LHK & Kemenparekraf Berkolaborasi Kembangkan Wisata Alam Berbasis Konservasi

Rabu, 24 Februari 2021 - 20:56 WIB
loading...
LHK & Kemenparekraf Berkolaborasi Kembangkan Wisata Alam Berbasis Konservasi
Menparekraf Sandiaga Uno bersama Menteri Lingkungan Hidup dan Kehutanan Siti Nurbaya mengadakan rapat terbatas untuk berkolaborasi mengembangkan wisata alam berbasis konservasi. Foto/Dok
A A A
JAKARTA - Menteri Pariwisata dan Ekonomi Kreatif (Menparekraf) Sandiaga Uno bersama Menteri Lingkungan Hidup dan Kehutanan, Siti Nurbaya mengadakan rapat terbatas untuk berkolaborasi mengembangkan wisata alam berbasis konservasi, Rabu (24/2/2021).

"Saya baru saja selesai melakukan rapat terbatas dengan Menteri Lingkungan Hidup dan Kehutanan ibu Siti Nurbaya, kami membahas banyak destinasi wisata alam yang terletak di kawasan konservasi dengan kewenangan pengelolaan ada di KLHK," ujar Sandiaga Uno.



Dari data yang dikemukakan ada 54 taman nasional, 213 cagar alam, 79 suaka margasatwa, dan 126 taman wisata alam terdiri dari 110 taman wisata alam darat, 16 taman taman wisata alam laut, dan 14 taman burung di Indonesia yang hak pengelolaannya ada di KLHK.

"Kita melihat ada 25 kawasan pengembangan eko wisata di destinasi pariwisata prioritas. Kita harapkan dengan rapat kerja ini bisa ada sinergi dan kolaborasi antara Kemenparekraf dan KLHK terutama dalam pengelolaan sampah plastik di destinasi wisata bahari dan perhutanan sosial," tambah Sandiaga Uno.

Menparekraf menekankan sektor pariwisata ini harus bisa bersinergi, karena kekhawatirannya adalah jangan sampai pariwisata memicu limbah terutama limbah plastik. Untuk itu Kemenparekraf mendorong penerapan pembangunan pariwisata berkelanjutan dan berkualitas sesuai dengan prinsip-prinsip sustainable tourism.

"Kita ingin pariwisata berbasis konservasi semakin dilestarikan dan mensejahterakan. Ibu KLHK menyatakan bahwa tujuan pariwisata berkelanjutan dan berkualitas ini merupakan satu kesamaan pola pandang," ungkap Sandiaga Uno.



Sebagai contoh di Labuan Bajo ada tiga wisata yang di coba disusun. Misalnya Pulau Komodo sebagai atraksi alam yang sangat eksklusif dan terbatas. Pulau Rinca sesuai pemikiran Gubernur NTT digunakan untuk display satwa yang tidak menganggu ekosistem. Serta ada Pulau Padar untuk selfie dan wisata lainnya.

"Dari Labuan Bajo ini ada PR yang disampaikan ibu Menteri KLHK sampaikan kepada saya, bagaimana kita bisa memberikan standar NPSK (Norma, Standar, Prosedur, dan Kriteria) agar wisata yang tertata seperti itu bisa di susun standarisasinya," kata Sandiaga Uno.

"Kita ada keinginan betul langkah kongkrit agar ekosistem ini tidak terganggu. Harapan kami daya tarik wisata alam yang kebanyakan ada di kawasan konservasi misalnya di 5 destinasi wisata super prioritas. Misalnya di Danau Toba ada Taman Nasional Gunung Leuser dan Taman Nasional Batang Gadis. Di Borobudur ada Taman Nasional Gunung Merapi dan Taman Nasional Gunung Merbabu. Di Lombok Mandalika ada Taman Nasional Gunung Rinjani, Taman Nasional Gunung Tambora, Taman Wisata Alam Gunung Tunak. Di Likupang ada Taman Nasional Bunaken. Di Labuan Bajo ada Taman Nasional Komodo dan Taman Nasional Kelimutu," ungkap Sandiaga Uno.

Menurut Sandiaga Uno, jumlah kunjungan ke daerah wisata alam ini bisa jutaan, dara terakhir sebelum Covid-19 bisa mencapai 10 juta pengunjung.

"Kita ingin agar pola perjalanan dari ekspedisi wisata berbasis konservasi ini bisa mampu meningkatkan kemapuan inovasi dan adaptasi. Terutama ini ada peta perjalanan Three Link Volcano in Tropical Archipelago, dari Jakarta ke Bandung, dari Bandung ke Gunung Merapi dan Gunung Semeru, Gunung Kelud, Gunung Batur, Gunung Agung, Gunung Ijen, Gunung Tambora, dan Gunung Rinjani. Ini yang menurut saya sangat potensi untuk dikembangkan," ungkap Sandiaga Uno.

"Kami merekomendasikan model manajemen kolaborasi dalam pengelolaan agar melibatkan kedua belah pihak dan status kawasan konservasi taman nasional atau TWA menjadi daya tarik wisata dan destinasi pariwisata nasional terutama terkait aspek visitor management, dan carrying capacity dalam bingkai kualitas dan pariwisata berkelanjutan," tutur Sandiaga Uno.

"Juga penerapan asesmen, monitoring, observasi, sertifikasi, modeling, dan prototipe dari Pariwisata yang berkelanjutan. Kami sepakat membentuk tim kecil, yang menjadi PIC pak Frans Teguh, semoga membawa langkah dan hasil yang kongkrit untuk pariwisata berbasis konservasi dan tentunya harus berkualitas dan berkelanjutan," tutup Sandiaga Uno.
(akr)
Baca Berita Terkait Lainnya
Copyright ©2024 SINDOnews.com
All Rights Reserved
read/ rendering in 0.1736 seconds (0.1#10.140)