Setop Kebiasaan RI Impor Aspal, Bahlil Gali Potensi Sulawesi Tenggara
loading...
A
A
A
JAKARTA - Kepala Badan Koordinasi Penanaman Modal (BKPM) Bahlil Lahadalia menjelaskan, bahwa total impor aspal Indonesia per tahun sekitar Rp50 Triliun. Jika produksi dalam negeri bisa mengurangi 50% aspal impor aspal, maka dapat menghemat devisa sekitar Rp20 Triliun.
“Hal ini sejalan dengan program Presiden RI yaitu mengoptimalisasikan sumber daya alam yang ada Indonesia, terutama aspal Buton. Ini adalah potensi Sulawesi Tenggara yang luar biasa sekali, di luar nikel. Saya sendiri juga kaget,” ujar Kepala BKPM dalam siaran pers yang diterima di Jakarta, Senin (1/3/2021)
Dalam kunjungan ini, Kepala BKPM menyerahkan secara langsung surat keputusan pemberian fasilitas insentif investasi dalam bentuk tax holiday kepada PT KPA. Di samping itu, Kepala BKPM juga memastikan bahwa proyek ini sudah melibatkan pengusaha daerah dalam pembangunannya.
Hal ini sesuai semangat yang selalu digelorakan oleh Kepala BKPM, di mana investasi yang masuk ke suatu daerah harus dapat bekerja sama dengan pengusaha nasional di daerah dan Usaha Menengah, Kecil dan Mikro (UMKM).
“Saya berharap dengan diberikannya fasilitas tax holiday dan perizinan yang lain, perusahaan mampu meningkatkan produksinya dan melibatkan pengusaha daerah. Inilah yang namanya kolaborasi,” ungkap Bahlil.
Dalam kesempatan yang sama, Gubernur Sulawesi Tenggara Ali Mazi mengungkapkan apresiasinya atas perhatian Kepala BKPM.
“Saya memberikan apresiasi kepada Kepala BKPM yang datang untuk memastikan dan melihat langsung, perusahaan aspal ini yang didirikan di tengah hutan. Mudah-mudahan ini berdaya guna potensi, sumber daya luar biasa yang dikelola secara profesional,” kata Ali Mazi.
Dalam catatan BKPM, realisasi investasi Kabupaten Buton tahun 2020 terdapat total 16 proyek, yang terdiri dari 5 proyek PMA dan 11 proyek dari PMDN. Nilai investasi keseluruhan proyek ini adalah sebesar Rp2,8 triliun.
"Kami berkomitmen akan mengamankan dan mempermudah investasi yang masuk ke Buton. Tidak hanya aspal, kami juga ada nikel, mangan dan Buton Industrial Park. Semoga masyarakat Buton dapat menikmati hasil investasi dan industri yang menyesuaikan tuntutan Indonesia pada masa yang akan datang," jelas Bupati Buton La Bakry.
Buton telah sejak lama diketahui potensi sumber daya alamnya, khususnya aspal. Namun pengelolaannya belum berjalan dengan optimal.
PT KPA menggunakan teknologi pemurnian aspal dengan kapasitas produksi 100.000 ton per tahun. Perusahaan menggunakan bahan baku aspal Buton yang disebut “asbuton” dengan kadar bitumen 20-30%. Nilai investasi pada tahap I mencapai sebesar Rp358 miliar.
"Ini adalah definisi terbaik dari dukungan dan kerja sama pemerintah dan swasta. BKPM tidak hanya melihat investasi dari luar (PMA), tetapi juga dari dalam (PMDN)," ucap Direktur Utama PT KPA, Irwan Hermanto.
Realisasi investasi di Sulawesi Tenggara sepanjang tahun 2020 mencapai Rp21,13 triliun yang didominasi oleh PMA. Dari hasil investasi ini, telah menyerap tenaga kerja sekitar 6.183 orang.
