
loading...
A
A
A
JAKARTA - Kepala Center of Industry Trade and Investment Institute for Development of Economics and Finance (Indef) Andry Satrio Nugroho menyatakan permintaan domestik tahun lalu tertekan sehingga berpengaruh terhadap lesunya penjualan ritel di Tanah Air. Pihaknya memproyeksikan penurunan penjualan ritel masih akan berlanjut tahun ini.
"Bisa jadi sektor ritel di awal kuartal 2021 masih akan tertekan. Ini terlihat dari penjualan ritel yang harusnya akhir tahun mengalami peningkatan justru tidak mengalami peningkatan yang besar dan justru menurun," ujar Andry dalam Konferensi Pers Indef bertajuk “Covid-19 meningkat, ekonomi melambat”, Minggu (7/2/2021).
Namun, ada beberapa hal yang mengalami peningkatan di akhir tahun 2020, seperti tingkat kepercayaan konsumen yang mulai meningkat, penjualan kendaraan bermotor yang mulai pulih meskipun masih mengalami kontraksi di level sekitar 40 sampai 50 persen.
"Kalau dari konsumsi semen secara nilainya mengalami penurunan di akhir tahun dimana pada tahun-tahun sebelumnya tidak terjadi masih cukup tinggi tapi itu terjadi di tahun 2020, di mana permintaan terhadap konstruksi menurun," kata dia.
Selain itu, kapasitas produksi di akhir tahun 2020 juga sudah mulai meningkat, bahkan tekstil sudah mulai kembali meskipun dari segi ekspor belum membaik. Adapun yang masih jadi pekerjaan rumah selanjutnya adalah industri besi dan baja dimana kapasitas produksi terpakainya masih rendah bahkan ada penurunan dibanding tahun-tahun sebelumnya.
"Untuk alat angkut justru tadi saya katakan bahwa bisa berlawanan antara dari segi penjualannya justru darah meningkat tapi kapasitas produksi terpakainya justru ada arah untuk menurun. Nah ini yang sebetulnya kita antisipasi jangan sampai nanti kemungkinan besar ada outbreaks susulan justru nanti akan menghentikan aktivitas ekonomi dan perlu diantisipasi ke depan," ucapnya.
"Bisa jadi sektor ritel di awal kuartal 2021 masih akan tertekan. Ini terlihat dari penjualan ritel yang harusnya akhir tahun mengalami peningkatan justru tidak mengalami peningkatan yang besar dan justru menurun," ujar Andry dalam Konferensi Pers Indef bertajuk “Covid-19 meningkat, ekonomi melambat”, Minggu (7/2/2021).
Namun, ada beberapa hal yang mengalami peningkatan di akhir tahun 2020, seperti tingkat kepercayaan konsumen yang mulai meningkat, penjualan kendaraan bermotor yang mulai pulih meskipun masih mengalami kontraksi di level sekitar 40 sampai 50 persen.
"Kalau dari konsumsi semen secara nilainya mengalami penurunan di akhir tahun dimana pada tahun-tahun sebelumnya tidak terjadi masih cukup tinggi tapi itu terjadi di tahun 2020, di mana permintaan terhadap konstruksi menurun," kata dia.
Selain itu, kapasitas produksi di akhir tahun 2020 juga sudah mulai meningkat, bahkan tekstil sudah mulai kembali meskipun dari segi ekspor belum membaik. Adapun yang masih jadi pekerjaan rumah selanjutnya adalah industri besi dan baja dimana kapasitas produksi terpakainya masih rendah bahkan ada penurunan dibanding tahun-tahun sebelumnya.
"Untuk alat angkut justru tadi saya katakan bahwa bisa berlawanan antara dari segi penjualannya justru darah meningkat tapi kapasitas produksi terpakainya justru ada arah untuk menurun. Nah ini yang sebetulnya kita antisipasi jangan sampai nanti kemungkinan besar ada outbreaks susulan justru nanti akan menghentikan aktivitas ekonomi dan perlu diantisipasi ke depan," ucapnya.
(nng)