Waskita Pastikan Ruas Tol Kelolaannya Siap Dukung Distribusi Vaksin

Senin, 08 Februari 2021 - 17:50 WIB
loading...
Waskita Pastikan Ruas Tol Kelolaannya Siap Dukung Distribusi Vaksin
PT Waskita Karya (Persero) Tbk memastikan jalan tol kelolaannya siap mendukung percepatan distribusi vaksin Covid-19. Foto/Ilustrasi
A A A
JAKARTA - PT Waskita Karya (Persero) Tbk sebagai salah satu BUMN yang bergerak di bidang infrastruktur fisik menegaskan dukungannya pada akselerasi kecepatan vaksinasi Covid-19 . Hal itu dilakukan dengan memastikan semua ruas tol yang berada di bawah kelolaan perseroan dalam kondisi baik.

Vaksinasi ini diyakini menjadi senjata pamungkas yang efektif untuk menghentikan sebaran Covid-19. Terkait dengan itu, infrastruktur transportasi juga harus prima agar kendaraan pengangkut vaksin bisa melaju dengan lancar.

Keberadaan ruas tol sebagai jalur bebas hambatan menjadi penting untuk mendukung kelancaran distribusi vaksin ke berbagai tujuan yang dijangkau melalui jalur darat.



Dalam hal ini Waskita sangat berharap bisa memberikan sumbangsih bagi kelancaran distribusi vaksin. Direktur Utama Waskita Karya Destiawan Soewardjono mengatakan, seluruh jalur distribusi vaksin yang akan melewati ruas tol kelolaan Waskita akan diperhatikan secara sunggung-sungguh dan selalu dalam kondisi siap.

"Bukan hanya di Jawa, pengawasan serius juga dilakukan pada ruas Luar Jawa Waskita yang menjadi jalur distribusi vaksin. Melalui jalur distribusi yang lancar, lebih jauh diharapkan juga terjadi akselerasi kecepatan vaksinasi," ungkap Destiawan di Jakarta, Senin (8/2/2021).

Dia menegaskan, keberadaan ruas tol menjadi penting untuk mendukung kelancaran distribusi vaksin ke berbagai tujuan. Seperti diketahui, Indonesia memerlukan 426 juta dosis vaksin untuk bisa menjangkau 70% penduduk yang berusia 18-50 tahun. Saat ini, vaksin dari berbagai produsen mulai berdatangan secara bertahap. Bukan perkara mudah untuk bisa mendistribusikan vaksin sebanyak itu kepada masyarakat Indonesia secara luas dalam waktu cepat, tepat, dan selamat.

Kecepatan dan infrastruktur ruas tol yang mumpuni sangat diperlukan agar masyarakat bisa segera mendapat bantuan sistem imun dalam melawan virus ganas tersebut. Ketepatan juga sangat diperlukan agar vaksin sampai ke wilayah dan segmen yang benar-benar dituju.

Keselamatan vaksin juga menjadi faktor kunci agar vaksin yang sampai kepada masyarakat tidak mengalami kerusakan dan tidak menimbulkan efek samping yang berbahaya.

Tantangan untuk mendistribusikan vaksin dengan cepat secara luas ini nyata sekali. Data Bloomberg yang disiarkan The Straits Times 6 Februari 2021 sangat penting untuk digarisbawahi. Di situ digambarkan soal kecepatan vaksinasi di beberapa negara, termasuk Indonesia.

Indonesia dicatat memiliki kecepatan vaksinasi 60.433 objek per hari. Dengan kecepatan tersebut, untuk menjangkau 70% penduduk Indonesia berusia 18-50 tahun, diperlukan waktu hingga 10 tahun. Tentu saja tidak menguntungkan sekali bagi bangsa ini jika kecepatan itu terjadi konstan, sehingga vaksinasi harus memakan waktu yang demikian panjang.

Menurut Destiawan, penting sekali mendorong akselerasi kecepatan vaksinasi dengan segala daya dukung negeri ini. Dari sisi kesehatan, percepatan ini perlu dijalankan dengan menguatkan dan memperbanyak tenaga dan titik pelaksanaan vaksinasi. Dengan demikian, diharapkan jumlah warga yang divaksin tiap hari terus bertambah.

Percepatan ini menjadi sangat penting agar proses vaksinasi buat masyarakat bisa dituntaskan dan berdampak positif pada pemulihan ekonomi nasional. Data Badan Pusat Statistik (BPS) yang menunjukkan ekonomi nasional 2020 tumbuh -2,07% adalah alarm penting yang harus diatasi.



Kelancaran dan kecepatan proses vaksinasi, lanjut Destiawan, akan menjadi modal penting bagi tumbuhnya kepercayaan pasar untuk lebih giat menjalankan bisnis. Selain sebagai akselerator percepatan proses vaksinasi, keberadaan infrastruktur transportasi yang lancar juga bisa menjadi stimulus aktivitas perekonomian nasional. Sektor riil sangat memerlukan mobilitas barang dalam bisnisnya. "Mendorong terjadinya proses mobilitas yang cepat dan lancar adalah komitmen Waskita," tegasnya.

Di sisi lain, BPS juga mengungkap data soal dampak pandemi terhadap pertumbuhan usaha sektor konstruksi. Data BPS mengungkapkan bahwa sektor ini terkoreksi 5,67% di tahun 2020. Pertumbuhan negatif ini, kata Destiawan, memberi tanda bahwa sektor konstruksi perlu dukungan agar tren pertumbuhan negatif ini bisa diakhiri.

Pembangunan dan pengembangan infrastruktur sesungguhnya bisa menjadi stimulus pertumbuhan ekonomi. Belanja barang, belanja konsumsi, pengerahan tenaga kerja, adalah aktivitas turunan yang selalu mengiringi proses pembangunan dan pengembangan proyek-proyek infrastruktur. "Efek turunan tersebut akan memberi peran signifikan bagi perputaran roda perekonomian nasional," tandasnya.
(fai)
Baca Berita Terkait Lainnya
Copyright ©2024 SINDOnews.com
All Rights Reserved
read/ rendering in 0.1915 seconds (0.1#10.140)