Gara-Gara Harus Tambah Modal, Bank Gurem Jangan Kalap dengan Investor

Jum'at, 12 Maret 2021 - 13:49 WIB
loading...
Gara-Gara Harus Tambah Modal, Bank Gurem Jangan Kalap dengan Investor
Foto/Ilustrasi/SINDOnews
A A A
JAKARTA - Aksi korporasi di industri perbankan masih akan marak terjadi. Pasalnya, bank kecil didesak untuk menambah kapasitas permodalan agar kuat sehingga harus agresif mendapat suntikan dana dari investor .

Otoritas Jasa Keuangan (OJK) sudah menerbitkan Peraturan OJK No. 12/POJK.03/2020 tanggal 16 Maret 2020 tentang Konsolidasi Bank Umum. Aturan itu mendorong bank mengikuti dan menyesuaikan perkembangan ekosistem perbankan Indonesia yang saat ini telah bergerak cepat dan dinamis didukung kemajuan teknologi yang terus berkembang. ( Baca juga:Resmi! Batas Modal Disetor untuk Bursa Efek Naik Tinggi )

Bank harus secepatnya menambahkan modal inti minimum karena bank umum minimal harus memiliki modal sebesar Rp2 triliun pada 2021 dan minimal Rp3 triliun tahun 2022.

Analis Senior CSA Research Institute Reza Priyambada menilai, aksi korporasi bank mencari investor harus dipelajari Investor terlebih dahulu. Investor yang masuk harus dicermati bukan yang sekedar menambah portofolio saja, tapi yang betul-betul memberikan nilai tambah.

"Investor yang masuk harus melakukan knowledge transfer. Ini yang harus dipelajari investor. Perhatikan rekam jejak dan tujuannya. Apa mereka sekedar menambah portofolio investasi saja atau menambah manfaat," ujar Reza saat dihubungi MNC Portal Indonesia di Jakarta (12/3/2021).

Selain itu, dia juga mengingatkan agar masyarakat tidak menilai berlebihan tren bank digital. Menurutnya tidak akan terlalu banyak perbedaan ke depan. Arahnya akan tetap sama dan tidak mungkin berubah signifikan. Terbukti bank sudah masuk digitalisasi dalam transaksi saat ini.

"Digital nantinya akan jadi hal umum saja," katanya. ( Baca juga:Tak Jera Parkir Liar di Kolong Tol Becakayu, Petugas Gabungan Angkut Tujuh Mobil Pribadi )

Dia juga menambahkan perkembangan bank masih akan sama seperti sekarang, khususnya akan ada kompetisinya juga. Ini karena semua bank akan melakukan transformasi digital dan ini akan membuat terbuka persaingannya.

"Kemampuan penyaluran kredit dan jumlah nasabah tetap jadi kunci mencari pendapatan bank. Sama saja. Tidak mungkin dengan cara yang lain," katanya.
(uka)
Baca Berita Terkait Lainnya
Copyright ©2024 SINDOnews.com
All Rights Reserved
read/ rendering in 0.1243 seconds (0.1#10.140)