Stimulus AS Makin Dekat Dorong Penguatan Rupiah
loading...
A
A
A
JAKARTA - Nilai tukar rupiah berpotensi menguat terhadap dolar AS hari ini dengan terkoreksinya tingkat imbal hasil obligasi pemerintah AS tenor jangka panjang pagi ini.
Pengamat Pasar Keuangan Ariston Tjendra mengatakan Yield obligasi pemerintah AS tenor 10 tahun melemah ke kisaran 1,39%, setelah sebelumnya sempat menyentuh kisaran 1.56%.
"Penguatan rupiah juga bisa didukung oleh pengesahan DPR AS terhadap proposal stimulus AS sebesar Rp1,9 triliun di akhir pekan lalu. Pengesahan ini berarti semakin dekat perilisan stimulus yang ditunggu-tunggu oleh pelaku pasar," kata Ariston di Jakarta, Senin (1/3/2021).
Langkah selanjutnya adalah voting proposal di Senat AS. Kemungkinan besar Senat akan mengesahkan proposal karena mayoritas kursi dikuasai oleh Partai Pemerintah, Partai Demokrat. Stimulus ditargetkan keluar di pertengahan Maret ini.
"Dolar AS berpotensi melemah dengan perilisan stimulus ini. Stimulus ini juga bisa meningkatkan minat pasar terhadap aset berisiko. Potensi kisaran USDIDR 14180-14270," tandasnya.
Pengamat Pasar Keuangan Ariston Tjendra mengatakan Yield obligasi pemerintah AS tenor 10 tahun melemah ke kisaran 1,39%, setelah sebelumnya sempat menyentuh kisaran 1.56%.
"Penguatan rupiah juga bisa didukung oleh pengesahan DPR AS terhadap proposal stimulus AS sebesar Rp1,9 triliun di akhir pekan lalu. Pengesahan ini berarti semakin dekat perilisan stimulus yang ditunggu-tunggu oleh pelaku pasar," kata Ariston di Jakarta, Senin (1/3/2021).
Langkah selanjutnya adalah voting proposal di Senat AS. Kemungkinan besar Senat akan mengesahkan proposal karena mayoritas kursi dikuasai oleh Partai Pemerintah, Partai Demokrat. Stimulus ditargetkan keluar di pertengahan Maret ini.
Baca Juga
"Dolar AS berpotensi melemah dengan perilisan stimulus ini. Stimulus ini juga bisa meningkatkan minat pasar terhadap aset berisiko. Potensi kisaran USDIDR 14180-14270," tandasnya.
(nng)