Berdasarkan sektor investasi, bidang usaha yang paling diminati di Sulawesi Tenggara adalah Industri Logam Dasar, Barang Logam, Bukan Mesin dan Peralatannya lalu diposisi kedua adalah Transportasi, Gudang dan Telekomunikasi dan posisi ketiga adalah Tanaman Pangan, Perkebunan, dan Peternakan.
“Hal ini sejalan dengan program Presiden RI yaitu mengoptimalisasikan sumber daya alam yang ada Indonesia, terutama aspal Buton. Ini adalah potensi Sulawesi Tenggara yang luar biasa sekali, di luar nikel. Saya sendiri juga kaget,” ujar Kepala BKPM dalam siaran pers yang diterima di Jakarta, Senin (1/3/2021)
Dalam kunjungan ini, Kepala BKPM menyerahkan secara langsung surat keputusan pemberian fasilitas insentif investasi dalam bentuk tax holiday kepada PT KPA. Di samping itu, Kepala BKPM juga memastikan bahwa proyek ini sudah melibatkan pengusaha daerah dalam pembangunannya.
Hal ini sesuai semangat yang selalu digelorakan oleh Kepala BKPM, di mana investasi yang masuk ke suatu daerah harus dapat bekerja sama dengan pengusaha nasional di daerah dan Usaha Menengah, Kecil dan Mikro (UMKM).
“Saya berharap dengan diberikannya fasilitas tax holiday dan perizinan yang lain, perusahaan mampu meningkatkan produksinya dan melibatkan pengusaha daerah. Inilah yang namanya kolaborasi,” ungkap Bahlil.
Dalam kesempatan yang sama, Gubernur Sulawesi Tenggara Ali Mazi mengungkapkan apresiasinya atas perhatian Kepala BKPM.
“Saya memberikan apresiasi kepada Kepala BKPM yang datang untuk memastikan dan melihat langsung, perusahaan aspal ini yang didirikan di tengah hutan. Mudah-mudahan ini berdaya guna potensi, sumber daya luar biasa yang dikelola secara profesional,” kata Ali Mazi.
Dalam catatan BKPM, realisasi investasi Kabupaten Buton tahun 2020 terdapat total 16 proyek, yang terdiri dari 5 proyek PMA dan 11 proyek dari PMDN. Nilai investasi keseluruhan proyek ini adalah sebesar Rp2,8 triliun.
"Kami berkomitmen akan mengamankan dan mempermudah investasi yang masuk ke Buton. Tidak hanya aspal, kami juga ada nikel, mangan dan Buton Industrial Park. Semoga masyarakat Buton dapat menikmati hasil investasi dan industri yang menyesuaikan tuntutan Indonesia pada masa yang akan datang," jelas Bupati Buton La Bakry.
Buton telah sejak lama diketahui potensi sumber daya alamnya, khususnya aspal. Namun pengelolaannya belum berjalan dengan optimal.
PT KPA menggunakan teknologi pemurnian aspal dengan kapasitas produksi 100.000 ton per tahun. Perusahaan menggunakan bahan baku aspal Buton yang disebut “asbuton” dengan kadar bitumen 20-30%. Nilai investasi pada tahap I mencapai sebesar Rp358 miliar.
"Ini adalah definisi terbaik dari dukungan dan kerja sama pemerintah dan swasta. BKPM tidak hanya melihat investasi dari luar (PMA), tetapi juga dari dalam (PMDN)," ucap Direktur Utama PT KPA, Irwan Hermanto.
Realisasi investasi di Sulawesi Tenggara sepanjang tahun 2020 mencapai Rp21,13 triliun yang didominasi oleh PMA. Dari hasil investasi ini, telah menyerap tenaga kerja sekitar 6.183 orang.
Berdasarkan sektor investasi, bidang usaha yang paling diminati di Sulawesi Tenggara adalah Industri Logam Dasar, Barang Logam, Bukan Mesin dan Peralatannya lalu diposisi kedua adalah Transportasi, Gudang dan Telekomunikasi dan posisi ketiga adalah Tanaman Pangan, Perkebunan, dan Peternakan.
(akr)