Wuih Jos! Pabrik Honda Bakal Pindah dari India ke RI
loading...
Ilustrasi. FOTO/SINDOnews
A
A
A
JAKARTA - Pemerintah Indonesia terus berupaya menarik investor Jepang untuk berinvestasi ke Indonesia. Menteri Perindustrian Agus Gumiwang mengatakan ada rencana Honda akan membangun pabriknya di Indonesia. Adapun, pabrik honda yang ada di India bakal direlokasi ke Indonesia.
"Nanti ada fasilitas ke India akan dipindah ke Indonesia. Jadi memang ada honda berkomitmen membangun model baru berbasis elektrik," ujar Agus dalam video virtual, Kamis (11/3/2021).
Lanjutnya, pemerintah terus berupaya mendorong realisasi komitmen investasi pada sektor manufaktur nasional. Adapun, dalam rencana investasi ke Jepang ini bisa menyerap 12 ribu tenaga kerja. "Realokasi asing itu cukup besar dan bersamaan bangun tiga pabbrik itu bisa menyerap 12 ribu tenaga kerja," katanya.
Dia pun mendorong para investor Jepang untuk melakukan pengembangan kendaraan listrik atau electrified vehicles (EV). Selain itu, juga berupaya memperluas pasar ekspor produk otomotif Indonesia, khususnya untuk tujuan ke Australia. "Kita juga akan menjelaskan UU Cipta Kerja pada pelaku industri, counterpart, dan menteri METI," jelasnya.
"Nanti ada fasilitas ke India akan dipindah ke Indonesia. Jadi memang ada honda berkomitmen membangun model baru berbasis elektrik," ujar Agus dalam video virtual, Kamis (11/3/2021).
Lanjutnya, pemerintah terus berupaya mendorong realisasi komitmen investasi pada sektor manufaktur nasional. Adapun, dalam rencana investasi ke Jepang ini bisa menyerap 12 ribu tenaga kerja. "Realokasi asing itu cukup besar dan bersamaan bangun tiga pabbrik itu bisa menyerap 12 ribu tenaga kerja," katanya.
Baca Juga :
Honda: Jazz Tidak Disuntik Mati, Cuma Bius Total
Dia pun mendorong para investor Jepang untuk melakukan pengembangan kendaraan listrik atau electrified vehicles (EV). Selain itu, juga berupaya memperluas pasar ekspor produk otomotif Indonesia, khususnya untuk tujuan ke Australia. "Kita juga akan menjelaskan UU Cipta Kerja pada pelaku industri, counterpart, dan menteri METI," jelasnya.
(nng)
Lihat Juga :
