Erick Thohir Pangkas Belanja Operasional BUMN
loading...
A
A
A
JAKARTA - Kementerian Badan Usaha Milik Negara (BUMN) terus menjaga kondisi keuangan perusahaan pelat merah. Menteri BUMN Erick Thohir memotong belanja modal dan belanja operasional beberapa BUMN yang sebagian dananya digunakan untuk cadangan dana di kemudian hari.
Dia meminta sejumlah BUMN mengurangi belanja modal atau capital expenditure (capex) agar pengeluaran perseroan lebih efisien. Salah satunya adalah capex PT PLN (Persero) yang dipangkas cukup dalam.
"Kurangi capex yang tidak perlu. Seperti kemarin PLN kita cut hampir Rp39 triliun atau hal lain yang kita lakukan di perusahaan BUMN," ujar Erick di Jakarta, Rabu (20/5/2020). (Baca Juga : Erick Thohir Pastikan Diskon Listrik Diperpanjang )
Dia mengucapkan terima kasih pada Menteri Keuangan Sri Mulyani Indrawati. Pasalnya, berkat Kementerian Keuangan (Kemenkeu) beberapa utang dari sejumlah BUMN bisa dibayar. "Maka itu terima kasih atas dukungan Kemenkeu, banyak perusahaan BUMN utangnya dibayar karena utang ini sudah 3-4 tahun terjadi," katanya.
Dia menuturkan, saat ini beberapa BUMN terpaksa melakukan restrukturisasi utang akibat bisnisnya terdampak virus corona. "Contohnya global bond Inalum sebagian besar kita gunakan untuk recycle bond sebelumnya yang bunganya lebih tinggi. Ini kita lakukan terus, selain memperpanjang kita juga cari bunga-bunga lebih murah dan ini kesempatan, kita sudah melakukan hampir USD3,5 miliar," pungkasnya.
Dia meminta sejumlah BUMN mengurangi belanja modal atau capital expenditure (capex) agar pengeluaran perseroan lebih efisien. Salah satunya adalah capex PT PLN (Persero) yang dipangkas cukup dalam.
"Kurangi capex yang tidak perlu. Seperti kemarin PLN kita cut hampir Rp39 triliun atau hal lain yang kita lakukan di perusahaan BUMN," ujar Erick di Jakarta, Rabu (20/5/2020). (Baca Juga : Erick Thohir Pastikan Diskon Listrik Diperpanjang )
Dia mengucapkan terima kasih pada Menteri Keuangan Sri Mulyani Indrawati. Pasalnya, berkat Kementerian Keuangan (Kemenkeu) beberapa utang dari sejumlah BUMN bisa dibayar. "Maka itu terima kasih atas dukungan Kemenkeu, banyak perusahaan BUMN utangnya dibayar karena utang ini sudah 3-4 tahun terjadi," katanya.
Dia menuturkan, saat ini beberapa BUMN terpaksa melakukan restrukturisasi utang akibat bisnisnya terdampak virus corona. "Contohnya global bond Inalum sebagian besar kita gunakan untuk recycle bond sebelumnya yang bunganya lebih tinggi. Ini kita lakukan terus, selain memperpanjang kita juga cari bunga-bunga lebih murah dan ini kesempatan, kita sudah melakukan hampir USD3,5 miliar," pungkasnya.
(ind)