35% Penerima Kartu Prakerja Telah Kembali Bekerja dan Berwirausaha
loading...
A
A
A
JAKARTA - Menteri Koordinator (Menko) Bidang Perekonomian, Airlangga Hartarto merilis hasil evaluasi program Kartu Prakerja 2020. Kartu Prakerja disebut sudah tersalurkan sesuai target kepada 5,5 juta penerima dari 11 gelombang pendaftaran.
Airlangga mengatakan, hasil survei yang dilakukan Manajemen Pelaksana Program (PMO) Kartu Prakerja kepada peserta Prakerja beberapa peserta sudah kembali bekerja.
"Program Kartu prakerja juga mendorong ke pekerjaan dan kewirausahaan, dan hal ini dapat dilihat dari hasil survei evaluasi yang dilakukan oleh PMO kepada jutaan penerima prakerja. Sebanyak 35 persen penerima awalnya menganggur," kata Menko Airlangga, Rabu (24/2/2021).
Dari 35% itu, 17% berubah dari menganggur menjadi wirausaha, dan 18% menjadi pegawai atau buruh lepas atau freelance. Program Kartu Prakerja, selain memberikan keterampilan dan meningkatkan kompetensi, juga terbukti sebagai instrumen perlindungan sosial yang melindungi daya beli penerimanya.
Menko Perekonomian menyebut program Kartu Prakerja terbukti menjangkau seluruh lapisan masyarakat. Antara lain Penerima Kartu Prakerja sebanyak 5% adalah difabel, 9% berpendidikan SD ke bawah, 2% mantan Pekerja Migran Indonesia, 2% berasal dari kab. Tertinggal, 45% perempuan, dan 25% belum terinklusi secara keuangan.
Kemudian, 2% adalah mantan pekerja migran Indonesia, 2% penerima berasal dari kabupaten tertinggal, 45 % adalah perempuan dan 25 % pesertanya belum terinklusi secara keuangan.
Selain itu, Menko Airlangga menegaskan bahwa penerima Kartu Prakerja terdistribusi secara merata dan proporsional di 514 kabupaten dan kota dari 34 provinsi di Indonesia.
"Dengan 3 provinsi terbanyak yaitu Jawa Barat, Jawa Timur, dan DKI serta 3 Provinsi lain sudah bisa menjangkau Papua Barat, Papua, dan Maluku Utara," ujarnya.
Menurut Airlangga ada 3 kunci sukses dari Program Kartu Prakerja ini salah satunya adalah karena dilakukannya inovasi di berbagai lini. Salah satunya adalah program dilakukan secara langsung, tanpa perantara, transparan, akuntabel dengan kecepatan dan skala luas.
"Sejak awal program didesain dengan mindset sebagai produk. Agar diterima, preferensi dan suara konsumen kita dengar dan kanal komunikasi dibuka. Penerima Kartu Prakerja adalah pengambil keputusan, yang bebas memilih pelatihan, platform digital, atau mitra pembayaran, tanpa adanya intervensi," tambahnya.
Lihat Juga: Lewat AZEC, Indonesia akan Percepat Transisi Energi Sekaligus Dorong Pertumbuhan Ekonomi
Airlangga mengatakan, hasil survei yang dilakukan Manajemen Pelaksana Program (PMO) Kartu Prakerja kepada peserta Prakerja beberapa peserta sudah kembali bekerja.
"Program Kartu prakerja juga mendorong ke pekerjaan dan kewirausahaan, dan hal ini dapat dilihat dari hasil survei evaluasi yang dilakukan oleh PMO kepada jutaan penerima prakerja. Sebanyak 35 persen penerima awalnya menganggur," kata Menko Airlangga, Rabu (24/2/2021).
Dari 35% itu, 17% berubah dari menganggur menjadi wirausaha, dan 18% menjadi pegawai atau buruh lepas atau freelance. Program Kartu Prakerja, selain memberikan keterampilan dan meningkatkan kompetensi, juga terbukti sebagai instrumen perlindungan sosial yang melindungi daya beli penerimanya.
Menko Perekonomian menyebut program Kartu Prakerja terbukti menjangkau seluruh lapisan masyarakat. Antara lain Penerima Kartu Prakerja sebanyak 5% adalah difabel, 9% berpendidikan SD ke bawah, 2% mantan Pekerja Migran Indonesia, 2% berasal dari kab. Tertinggal, 45% perempuan, dan 25% belum terinklusi secara keuangan.
Kemudian, 2% adalah mantan pekerja migran Indonesia, 2% penerima berasal dari kabupaten tertinggal, 45 % adalah perempuan dan 25 % pesertanya belum terinklusi secara keuangan.
Selain itu, Menko Airlangga menegaskan bahwa penerima Kartu Prakerja terdistribusi secara merata dan proporsional di 514 kabupaten dan kota dari 34 provinsi di Indonesia.
"Dengan 3 provinsi terbanyak yaitu Jawa Barat, Jawa Timur, dan DKI serta 3 Provinsi lain sudah bisa menjangkau Papua Barat, Papua, dan Maluku Utara," ujarnya.
Menurut Airlangga ada 3 kunci sukses dari Program Kartu Prakerja ini salah satunya adalah karena dilakukannya inovasi di berbagai lini. Salah satunya adalah program dilakukan secara langsung, tanpa perantara, transparan, akuntabel dengan kecepatan dan skala luas.
"Sejak awal program didesain dengan mindset sebagai produk. Agar diterima, preferensi dan suara konsumen kita dengar dan kanal komunikasi dibuka. Penerima Kartu Prakerja adalah pengambil keputusan, yang bebas memilih pelatihan, platform digital, atau mitra pembayaran, tanpa adanya intervensi," tambahnya.
Lihat Juga: Lewat AZEC, Indonesia akan Percepat Transisi Energi Sekaligus Dorong Pertumbuhan Ekonomi
(akr)