Soliditas dan Profesionalitas: Modal MAPPI Hadapi Gelombang Besar

Selasa, 23 Februari 2021 - 18:54 WIB
loading...
Soliditas dan Profesionalitas:...
Dalam acara bertema Bergerak Bersama Membangun Profesi Penilai, Firmansyah mengajak semua pihak melahirkan para penilai yang solid, profesional dan berintegritas. Foto/Dok
A A A
JAKARTA - Dunia belum lepas dari pandemi Covid-19 dan banyak misteri di depan yang memaksa kita untuk selalu waspada. Ombak besar di samdura VUCA (Volatility, Uncertainty, Complexity dan Ambiguity) tidak hanya dihadapi oleh penilai Indonesia saja. Namun demikian profesi ini harus menggalang soliditas, kekompakan dan persatuan.

Berikan kepercayaan kepada nahkoda baru MAPPI (Masyarakat Profesi Penilai Indonesia) untuk mengarungi samudra yang begejolak. Berikan mereka kesempatan untuk beradaptasi dengan samudra yang berbeda. Demikian pemaparan yang disampaikan Firmansyah N. Nazaroedin, kepala pusat pembinaan profesi keuangan dalam acara Rakernas MAPPI di Pullman Hotel Central Park Jakarta, pada 22-23 Februari 2021.



Dalam acara bertema Bergerak Bersama Membangun Profesi Penilai, Firmansyah mengajak semua pihak melahirkan para penilai yang solid, profesional dan berintegritas. Untuk mewujudkan penilai yang berintegritas dan profesional, menurut Firmansyah, ada empat hal yang perlu diperhatikan. Pertama, penilai hendaknya merenungi kembali semangat para pendiri MAPPI pada tahun 1980an.

“Saya ajak hadirin sekalian untuk membuka kembali catatan pada Selasa, 20 Oktober 1981. Bertempat di Gedung Bursa Efek Jakarta, Jalan Merdeka Selatan, organisasi ini didirikan dengan landasan mulia. Founding fathers sangat ingin agar penilai Indonesia memberikan sumbangsih besar pada pembangunan nasional,” tuturnya.

Kedua, Firmansyah mengajak para penilai untuk berefleksi megevaluasi apa yang menjadi kekurangan dan mengoptimalkan apa yang menjadi kelebihan penilai. Dia mengibaratkan seperti berada di depan cermin. “Saat kita menatap sebuah cermin, akan terpampang bayangan diri kita apa adanya. Cermin selalu memberikan perspektif jujur kepada benda yang hadir di hadapannya,” kata dia.

Dalam refleksi ini, dia mengajak para penilai untuk menggaris bawahi apa yang telah disampaikan oleh Sekjen Munas XII MAPPI tahun lalu, yaitu: peningkatan responsivitas, meminimalkan isu internal yang mengancam public trust, dan mensetarakan posisi penilai.

“Ketiga hal ini tentunya bukan menjadi concern MAPPI sendiri. PPPK selaku pembina juga mengagendakan langkah langkah penanganan hal serupa agar permasalahan ini bisa segera teratasi. Komunikasi, koordinasi dan juga konsolidasi antara PPPK dan MAPPI perlu ditingkatkan intensitasnya,” kata dia.

Ketiga, Firmansyah mengajak penilai untuk konsen pada Volatility, Uncertainty, Complexity dan Ambiguity atau VUCA yang masih terus bergulir. Dalam hal ini ada tujuh hal yang harus diagendakan MAPPI ke depan.

Di antaranya: memperluas hubungan eksternal, penguatan kondisi internal, benchmanking perang dan inovasi profesi, meninjau Standar Penilaian Indonesia (SPI) secara rutin, SPI harus dikalibrasi terus-menerus, pemberian jasa penilai harus lebih prudent, dan menjaga kesetaraannya dengan peer di kancah regional dan global.

“Melalui Rakernas ini, kami harapkan MAPPI dapat mengakomodasi ketujuh hal ini. Sebagai organisasi yang menanungi 8.000 penilai profesional, MAPPI tentunya dihadapkan dengan banyak hal menyangkut masa depan anggotanya,” tambahnya.

Dalam hal ini, Firmansyah tak lupa mengapresiasi perkembangan E-KJPP yang telah dikembangkan oleh MAPPI beserta E-Valuation didalamnya. Dia mendorong agar aplikasi ini terus dikembangkan untuk kemajuan profesi.

“Organisasi-organisasi akan bertransformasi menjadi bionic organization, yaitu organisasi yang memadukan kemampuan manusia dengan teknologi menjadi sebuah sistem yang efisien dan termodulasi,” imbuhnya

Keempat, Firmansyah menegaskan agar para penilai di dalam MAPPI untuk pantang menyerah terus menghadapi setiap tantangan yang ada. Dia mengibaratkan MAPPI saat ini seperti kapal besar yang berisi berisi 8.000-an profesional yang bekerja sama mengemban misi mulia. “Ombak yang tenang tidak akan melahirkan pelaut yang tangguh,” kata menyitir sebuah perubahasa.

Sebelum membuka acara, dia berharap para profesi penilai terus meningkatkan soliditas, kekompakan dan persatuan. Mematuhi setiap arahan dari nahkoda MAPPI. Menjauhkan diri dari tingkah polah yang menghadirkan masalah dan menambah beban organisasi.

“Jangan “melubangi kapal” atau membuat kapal di dalam kapal. Jangan memantik kegaduhan dan memecah belah profesi yang selama ini susah payah kita bangun bersama. Hilangkan keegoisan dan singkirkan agenda yang hanya berorientasi pada keuntungan segilintir pribadi. Selalu ingat dan resapi misi mulia organisasi dalam aktivitas keprofesian anda,” pungkasnya.



Turut hadir dalam acara Rakernas ini, Kurniawan Nizar, direktur DJKN (Direktorat Jenderal Kekayaan Negara). Dia menegaskan komitmennya untuk membangun profesi penilai publik dengan menerbitkan Peraturan Pemerintah (PP) sebagai turunan dari RUU RKN agar penilai memiliki payung hukum. “Kita perlu bersama menjalankan terbitnya PP penilai, agar para penilai memiliki payung hukum yang kuat,” kata dia.

Sementara itu, ketua umum MAPPI, Muhammad Amin menekankan dua hal yang dianggap urgen yaitu program kerja PP, DPD, DP, DPK, dan IKJPN. Kemudian yang kedua adalah rencana strategis sampai tahun 2024. “Marilah kita berkomitmen melaksanakan program kerja dengan bersungguh-sungguh, dengan tulus demi untuk kemajuan profesi penilai di masa depan guna mendukung pembangunan nasional,” pungkasnya.
(akr)
Dapatkan berita terkini dan kejutan menarik dari SINDOnews.com, Klik Disini untuk mendaftarkan diri anda sekarang juga!
Baca Berita Terkait Lainnya
Copyright ©2024 SINDOnews.com
All Rights Reserved
read/ rendering in 0.1518 seconds (0.1#10.140)