Kolaborasi Perusahaan Migas dan Pemprov Ini, Mampu Menjaga Ketahanan Pangan

Senin, 22 Februari 2021 - 13:54 WIB
loading...
Kolaborasi Perusahaan...
Panen Raya Cabe di Riau
A A A
PEKANBARU - Awal Februari lalu, Badan Pusat Statistik (BPS) menyatakan pertumbuhan ekonomi nasional sepanjang 2020 mengalami kontraksi minus 2,07% secara year on year. Pandemi Covid 19, menurut Kepala BPS Suhariyanto, menjadi binag keladi utama merosotnya kondisi ekonomi di tahun lalu.

Pertumbuhan ekonomi yang negatif ini mencerminkan kondisi serupa di berbagai daerah di Indonesia. Di Provinsi Riau misalnya, BPS mencatat pertumbuan ekonomi di provinsi ini turun sebesar 1,12%. Secara spasial, pada tahun 2020 Provinsi Riau berkontribusi sebesar 4,62% terhadap perekonomian nasional. Provinsi Riau juga tercatat menjadi provinsi dengan PDRB terbesar ke-6 di Indonesia atau PDRB terbesar kedua di luar Pulau Jawa.

Baca Juga : Airlangga: Berada di Jalur yang Benar, Prospek Ekonomi Kita Cerah


Meski di Bumi Lancang Kuning ini kondisi ekonominya merosot, bukan berarti tidak ada kegiatan ekonomi yang meningkat. Di sektor pertanian misalnya sepanjang 2020 malah tumbuh sebesar 11,71 %. Dari sebelumnya Rp15, 5 triliun menjadi Rp19,2 triliun. Program ketahanan pangan yang menjadi fokus Provinsi Riau sejak merebaknya pandemi Covid 19, mulai memperlihatkan hasilnya. ketahanan pangan memang jadi salah satu prioritas program Pemprov Riau di tengah pandemi. Maklum saja, menghadapi ancaman dari virus yang mematikan ini hampir semua negara memperkuat stok pangan di dalam negerinya masing-masing.

Pemerintah Indonesia pun bergerak cepat dengan menginstruksikan semua kepala daerah, khususnya yang tergolong rawan ketahanan pangan untuk memperhatikan betul stok bahan pangan baik di tingkat Provinsi maupun Kabupaten/Kota.



Salah satu provinsi dengan kondisi ketahanan pangan yang rawan adalah Riau. Khususnya di masa di masa pandemi, karena hampir semua bahan pangan untuk kebutuhan provinsi ini dipasok dari daerah tetangga. Sebagai gambaran, produksi beras Riau pada 2019 baru bisa mencukupi sekitar 23,6% dari kebutuhan atau sebanyak 147.090 Ton dari total konsumsi sebanyak 623.274 ton. Diprediksi pada 2024 kebutuhan beras akan mencapai 662.475 ton untuk konsumsi penduduk Riau yang mencapai 7,4 juta orang.

Pemerintah Provinsi Riau baru bisa menargetkan 50% produksi beras untuk kebutuhan konsumsi pada 2024. Luas baku sawah saat ini seluas 62.689 hektare dan baru sekitar 23 persen atau 14.321 hektare yang sudah ditanami dua kali setahun. Sementara sisanya 48.369 hektare berpotensi untuk ditanami padi dua kali setahun sampai 2024. Pandemi pun memicu seluruh elemen di Riau, khusunya perusahaan swasta, untuk berpartisipasi dalam menjaga ketahanan pangan. Salah satu perusahan swasta yang berkontibusi terhadap pertumbuhan sektor pertanian di Riau adalah PT. Chevron Pacific Indonesia (PT CPI).



Perusahaan Kontraktor Kontrak Kerja Sama (KKKS) dari Pemerintah Indonesia yang mengoperasikan Blok Rokan di Riau ini bersama Pemprov Riau menggas Program Chevron untuk Riau Sehat dan Sejahtera (Cherish). PT CPI mendesain Program Cherish untuk mendukung upaya penanggulangan dampak pandemi COVID-19, sekaligus berkontribusi terhadap pencapaian Sustainable Development Goals (SDGs) di Riau.

Program tersebut meliputi tiga kegiatan utama yakni Program Ketahanan Pangan; Pembentukan Kelurahan Siaga COVID-19; dan Pembangunan Sumur Air Bersih. Pendanaan program ini langsung berasal dari Korporasi Chevron.
Halaman :
Dapatkan berita terkini dan kejutan menarik dari SINDOnews.com, Klik Disini untuk mendaftarkan diri anda sekarang juga!
Baca Berita Terkait Lainnya
Copyright ©2024 SINDOnews.com
All Rights Reserved
read/ rendering in 0.1812 seconds (0.1#10.140)