Mudik Dilarang, Minat Masyarakat Kirim Barang Diprediksi Meningkat
loading...
A
A
A
JAKARTA - Pemerintah memutuskan untuk melarang masyarakat pergi mudik pada lebaran tahun ini. Keputusan ini diikuti oleh kebijakan larangan moda transportasi termasuk udara untuk beroperasi pada periode 6-17 Mei 2021.
Ada beberapa pengecualian maskapai yang boleh terbang pada periode 6-17 Mei tersebut. Salah satunya adalah maskapai yang membawa barang atau angkutan logisitik.
Direktur Utama Garuda Indonesia Irfan Setiaputra mengatakan, layanan penerbangan logisitik atau angkutan kargo akan dioptimalkan pada masa larangan mudik tersebut. Langkah ini sebagai upaya untuk mendukung pemenuhan kebutuhan distribusi logisitik pada libur mudik lebaran.
“Selain itu, Garuda Indonesia juga berkomitmen untuk terus hadir mendukung pemenuhan kebutuhan distribusi logistik,” ujarnya kepada MNC Portal Indonesia, Selasa (13/4/2021).
Irfan menambahkan, distribusi logistik diperkirakan akan mengalami peningkatan jelang perayaan hari raya Idul Fitri. Karena tidak ada larangan mudik, minat masyarakat untuk mengirimkan barang sebagai sarana silaturahmi akan meningkat.
“Kami proyeksikan akan meningkat secara signifikan jelang perayaan Idul Fitri mendatang, di mana preferensi kebutuhan masyarakat dalam mengirimkan barang sebagai sarana silaturahmi akan semakin meningkat,” jelasnya.
Untuk layanan pengiriman logisitik ini, ada dua cara yang bakal dilakukan. Pertama adalah mengoptimalkan layanan kirim aja dan lewat penerbangan kargo. “Salah satunya akan kami optimalisasikan melalui layanan Kirim Aja dan penerbangan kargo,” kata Irfan.
Sebelumnya, Garuda Indonesia saat ini juga tengah mempersiapkan langkah antisipatif terkait kebijakan operasional layanan penerbangan. Langkah ini dilakukan untuk mendukung pelaksanaan kebijakan pengendalian transportasi mudik lebaran ini.
Seperti misalnya penyesuaian frekuensi dan jadwal penerbangan sesuai kebutuhan, penyesuaian kebijakan operasional pada lini layanan pre-flight, in-flight dan post-flight sebelum, selama, dan setelah periode larangan mudik.
Kemudian optimalisasi layanan penerbangan kargo untuk mendukung distribusi logistik, dan berbagai kebijakan antisipatif pada ranah operasional lainnya. “Untuk memastikan berbagai langkah penyesuaian tersebut berjalan optimal, Garuda Indonesia terus melakukan koordinasi intensif dengan stakeholders layanan kebandarudaraan lainnya. Kami akan terus memonitor trafik penumpang jelang pemberlakuan kebijakan pengendalian transportasi ini, guna memastikan operasional layanan penerbangan dapat tetap berlangsung lancar,” kata Irfan.
Ada beberapa pengecualian maskapai yang boleh terbang pada periode 6-17 Mei tersebut. Salah satunya adalah maskapai yang membawa barang atau angkutan logisitik.
Direktur Utama Garuda Indonesia Irfan Setiaputra mengatakan, layanan penerbangan logisitik atau angkutan kargo akan dioptimalkan pada masa larangan mudik tersebut. Langkah ini sebagai upaya untuk mendukung pemenuhan kebutuhan distribusi logisitik pada libur mudik lebaran.
“Selain itu, Garuda Indonesia juga berkomitmen untuk terus hadir mendukung pemenuhan kebutuhan distribusi logistik,” ujarnya kepada MNC Portal Indonesia, Selasa (13/4/2021).
Irfan menambahkan, distribusi logistik diperkirakan akan mengalami peningkatan jelang perayaan hari raya Idul Fitri. Karena tidak ada larangan mudik, minat masyarakat untuk mengirimkan barang sebagai sarana silaturahmi akan meningkat.
“Kami proyeksikan akan meningkat secara signifikan jelang perayaan Idul Fitri mendatang, di mana preferensi kebutuhan masyarakat dalam mengirimkan barang sebagai sarana silaturahmi akan semakin meningkat,” jelasnya.
Untuk layanan pengiriman logisitik ini, ada dua cara yang bakal dilakukan. Pertama adalah mengoptimalkan layanan kirim aja dan lewat penerbangan kargo. “Salah satunya akan kami optimalisasikan melalui layanan Kirim Aja dan penerbangan kargo,” kata Irfan.
Sebelumnya, Garuda Indonesia saat ini juga tengah mempersiapkan langkah antisipatif terkait kebijakan operasional layanan penerbangan. Langkah ini dilakukan untuk mendukung pelaksanaan kebijakan pengendalian transportasi mudik lebaran ini.
Seperti misalnya penyesuaian frekuensi dan jadwal penerbangan sesuai kebutuhan, penyesuaian kebijakan operasional pada lini layanan pre-flight, in-flight dan post-flight sebelum, selama, dan setelah periode larangan mudik.
Kemudian optimalisasi layanan penerbangan kargo untuk mendukung distribusi logistik, dan berbagai kebijakan antisipatif pada ranah operasional lainnya. “Untuk memastikan berbagai langkah penyesuaian tersebut berjalan optimal, Garuda Indonesia terus melakukan koordinasi intensif dengan stakeholders layanan kebandarudaraan lainnya. Kami akan terus memonitor trafik penumpang jelang pemberlakuan kebijakan pengendalian transportasi ini, guna memastikan operasional layanan penerbangan dapat tetap berlangsung lancar,” kata Irfan.
(ind)